Laboratorium Tes Swab COVID-19 di Sulteng Beroperasi Pekan Depan

Diklaim mampu menguji 27 sampel dalam sehari

Palu, IDN Times - Unit Pelaksana Teknis (UPT) laboratorium kesehatan (labkes) milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah saat ini telah bersiap menampung sekaligus menguji spesimen virus corona. Fasilitas tersebut menguji swab melalui metode Polymerase Chain Reaction (PCR) terhadap orang dengan indikasi tertular COVID-19.

Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola mengatakan pihak UPT Labkes mulai beroperasi menguji sampel indikasi COVID-19 pada Senin (4/5) pekan depan.

“Hari Jumat besok (UPT Labkes) sudah menerima sampel (test swab), tetapi akan diuji mulai Senin mendatang,” kata Longki usai meninjau ruang laboratorium PCR, Kamis (30/4).

1. Mampu periksa 27 sampel dalam sehari

Laboratorium Tes Swab COVID-19 di Sulteng Beroperasi Pekan DepanHumas Pemprov Sulteng

Dalam satu, laboratorium tersebut, ungkap Longki, mampu memeriksa hingga 27 sampel swab COVID-19.

“Hitungannya dua siklus, satu siklus itu lima jam, jadi dua siklus sepuluh jam. Jadi artinya diminimalkan lah pekerjaannya paling banyak 10 jam sebanyak 27 sampel,” jelasnya.

2. Bisa menyimpan 1000 sampel bahkan dari luar daerah

Laboratorium Tes Swab COVID-19 di Sulteng Beroperasi Pekan DepanHumas Pemprov Sulteng

“Kemungkinan juga kita bisa menerima sampel dari luar daerah terdekat seperti Sulbar dan Gorontalo, tetapi tentu kami prioritaskan warga Sulteng,” ujarnya.

UPT Labkes milik Pemprov, dikatakan Longki, bisa menampung total 1000 spesimen. Jumlah tersebut juga memungkinkan bisa menerima sampel dari luar Sulteng.

“Kita menunggu pengakuan dari Litbang Kemenkes RI, kalau sudah diakui berarti sama dengan (labkes) Makassar dan Jakarta,” harap Gubernur Sulteng dua periode itu.

Baca Juga: [UPDATE] Jumlah Pasien Positif Virus Corona di Sulteng Jadi 47 Orang

3. Antisipasi lonjakan kasus COVID-19 di Sulteng

Laboratorium Tes Swab COVID-19 di Sulteng Beroperasi Pekan DepanHumas Pemprov Sulteng

Gubernur Longki Djanggola menyatakan bahwa Pemprov Sulteng sejak jauh hari telah mempersiapkan skenario pencegahan wabah COVID-19. Seperti menyiagakan gedung LPMP dan asrama BPSDM untuk merawat pasien. Serta asrama Bapelkes untuk transit tenaga medis yang merawat pasien.

“Itu (Bapelkes) nanti akan menampung tenaga medis jika sampai terjadi lonjakan,” imbuhnya.

Berkaca dari teori epidemiologi, menurut Longki wilayah Sulteng menuju puncak lonjakan kasus infeksi virus corona yang diperkirakan terjadi di pertengahan Mei.

“Menurut perhitungan epidemiologi kasus bisa sampai 80-an, akan terbaca di sana bagaimana proyeksi Sulteng itu ke depan dengan tingkat penyebarannya sekarang,” ucap Longki.

Selanjutnya, Longki akan menyurati kepala daerah khususnya lima wilayah yang terjadi peningkatan kasus signifikan untuk menyiapkan syarat-syarat pemenuhan PSBB, “itu di Kabupaten Buol, Morut, Morowali, Poso, dan Kota Palu.” tandasnya.

Baca Juga: Gerakan 'Masak untuk Kawan' bagi Warga Terdampak COVID-19 di Palu

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya