KPAI Wanti-wanti Orangtua soal Pemberitaan Terorisme di Makassar

Jangan sampai pemberitaan terorisme lahirkan kebencian

Jakarta, IDN Times - Kepala Divisi Pengawasan, Monitoring dan Evaluasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jasra Putra, mengingatkan bahaya pemberitaan kasus terorisme bagi anak jika tak dikontrol dengan baik. Hal ini terkait dengan maraknya pemberitaan mengenai ledakan bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu (28/3/2021) pagi.

"Seringkali peredaran foto, video, pernyataan, yang tidak layak massif beredar di media sosial, bahkan berita tersebut di produksi lagi, dengan tidak sesuai realita," ujar Jasra dalam keterangan tertulisnya pada Minggu (28/3/2021) malam.

"Akhirnya menjadikan anak anak lebih bertumbuh ke arah penyebaran kebencian ke orang lain, bahkan ke teman temannya sendiri yang ikut menyikapinya," sambung dia lagi.

Baca Juga: Kerap Dikaitkan dengan Terorisme, Ternyata Ini Makna Radikalisme

1. Anak harus dapat informasi yang layak untuk tumbuh kembangnya

KPAI Wanti-wanti Orangtua soal Pemberitaan Terorisme di MakassarIlustrasi anak-anak (IDN Times/Dwifantya Aquina)

Menurut Jasra, penting bagi orangtua untuk menghindari informasi yang tidak layak dikonsumsi untuk anak, seperti perdebatan tiada ujung di publik. Hal ini dikhawatirkan berujung pada anak berada dalam perlakuan buruk dan mengancam jiwanya. Misalnya, saling melakukan persekusi, kekerasan gender berbasis online, bahka bisa menyebabkan anak berhadapan dengan hukum.

"Harusnya anak anak mendapatkan informasi yang layak, yang menempatkan anak anak dalam tumbuh kembang yang maksimal," ujar Jasra. "Membangun edukasi yang lebih dominan pada kepekaan nilai nilai kemanusiaan," sambung dia lagi.

2. Berbagai pihak bertanggung jawab untuk ajak anak bersikap tenang

KPAI Wanti-wanti Orangtua soal Pemberitaan Terorisme di MakassarIlustrasi anak-anak (IDN Times/Aryodamar)

Jasra mewanti-wanti orangtua agar anak tak sampai tergiring dalam konflik tak berkesudahan. Pihak seperti keluarga, sekolah, tempat pembelajaran di masyarakat, dan rumah ibadah, disebut Jasra, mempunyai tugas menjelaskan kembali secara baik kejadian bom ini.

Mulai dari kegiatan seperti mengajak anak anak bersikap tenang, mendoakan para korban, mengajarkan nilai-nilai yang di pegang bangsa Indonesia dalam hidup bersama, seperti yang terkandung pada nilai keragaman Pancasila. Anak juga perlu diberikan pengertian bahwa pemerintah kita sedang bekerja dan mengungkap peristiwa.

"Penting juga anak anak mengenalkan kata maaf dalam berbagai peristiwa yang mengundang emosi. Karena bila dibiarkan akan menjadi reaksi yang berlebihan dan tidak pada tempatnya. Apalagi di media sosial, yang bisa menyebabkan terlibat pembicaraan yang cenderung menyesatkan dan dapat merugikan jiwanya," paparnya. 

Baca Juga: [BREAKING] Pastor Gereja Katedral Makassar: Pelaku 2 Orang, Naik Motor

3. Jasra berharap kejadian ini tak sisakan trauma dan kebencian pada anak

KPAI Wanti-wanti Orangtua soal Pemberitaan Terorisme di MakassarIlustrasi Bom (Teroris) (IDN Times/Mardya Shakti)

Selain itu, Jasra juga mengingatkan berbagai pihak untuk mengambil posisi menenangkan dan mendamaikan berbagai pihak. Dia berharap kejadian ini tidak memberi peluang munculnya trauma yang diwariskan kepada anak dan bahkan menciptakan kebencian.

"Namun lebih menumbuhkan kasih sayang yang memang menjadi fitrah dan anugerah dari Sang Pencipta kepada setiap anak, yang dapat mendukung tumbuh dan kembangnya dalam alam Indonesia," ujar Jasra.

"Sikap sikap yang menumbuhkan kepekaan kemanusiaan harus lebih dominan dimunculkan orang tua dibanding sikap lainnya. Guna mengedukasi dalam memutus mata rantai kekerasan," sambung dia lagi.

Baca Juga: Riset: Ada Manfaat Sosial Potensial dari Memori Terorisme

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya