Tiongkok Minta RI Tak Berlebihan Hadapi Wabah Virus Corona

"Larangan terbang bisa membahayakan ekonomi Indonesia"

Jakarta, IDN Times - Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia Xiao Qian punya satu pesan bagi Pemerintah RI dalam menghadapi wabah virus corona yakni jangan terlalu berlebihan menanggapinya. Hal itu disampaikan Xiao ketika memberikan keterangan pers di kediaman dinasnya di area Mega Kuningan, Jakarta Selatan pada Selasa (4/2). 

Pesan itu disampaikan oleh Xiao merespons kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Indonesia untuk mencegah meluasnya virus yang kini telah menewaskan lebih dari 300 orang tersebut. Ada tiga kebijakan Pemerintah Indonesia yang tidak disambut secara positif oleh Tiongkok; pertama, penutupan sementara rute penerbangan dari dan menuju ke Tiongkok; kedua, penghentian sementara pemberian fasilitas bebas visa dan visa kedatangan bagi pendatang dari Negeri Tirai Bambu dan ketiga, menghentikan impor produk dari Tiongkok. Khusus, untuk poin ketiga, RI juga menghentikan sementara waktu ekspor komoditas ke Negeri Panda itu. 

Dubes Xiao mewanti-wanti akan ada konsekuensi ekonomi bagi Indonesia dengan memberlakukan kebijakan tersebut. 

"Dalam situasi semacam ini, kita semua harus tenang. Jangan bersikap berlebihan dan dapat menyebabkan dampak negatif terhadap perekonomian dan investasi," ungkapnya pada Selasa kemarin.

Bahkan, ia juga mengingatkan pembatasan akses lalu lintas orang dan produk dari Tiongkok bisa berdampak ke hubungan bilateral. 

"Padahal, Indonesia dan Tiongkok adalah negara tetangga dan sahabat baik," katanya lagi seperti dikutip kantor berita Antara

Lalu, mengapa Tiongkok sudah bisa memprediksi kebijakan pembatasan itu bisa turut mempengaruhi perekonomian Indonesia?

1. Tiongkok menyebut langkah Pemerintah RI bertentangan dengan ketentuan WHO

Tiongkok Minta RI Tak Berlebihan Hadapi Wabah Virus Corona(Dubes Tiongkok untuk Indonesia Xiao Qian ketika menyerahkan credential letter) www.idchineseembassy.org

Dalam pemberian keterangan pers pada Selasa kemarin, Dubes Xiao mengaku bisa paham terhadap reaksi beberapa negara dalam menghadapi wabah virus corona. Bagi Pemerintah Indonesia, tindakan menutup sementara penerbangan dari dan menuju ke Tiongkok merupakan kebijakan yang rasional. Sedangkan, menurut Xiao, hal itu bertentangan dengan rekomendasi badan kesehatan dunia PBB, WHO. 

"Kami berharap Indonesia dapat bersikap rasional dan tidak menghadapi dampak negatif (dari kebijakan) itu. Organisasi kesehatan dunia (WHO) sudah menyatakan mereka tidak setuju terhadap tindakan pembatasan perdagangan ke Tiongkok," kata Dubes Xiao. 

Pernyataan Xiao didasarkan pada data di mana Tiongkok adalah sumber investasi terbesar bagi Indonesia. Belum lagi sebanyak hampir dua juta warga Tiongkok setiap tahunnya bepergian ke kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. 

Namun, langkah untuk membatasi pergerakan warga Tiongkok tidak hanya ditempuh oleh Indonesia. Beberapa negara lain seperti Amerika Serikat dan Singapura pun juga membatasi pergerakan warga Tiongkok. Mereka juga meniadakan sementara waktu penerbangan menuju dan dari Negeri Tirai Bambu. 

Baca Juga: Ratusan Warga Tinggalkan Natuna karena Takut Tertular Virus Corona

2. Dubes Tiongkok menyebut belum ada bukti virus corona bisa menyebar melalui barang-barang impor

Tiongkok Minta RI Tak Berlebihan Hadapi Wabah Virus Corona(ANTARA FOTO/cnsphoto via REUTERS)

Dubes Xiao juga menyebut prihatin dengan rencana Indonesia yang hendak menyetop untuk mengimpor produk asal Tiongkok. Saat ini, kata dia, belum ada bukti yang mendukung virus corona menyebar melalui barang-barang impor. 

"Tindakan itu (penghentian impor) akan merugikan hubungan dagang antara kedua negara dan juga akan memberikan dampak negatif kepada hubungan kedua negara," ungkap Xiao seperti dikutip dari kantor berita Antara edisi Selasa kemarin. 

Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto mengatakan ada beberapa produk yang banyak diimpor dari Tiongkok, antara lain bawang putih, bawang putih dan buah-buahan. 

"Yang paling besar memang bawang putih, bawang bombai, dan buah-buahan seperti pear, apel, jeruk, tetapi jumlahnya tidak banyak," ungkap Prihasto di Kementan. 

Ia mengatakan penghentian impor terhadap produk Tiongkok hanya berlaku sementara. Namun, Kementan, kata Prihasto, tidak hanya mewaspadai produk hortikultura asal Tiongkok, melainkan juga negara-negara lain yang sudah terjangkit virus corona seperti Filipina, Singapura, hingga AS. 

3. Presiden Jokowi meminta dihitung kembali dampak dari penghentian sementara impor produk Tiongkok

Tiongkok Minta RI Tak Berlebihan Hadapi Wabah Virus Corona(IDN Times/Aldza Fatimah)

Sementara, dalam ratas pada Selasa kemarin di Istana Bogor, Presiden Joko "Jokowi" Widodo telah meminta kepada menteri di bidang ekonomi dan pariwisata untuk menghitung lagi berapa besar dampak dari kebijakan menghentikan penerbangan dan impor produk dari Tiongkok, ke perekonomian di Tanah Air. Dengan membatasi impor produk pangan Tiongkok artinya memaksa RI mencari negara lain yang bisa memasok kebutuhan itu atau meminta kebutuhan tersebut dipenuhi dengan stok dari dalam negeri. 

Kebijakan itu pun juga diprediksi berdampak terhadap penurunan ekspor produk Tanah Air ke Tiongkok. Jokowi mengingatkan Tiongkok merupakan tujuan ekspor pertama Indonesia. Mereka memiliki pangsa pasar sebesar 16,6 persen.

"Karena itu betul-betul harus diantisipasi dampak dari virus corona dengan perlambatan ekonomi di RRT terhadap produk ekspor kita," ungkap Jokowi. 

Sedangkan, penurunan jumlah turis ke dua destinasi utama yakni Sulawesi Utara dan Tiongkok, harus dicarikan alternatifnya. 

"Dalam jangka pendek juga saya minta dimanfaatkan peluang untuk menyasar ceruk pasar wisman (wisata mancanegara) yang sedang cari alternatif untuk destinasi wisata karena batal berkunjung ke RRT," tuturnya lagi. 

Baca Juga: RI Setop Impor Produk dari Tiongkok, Jokowi: Cek Dampaknya ke Ekonomi

Topik:

  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya