Ini Kabar Terbaru dari Eijkman soal Mutasi Virus Corona di Indonesia

Masih ada kemungkinan munculnya mutasi virus corona baru

Jakarta, IDN Times - Deputi Ketua Lembaga Eijkman Prof. Herawati Sudoyo mengungkapkan, masih ada kemungkinan munculnya mutasi virus corona baru. Saat ini, pihaknya masih menanti penelitian atas sampel yang sedang dikumpulkan.

Bekerja sama dengan GSAID, badan yang khusus mengumpulkan data-data mengenai mutasi virus corona di dunia, Eijkman mengumpulkan sampel kasus mulai dari Desember 2020.

"Meski nanti akan ada yang diserahkan ke GSAID juga, tetapi temen-temen lain juga kita masih tunggu hasil lainnya (penelitian sampel), ada tidak? Kalau ada (mutasi baru yang muncul) kita harus benar-benar waspada, urusannya kan itu di spike protein," ujar Hera dalam YouTube PPI Channel, Sabtu (6/2/2021).

Baca Juga: Waspada, Virus D614G Mutasi COVID-19 Sudah Masuk Balikpapan

1. Hera sebut mutasi virus corona belum ditemukan masuk ke Indonesia

Ini Kabar Terbaru dari Eijkman soal Mutasi Virus Corona di IndonesiaIlustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Hera meyebut sampai awal Februari 2021, mutasi virus corona yang baru ini memang belum ditemukan masuk ke Indonesia. Namun, ia menyebut akan terus mempelajari evolusi genetik virus corona di Indonesia. Apalagi, sama seperti virus-virus lain, SARS-Cov-2 terus bermutasi.

"Kita harus betul-betul mempelajari karateristik molekul SARS-Cov-2. Kita harus tahu penyebaran, asal, dan evolusi genetiknya di Indonesia. Informasi ini sangat penting untuk kebijakan kesehatan masyarakat, penanganan klinis, mungkin juga temuan obat dan vaksin yang digunakan melawan virus itu," ujar Hera.

2. Beberapa vaksin tetap efektif terhadap mutasi baru virus corona

Ini Kabar Terbaru dari Eijkman soal Mutasi Virus Corona di IndonesiaKotak-kotak berisi vaksin Pfizer BioNTech COVID-19 dipersiapkan untuk dikirim di pabrik produksi Pfizer Global Supply Kalamazoo di Portage, Michigan, Amerika Serikat, Minggu (13/12/2020) (ANTARA FOTO/Morry Gash/Pool via REUTERS)

Berdasarkan data dari Lembaga Eijkman, saat ini sudah ada tiga mutasi baru dari virus corona. Pertama, varian baru yang muncul di Inggris dan disebut B117. Kedua, varian dari Afrika Selatan yang disebut B1351 501Y.V2, dan ketiga, varian dari Brasil atau disebut B112811 P1.

Hera menyebut, beberapa vaksin seperti Pfizer, AstraZeneca, dan Moderna, tetap efektif untuk varian SARS-Cov-2 yang sudah bermutasi, seperti B117 dan B1351. Hal itu berdasarkan informasi yang ia dapat dari perusahaan-perusahaan penyedia vaksin tersebut.

"Informasi dari Pfizer, AstraZeneca, dan Moderna, vaksin mereka tetap efektif terhadap B117 dan B1351. Untuk varian lain, juga dapat dicegah secara efektif oleh vaksin dari Pfizer dan Moderna tadi," ujar Hera.

Baca Juga: Lembaga Eijkman Belum Temukan Mutasi Baru Virus Corona Masuk Indonesia

3. Lalu, bagaimana dengan Sinovac?

Ini Kabar Terbaru dari Eijkman soal Mutasi Virus Corona di IndonesiaVaksin COVID-19 Sinovac pada 19 Juli 2020 tiba di Soetta dan langsung dibawa ke Bandung untuk segera mulai Uji Klinis oleh Biofarma dan FK Unpad. Dok. IDN Times/bt

Khusus untuk Sinovac, ahli mikrobiologi Sumatra Barat (Sumbar), Dr. dr. Andani Eka Putra, menyebut perlu segera ada kajian lebih lanjut soal efektivitas Sinovac. Apalagi, saat ini, mutasi dari virus corona sudah menyebar di beberapa negara di dunia.

"Berpengaruh iya, tapi lagi-lagi tingkat efektifitasnya bagaimana? Tentu perlu kita analisis. Apalagi jika ada mutasi virus corona. Jika demikian, tentu saja sedikit banyak berpengaruh terhadap tingkat efektifitas,” kata Andani, Rabu (6/1/2021).

Baca Juga: Inggris Tawari Indonesia Kolaborasi Melacak Varian Baru COVID-19

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya