Selandia Baru Berhasil Kalahkan COVID-19 Dua Kali, Apa Rahasianya?

Sudah tak ada lagi transmisi virus selama 102 hari sejak Mei

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Jacinda Ardern kembali mengumumkan kemenangan Selandia Baru dalam melawan virus corona. Dalam pidato yang ia sampaikan pada Senin (5/10/2020), Ardern mengatakan negaranya sudah berhasil mengendalikan gelombang kedua pandemik COVID-19.

Kantor berita Prancis, AFP, melaporkan hal itu ditandai dengan tidak ada lagi transmisi lokal virus Sars-CoV-2 dalam 102 hari, terhitung sejak Mei lalu. Fakta tersebut yang menjadi dasar bagi Pemerintah Selandia Baru melonggarkan pembatasan pergerakan manusia di Kota Auckland. 

Berdasarkan yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan Selandia Baru, sudah tidak ditemukan lagi kasus COVID-19 di Kota Auckland selama 12 hari terakhir. Ardern pun mengucapkan selamat kepada warganya karena berhasil bertahan dalam kondisi lockdown selama hampir tiga minggu. 

"Ini semua terasa begitu lama dan berkepanjangan. Rasanya seperti tahun-tahun yang begitu panjang," kata Ardern dalam pidatonya hari ini. 

"Tetapi, meski begitu, warga Auckland dan Selandia Baru tetap mengikuti kebijakan itu yang kini sudah terbukti efektif dua kali dan kami berhasil mengalahkan virus itu," tutur perempuan yang kembali maju dalam Pemilu 17 Oktober mendatang. 

Berdasarkan data yang dikutip dari laman World O Meter, per (5/10/2020), Selandia Baru hanya mencatatkan 25 kematian. Sementara, kasus aktif hanya tersisa 40. 

Apa rahasia yang diterapkan oleh Selandia Baru sehingga bisa dua kali mengalahkan virus corona?

1. Warga Selandia Baru paham bagaimana virus menyebar dan mengikuti anjuran pemerintah

Selandia Baru Berhasil Kalahkan COVID-19 Dua Kali, Apa Rahasianya?Ilustrasi gedung parlemen Selandia Baru (newzealandnow.govt.nz)

Selandia Baru kali pertama mengumumkan kemenangannya melawan COVID-19 pada 8 Juni 2020 lalu. Kemenangan itu ditandai dengan tidak adanya kasus baru COVID-19 dalam 17 hari terakhir. Pasien yang tertular corona pun semuanya sudah berhasil pulih dan dipulangkan dari rumah sakit. 

Namun, pada Agustus lalu, ditemukan kembali wabah di kota terbesar di Selandia Baru, Auckland. Alhasil, otoritas setempat kembali memberlakukan kebijakan lockdown di sana selama tiga pekan. 

Tetapi, bukan itu saja senjata rahasia Selandia Baru dalam mengalahkan COVID-19. Harian Inggris, The Guardian, 23 Juli 2020 lalu mengutip hasil penelitian di Universitas Massey, Selandia Baru yang dilakukan terhadap lebih dari 1.000 orang usai dilakukan lockdown gelombang pertama. 

Menurut seorang penjaga senior di fakultas komunikasi, pemasaran dan jurnalisme di kampus itu, dr. Jagadish Thaker, salah satu rahasianya karena warga Selandia Baru memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap pemerintahnya. 

"Kami menjadi satu kesatuan dalam sebuah negara. Sebagian, karena kami percaya para ahli di bidang politik dan kesehatan merealisasikan janji dan programnya," ungkap Thaker. 

"Pemerintah juga menyampaikan pesan kesehatan yang sederhana dan jelas. Mereka mengomunikasikannya dengan empati dan kebaikan sehingga mendorong warga, meski pemerintah menuntut perubahan besar dari warganya," kata dia lagi. 

Di sisi lain, para peneliti menemukan fakta warga Selandia Baru ternyata memiliki pengetahuan yang cukup luas mengenai bagaimana virus corona menyebar. 8 dari 10 responden yang diwawancarai mengakui mereka menerapkan gaya hidup mencuci tangan secara teratur. Sedangkan, 9 dari 10 warga yang diwawancarai mengaku menerapkan kebijakan jaga jarak. 

"Hampir semua warga Selandia Baru memahami dengan benar fakta penting mengenai virus corona," ujar Thaker. 

Hasilnya, tidak mudah menyebarkan hoaks di antara warga Selandia Baru. Sebanyak 94 persen responden mengetahui cuma mitos belaka bila hanya orang tua yang dapat tertular COVID-19. Mereka juga tak percaya menara telekomunikasi 5G bisa menyebarkan virus corona

Baca Juga: PM Selandia Baru Minta Maaf karena Tak Pakai Masker Saat Kampanye

2. PM Ardern mengajak warga Selandia Baru agar tidak cepat berpuas diri

Selandia Baru Berhasil Kalahkan COVID-19 Dua Kali, Apa Rahasianya?Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern (Instagram.com/jacindaardern)

Di sisi lain, PM Ardern juga mengingatkan warga pada hari ini agar tidak cepat berpuas diri. Ia meminta warga untuk tetap mengikuti tes COVID-19 bila merasakan gejala. Selain itu, ia turut mendorong warga tetap memasang aplikasi untuk melacak kontak erat. 

"Kemunculan kembali virus bukan saja hal yang menjadi kekhawatiran kami saat ini, tetapi rasa puas yang terlalu dini juga jadi faktor yang jadi perhatian," tutur perempuan berusia 40 tahun itu. 

3. Kebijakan tegas Selandia Baru berdampak negaranya mengalami resesi terburuk sejak 1987

Selandia Baru Berhasil Kalahkan COVID-19 Dua Kali, Apa Rahasianya?Ilustrasi resesi ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Meski sukses menangani pandemik, tetapi, Selandia Baru harus mengorbankan perekonomiannya. Pada 17 September 2020 lalu, pertumbuhan ekonomi Selandia Baru di kuartal II 2020 menyusut hingga minus 12 persen. 

Kendati begitu, menurut Menteri Keuangan Selandia Baru Grant Robertson, angka pertumbuhan yang menyusut sesungguhnya lebih baik dibandingkan prediksi sebelumnya. Hal tersebut juga mengindikasikan adanya ekonomi Selandia Baru segera pulih pada masa mendatang dan lebih cepat. 

"Terdampak begitu keras berarti kita bisa kembali lebih cepat dan kuat," kata dia yang dikutip dari stasiun berita BBC

Selain melakukan karantina wilayah, Selandia Baru juga menutup pintu kedatangan bagi pendatang asing. Mereka tak ingin ada kasus impor COVID-19.

Juru bicara Badan Statistik Nasional, Paul Pascoe, ada beberapa sektor ekonomi yang terdampak langsung oleh kebijakan itu. 

"Beberapa industri seperti retail, akomodasi, restoran, dan transportasi merupakan beberapa bidang yang mengalami penurunan produksi karena mereka langsung terkena dampaknya," kata Pascoe. 

Sedangkan, industri lain seperti manufaktur, makanan dan minuman hanya terdampak sedikit karena menyangkut hajat hidup orang banyak dan tetap dibutuhkan. 

Baca Juga: Selandia Baru Resmi Masuk ke Jurang Resesi Terburuk Sejak 1987

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya