Dampingi Ibunda Sebelum Wafat, SBY: Semoga Bertemu Memo di Taman Surga

Ibu SBY dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Jakarta, IDN Times - Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kalimat motivasi yang ia terima usai sang ibunda, Siti Habibah, wafat pada Jumat malam (30/8) di RS Mita Keluarga Cibubur. Jenazah almarhumah kemudian dibawa ke rumah duka di Puri Cikeas semalam. 

Beragam tamu dimulai dari petinggi partai politik, Presiden Joko "Jokowi" Widodo, Wakil Presiden Jusuf "JK" Kalla, hingga pejabat negara lainnya turut melayat ke Puri Cikeas pada Sabtu (31/8). Momen ini seolah dejavu lantaran tiga bulan lalu, istri SBY, Ani Yudhoyono sudah lebih dulu meninggalkan keluarga. 

Di hadapan para tamu yang ikut melayat di kediaman pribadinya, SBY berharap sang ibunda tercinta bisa bertemu dengan Ani Yudhoyono di taman surga. 

"Kalau Allah memanggil, saya sudah ikhlas, dan semoga nanti ibu kembali dengan baik di sisi Allah dan semoga bertemu dengan Memo di taman surga. Itu yang saya ucapkan tadi malam. Setelah itu saya minta masuk ke dalam, tidak beberapa lama Allah memanggilnya," kata SBY dengan mata berkaca-kaca pada siang ini. 

Lalu, apa momen terakhir yang diingat almarhumah ibundanya itu mengenai sang istri, Ani Yudhoyono? 

1. Pertemuan Ani dengan Habibah sebelum ia dirawat di Singapura

Dampingi Ibunda Sebelum Wafat, SBY: Semoga Bertemu Memo di Taman SurgaInstagram/aniyudhoyono

Di saat masih hidup, Ani Yudhoyono sempat bersikeras ingin menjenguk ibu mertua, Siti Habibah dan ibu kandungnya, Ageng. Momen itu terjadi sebelum Ani dirawat di Singapura. 

"Terus Beliau bilang kepada saya, saya ingin mengejuk Eyang Habibah dan Ibu Ageng, ibundanya sendiri.  Saya bilang kita kan mau ke Singapura, nanti saja kalau kita sudah selesai check up baru kita jenguk," kata SBY bercerita di pendopo rumahnya di Puri Cikeas. 

Namun, almarhumah Ani tak mendengarkan. Pada suatu malam, ia memaksa untuk datang dan menjenguk Eyang Habibah dan Ageng.

Pertemuan itu menurut SBY menjadi pertemuan terakhir Ani dengan ibu dan mertuanya sebelum menghadap sang pencipta pada 1 Juni 2019 akibat kanker darah yang dideritanya.

Baca Juga: [BREAKING] Ibunda SBY Wafat di Usia 87 Tahun 

2. SBY mendoakan semoga ibunda bertemu istrinya di taman surga

Dampingi Ibunda Sebelum Wafat, SBY: Semoga Bertemu Memo di Taman SurgaIDN Times/Margith Juita Damanik

Dalam sambutannya, SBY juga berharap ibunda dan istrinya akan bertemu di taman surga nantinya. Harapan ini juga diutarakan SBY langsung kepada sang bunda di menit-menit terakhirnya. 

"Saya sudah memohon kepada Allah; 'ibu kalau Allah menganggap usia ibu bisa dipanjangkan, saya mohon dipanjangkan. Kalau Allah memanggil, saya sudah ikhlas, dan semoga nanti ibu kembali dengan baik di sisi Allah dan semoga bertemu dengan Memo di taman surga," kata Presiden ke-6 itu. 

Menurut SBY, tak lama setelah ia mengatakan hal itu kepada ibundanya, almarhumah mengembuskan napas terakhirnya.

3. SBY sudah pernah berdiskusi di mana sang ibunda akan dimakamkan

Dampingi Ibunda Sebelum Wafat, SBY: Semoga Bertemu Memo di Taman Surga(Prosesi pemakaman ibunda SBY) IDN Times/Hana Adi Putra

Sosok almarhumah Ani Yudhoyono menurut SBY merupakan sosok yang paling sering mengunjungi dan mendampingi ibundanya. Bahkan, saat kondisi Habibah menurun, SBY dan Ani kala itu sudah membicarakan soal di mana ibunya itu akan dimakamkan. 

"Pepo, ibu kita Eyang Habibah keadaannya sudah seperti ini. Kita harus memikirkan, bukan mendahului kehendak Allah tetapi kalau nanti dipanggil mau kita makamkan di mana. Apa ke Madiun disemayamkan bersama ibundanya atau di Jakarta dekat dengan kita," kata SBY menirukan ucapan Ani ketika itu. 

Ia pun menjawab lokasi pemakaman di Madiun dan Jakarta sama-sama memungkinkan. Namun, tanpa sepengetahuan SBY, sang istri tercinta itu sudah jalan sendiri dan meninjau ke beberapa tempat.

Namun, akhirnya pada siang ini, Siti Habibah dimakamkan di TPU Tanah Kusir. 

4. SBY mengakui 2019 sebagai tahun terberat

Dampingi Ibunda Sebelum Wafat, SBY: Semoga Bertemu Memo di Taman SurgaIDN Times/Margith Juita Damanik

Dalam kata sambutannya itu, SBY mengakui tahun 2019 sebagai periode waktu yang sangat tidak mudah. Betapa tidak, di satu tahun yang sama, ia harus kehilangan dua orang yang amat dicintainya; ibu kandung dan istri. 

"Tahun ini adalah tahun yang sangat berat bagi kami. Saya dan keluarga," kata SBY.

Belum genap 100 hari kepergian Ani Yudhoyono menghadap sang pencipta, kini SBY harus sekali lagi kehilangan perempuan penting dalam hidupnya, yakni sang ibu. 

"Di pendopo ini kalau bapak ibu melihat ke sebelah kanan, belum lama belum genap tiga bulan waktu itu 1 Juni, jenazah istri tercinta, tiba di rumah ini dari Singapura, dan tanggal 2 Juni dari tempat ini juga diberangkatkan ke tempat peristirahatan yang terakhir," kenang SBY. 

Kemudian, ujian dan cobaan yang sama datang lagi. Orang yang ia cintai, ibu Siti Habibah binti Abdul Kohar turut dipanggil sang pencipta. Ditinggal dua sosok perempuan penting dalam hidupnya, SBY memilih untuk tabah.

"Saya yakin bapak ibu, bahwa ujian dan cobaan yang diberikan kepada saya dan keluarga ini, masih belum ada apa-apanya dibandingkan anugerah yang diberikan Allah dan keluarga. Oleh sebab itu, saya harus menerima dengan tawakal dan tabah," kata dia lagi. 

Turut berduka bagi keluarga SBY!

Baca Juga: Takziah, Jokowi Berlutut di Depan Jenazah Ibunda SBY

Topik:

  • Margith Juita Damanik

Berita Terkini Lainnya