Ini Strategi BNPB Cegah Klaster COVID-19 di Titik Pengungsian Sulbar

15 ribu warga di Majene mengungsi akibat gempa bumi

Jakarta, IDN Times - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan tidak akan membiarkan sembarang orang masuk ke titik pengungsian yang dihuni oleh warga usai terjadi gempa bumi di Sulawesi Barat. Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Raditya Jati mengatakan hal itu dilakukan untuk mencegah kemunculan klaster baru COVID-19 di provinsi tersebut. 

"Jadi, kami memberlakukan protokol kesehatan yang ketat. Kami membagikan masker bagi para pengungsi, sehingga diharapkan bisa dipakai di lokasi pengungsian. Selain itu, kami juga membagi lokasi pengungsi bagi pengungsi yang rentan dan tidak (terhadap COVID-19). Hanya orang sehat yang diizinkan ke titik lokasi pengungsian," ungkap Raditya ketika menggelar jumpa pers virtual pada Sabtu (16/1/2021). 

Berdasarkan data dari BNPB yang dirilis hari ini, ada sekitar 15 ribu warga di Kabupaten Majene yang mengungsi akibat rumah yang mereka huni hancur dihantam gempa bumi berkekuatan M 6,2. Di Kabupaten Majene, ada 10 titik pengungsian. Sedangkan, di Kabupaten Mamuju terdapat 5 titik pengungsian. 

Sementara, total korban meninggal dunia terus bertambah. Pada hari ini, korban tewas mencapai 46 jiwa. Sedangkan, 826 orang mengalami luka. 

Selain itu, jaringan listrik di Kabupaten Majene sebagian sudah menyala. Sedangkan, di daerah Mamuju, jaringan listrik masih padam. Artinya, para pengungsi terpaksa harus menginap di tenda dalam keadaan gelap gulita. 

Apa bantuan yang diberikan oleh BNPB bagi para korban bencana gempa bumi di Sulawesi Barat?

1. BNPB serahkan bantuan kepada Pemprov Sulawesi Barat untuk kebutuhan pokok mencapai Rp4 miliar

Ini Strategi BNPB Cegah Klaster COVID-19 di Titik Pengungsian SulbarKepala BNPB Doni Monardo menyerahkan bantuan kepada Gubernur Sulawesi Barat pada Sabtu (16/1/2021) (Dokumentasi BNPB)

Sementara, Kepala BNPB Doni Monadro dan Gubernur Sulawesi Barat, Ali Baal Masdar sepakat mulai hari ini memberlakukan status darurat bencana bagi area Sulbar. Selain itu, pada pagi tadi, BNPB menyerahkan bantuan senilai Rp4 miliar untuk kebutuhan pokok di Provinsi Sulbar. 

"Dana bantuan itu terdiri dari Rp2 miliar untuk Provinsi Sulawesi Barat dan masing-masing Rp1 miliar untuk Kabupaten Majene dan Mamuju," ungkap Raditya pada sore ini. 

BNPB juga mengerahkan empat unit helikopter bagi BPBD. Sejumlah bantuan juga sudah mulai didistribusikan bagi warga di Sulbar antara lain 8 set tenda isolasi, 10 set tenda pengungsi, 2.004 paket makanan tambahan gizi, 2.004 paket makanan siap saji, 1.002 paket lauk, 700 lembar selimut, 5 unit light tower, 200 unit velbed, 500 perlengkapan bayi, 500 ribu masker, 700 pak mie sagu, dan 30 unit genset dengan kekuatan 5 KVA.

Selain itu, akibat gempa bumi turut menyebabkan bencana lainnya yaitu longsor di sepanjang tiga titik Majene menuju ke Mamuju. "Namun, akses jalan sudah bisa dilalui," kata Raditya. 

Baca Juga: Gubernur Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana di Sulawesi Barat  

2. BMKG wanti-wanti akan ada gempa susulan yang kekuatannya mencapai M 6,2

Ini Strategi BNPB Cegah Klaster COVID-19 di Titik Pengungsian SulbarIlustrasi Berlindung Saat Gempa (IDN Times/Sukma Shakti)

Sementara, ketika diwawancarai pada pagi tadi oleh stasiun televisi Metro TV, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengungkapkan adanya potensi gempa susulan di Sulawesi Barat, usai gempa Magnitudo 6,2 pada Jumat dini hari, 15 Januari 2021. Menurut Dwikorita, setelah gempa yang tergolong merusak itu, gempa susulan diperkirakan terus terjadi untuk menuntaskan energi yang masih tersisa di dalam patahan yang bergerak. 

"Sehingga, masih dibutuhkan kekuatan yang setara M 6,2 kurang lebihnya," ungkap Dwikorita pada Sabtu pagi, (16/1/2021). 

Dwikorita menerangkan, sejak Kamis 14 Januari 2021, terjadi 32 gempa di Sulbar. Dua gempa termasuk besar yaitu M 5,9 dan M 6,2. Ia mengatakan gempa susulan yang terjadi pada hari ini berkekuatan M 5,0 bukan lah gempa yang diperkirakan menjadi yang terhebat. 

"Artinya, lebih tepat saat ini untuk tetap berjaga-jaga dengan adanya gempa susulan yang kekuatannya kurang lebih sama seperti yang terjadi pada 15 Januari 2021 lalu," kata dia.

3. 57 pasien COVID-19 tercatat meninggal di Sulawesi Barat

Ini Strategi BNPB Cegah Klaster COVID-19 di Titik Pengungsian SulbarIlustrasi petugas medis yang menangani COVID-19 (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

Sementara, berdasarkan data dari Satgas Penanganan COVID-19, hingga Sabtu (16/1/2021) ada 2.531 warga yang dinyatakan terpapar penyakit yang dipicu virus Sars-CoV-2 itu. Dari angka tersebut, sebanyak 57 pasien dilaporkan meninggal dunia. Sedangkan, angka kesembuhan mencapai 1.694. Per hari ini, Sulbar tidak tercatat mencatat kasus baru atau ada pasien yang meninggal dunia. 

Namun, angka nasional justru kembali mencetak rekor yakni 14.224 kasus baru. Angka positivity rate juga mencetak rekor yaitu 31,35 persen. 

Dari data Satgas penanganan COVID-19, angka harian terbesar disumbang oleh Provinsi DKI Jakarta yaitu 3.536 kasus. Sedangkan, angka kematian tertinggi hari ini mencapai 68 yang disumbang oleh Provinsi Jawa Tengah. Sementara, angka kesembuhan tertinggi pada hari ini disumbang oleh Provinsi DKI Jakarta yakni 2.211. 

 

https://www.youtube.com/embed/y3DVEMXKA1g

Baca Juga: Kantor Gubernur Sulbar di Mamuju Roboh Diguncang Gempa M 6.2

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya