WWF: Sampah Plastik di Perairan Sulawesi Mengkhawatirkan

Kurang kesadaran untuk tidak membuang sampah ke laut

Makassar, IDN Times - Seekor paus terdampar di Pulau Wakatobi pada Minggu (18/11) dalam kondisi membusuk. Yang mengenaskan ada banyak sampah plastik yang ditemukan di dalam perut paus jantan tersebut. Beratnya tidak tanggung-tanggung mencapai 5,9 kilogram sampah plastik. Bahkan, paus tersebut juga sempat menelan sandal jepit dan itu ditemukan di dalam perutnya.  

Meskipun persoalan sampah plastik adalah persoalan global, sampah plastik di perairan Sulawesi tergolong banyak dan mengkhawatirkan . Hal ini tak lepas dari masih kurangnya kesadaran warga pesisir dan warga kota untuk tidak membuang sampah ke laut. Mereka dinilai tak berubah, dan sejak dulu terbiasa membuang sampah ke laut.




 

1. Warga pesisir membuang sampah plastik ke laut

WWF: Sampah Plastik di Perairan Sulawesi Mengkhawatirkandok. pribadi Idham Malik

Aquaculture Staff World Wild Life (WWF) Indonesia, Idham Malik mengatakan bahwa tingkat kesadaran masyarakat kita masih rendah. Masyarakat pesisir Indonesia termasuk penyumbang besar terhadap sampah di lautan. Ia mencontohkan, di beberapa daerah di Sulsel seenaknya membuang sampah mereka di laut.  

"Di daerah pesisir di Sulsel misalnya, seperti di parepare, Takalar, Pinrang, mereka membuat sampah plastik di laut," kata Idham, peneliti WWF yang base di Makassar ketika dihubungi via telepon, Rabu (21/11). 
 

Baca Juga: Paus yang Mati Terdampar di Wakatobi Makan 5,9 Kg Sampah Plastik

2. Penduduk kota membuang sampah di sungai

WWF: Sampah Plastik di Perairan Sulawesi Mengkhawatirkanverdict.co.uk

Penduduk kota, menurut Idham, juga punya andil besar terhadap sampah di lautan. Sampah plastik mereka buang di sungai, yang kemudian mengalir ke lautan. 

"Kalau kita keruk, sungai-sungai di Indonesia, itu dasarnya penuh dengan sampah plastik," ujarnya. 

Volume sampah di kota yang tiap harinya berton-ton, ada yang akhirnya terbuang ke laut. Sampah-sampah inilah yang mengotori lalutan dan membuatnya tercemar.

3. Himbauan mengurangi pemakaian plastik dan membuang sampah ke laut harus didukung pemerintah

WWF: Sampah Plastik di Perairan Sulawesi Mengkhawatirkanpexels.com/ mali maeder

Idham juga mengkritik masih kurangnya sokongan pemerintah, melalui Peraturan Daerah (Perda) terhadap pembatasan penggunaan plastik atau larangan membuang sampah ke laut. "Di Sulawesi Selatan misalnya belum ada aturan yang tegas yang diterapkan. Yang saya tahu, baru Dinas Kelautan dan Perikanan Pemrov Sulsel yang mengeluarkan edaran pelarangan penggunaan botol atau gelas kemasan dalam acara internal mereka. Harusnya aturan seperti ini masif," terangnya. 

 

Baca Juga: Ngeri! Laut Indonesia Tercemar 150 Juta Ton Sampah Plastik  

Topik:

  • M Gunawan Mashar

Berita Terkini Lainnya