Tradisi Maudu Adaka ri Gowa, 3.000 Bakul Telur Ludes Diserbu Warga 

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Makassar, IDN Times - Beragam cara dilakukan masyarakat dalam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, setiap tanggal 12 Rabiul Awal, 1441 Hijriah yang jatuh pada hari Sabtu (9/11) lalu.

Di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), peringatan maulid diwarnai dengan aksi berebut bahan pangan siap santap oleh ribuan warga. Oleh masyarakat Gowa, tradisi ini dikenal sebagai Maudu Adaka ri Gowa.

Secara umum, tradisi ini dimaknai sebagai bentuk rasa syukur di hari kelahiran junjungan umat Islam, Nabi Muhammad SAW. Puncak peringatan maulid digelar di halaman Masjid Agung Syekh Yusuf, Jalan Masjid Agung, Sungguminasa.

“Lokasi di sini (halaman masjid) memang tiap tahun setiap perayaan tradisi peringatan maulid pasti kita gunakan, karena memang bisa menampung banyak orang,” kata Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan.

1. Bunyi peluit, penanda aksi saling rebutan pangan dimulai

Tradisi Maudu Adaka ri Gowa, 3.000 Bakul Telur Ludes Diserbu Warga (Warga berebut pangan siap saji dalam tradisi Maudu Adaka ri Gowa, Sabtu, 9 November 2019) Sahrul Ramadan/IDN Times

Ribuan warga telah berdatangan memadati halaman masjid sejak sore, tepatnya 16.00 Wita saat itu. Mereka berkerumun, hendak ikut berebut sajian yang telah ditempatkan di dalam bakul. Mulai dari telur, buah-buahan hingga penganan tradisional seperti songkolo atau nasi santan kelapa dengan toping cengkeh khas Gowa.

Telur yang identik setiap tradisi peringatan maulid, disimpan di atas dua replika kubah masjid. Kubah masjid dikelilingi hiasan telur yang telah diwarnai sedemikian rupa agar terlihat indah. Begitu pun dengan penganan lainnya. Bakul dan wadah lain yang telah dihias disiapkan di tengah kerumunan.

Serangkaian proses doa dan zikir bersama tokoh agama, pemangku adat dan pemerintah mengawali peringatan hari kelahiran Muhammad SAW. Tak berselang lama, setelah peluit penanda puncak kegiatan dimulai, kerumunan orang itu pecah seketika dan saling rampas, berebutan semua bahan pangan yang tersedia.

2. Dikitari sajian pangan, dua replika kubah masjid melambangkan dua kalimat syahadat

Tradisi Maudu Adaka ri Gowa, 3.000 Bakul Telur Ludes Diserbu Warga (Warga berebut pangan siap saji dalam tradisi Maudu Adaka ri Gowa, Sabtu, 9 November 2019) Sahrul Ramadan/IDN Times

Replika dua kubah masjid berukuran raksasa dengan tinggi sekitar tiga meter dikitari bahan-bahan pangan. Tak sedikit di antara ribuan masyarakat yang nekat memanjat hingga ke ujung kubah.

Mereka rela saling tarik menarik hingga dorong-dorongan untuk mendapatkan penganan incaran selain telur dan buah-buahan. Dua kubah masjid itu, dimaknai sebagai simbol dua kalimat syahadat bagi umat Islam. 

“Aksi saling berebut terjadi setiap tahun memang. Jadi bukan Maudu Adaka kalau tidak berebutan. Dan memang selalu saja ada hal begini karena setiap tahunnya antusiasme dan semangat dari masyarakat selalu meningkat,” ungkap Adnan.

Baca Juga: FIB Unhas Ajak Anak Muda Gowa Mengenal dan Merawat Situs Sejarah

3. Sebanyak 3.000 bakul pangan ludes diperebutkan

Tradisi Maudu Adaka ri Gowa, 3.000 Bakul Telur Ludes Diserbu Warga (Warga berebut pangan siap saji dalam tradisi Maudu Adaka ri Gowa, Sabtu, 9 November 2019) Sahrul Ramadan/IDN Times

Pada peringatan akbar Maudu Adaka ri Gowa, pemerintah menggandeng sejumlah pihak utamanya pihak swasta. Kata Adnan, tahun ini pihaknya menyiapkan 3.000 bakul bahan pangan siap saji.

Kegiatan ini diharapkan semakin meningkatkan silaturahmi seluruh lapisan masyarakat di Gowa. “Diharapkan dengan agenda kegiatan seperti ini, masyarakat semakin memahami arti syukur,” harapnya.

Baca Juga: Accera Kalompoang dan Petunjuk Masa Depan Tanah Gowa

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya