Masih Kejar 11 DPO, Masa Tugas Satgas Tinombala Mungkin Diperpanjang

Masa dinas tim ini akan berakhir pada 31 Desember 2020

Jakarta, IDN Times - Masa dinas Tim Satuan Tugas (Satgas) Tinombala akan berakhir pada 31 Desember 2020. Namun dalam sisa waktu ini mereka masih terus memburu kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Menanggapi hal ini, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Awi Setiyono memang mengatakan bahwa ada rencana perpanjangan masa tugas satgas Tinombala.

“Kemungkinan besar akan diperpanjang karena target operasi belum tertangkap, masih ada 11 orang DPO. Tapi tetap kami tunggu keputusan pimpinan,” kata dia di Mabes Polri, Senin (7/12/2020).

1. Polri sudah empat kali perpanjang masa dinas tim ini

Masih Kejar 11 DPO, Masa Tugas Satgas Tinombala Mungkin DiperpanjangKepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol. Awi Setiyono (Dok. Humas Polri)

Untuk diketahui, pemerintah memang mengerahkan Satgas Tinombala untuk memberantas Ali Kalora cs. Satgas ini mulai dibentuk sejak10 Januari 2016, namun belum semua anggota kelompok MIT berhasil ditangkap.

Polri sudah empat kali memperpanjang masa kerja satgas ini yaitu 1 Januari-31 Maret, 31 Maret-28 Juni, 29 Juni-30 September, dan terakhir pada 31 Desember.

Baca Juga: Polisi Ungkap Cara Anggota MIT Bersembunyi dari Satgas Tinombala

2. Ada 32 terduga anggota teroris MIT ditangkap sepanjang 2020

Masih Kejar 11 DPO, Masa Tugas Satgas Tinombala Mungkin DiperpanjangIlustrasi Borgol (IDN Times/Mardya Shakti)

Awi menjelaskan bahwa hingga kini satgas Tinombala masih mengejar kelompok teroris MIT.

Sedangkan sebelumnya Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap puluhan anggota MIT selama tahun 2020.

"Sepanjang 2020 sebanyak 32 terduga teroris kelompok MIT yang diamankan tim Densus 88," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono dalam keterangan tertulisnya, Jumat (4/12/2020).

Argo menjelaskan puluhan terduga teroris yang ditangkap tersebut punya peran dalam mendukung dana pada orang-orang yang akan masuk ke wilayah Poso, Sulawesi Tengah

Dia juga mengatakan kelompok MIT mendapatkan bantuan dari jaringan teroris yang berada di Filipina Selatan.

3. Masih ada 11 anggota MIT yang buron

Masih Kejar 11 DPO, Masa Tugas Satgas Tinombala Mungkin DiperpanjangDaftar Pencarian Orang (DPO) kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) (Dok. Istimewa)

Baru-baru ini, peristiwa pembunuhan sadis terjadi pada satu keluarga yang terdiri dari pasangan suami istri, anak, dan menantu di Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat (27/11/2020). Korban tewas dalam kondisi mengenaskan. Selain itu, tujuh bangunan juga dibakar, salah satunya adalah bangunan yang sering digunakan warga untuk tempat beribadah.

Polisi menduga pelaku adalah kelompok MIT yang dipimpin oleh Ali Kalora. Kelompok ini awalnya dipimpin Santoso yang tewas dalam baku tembak dengan personel Operasi Tinombala di Poso pada 18 Juli 2016. Kemudian, orang dekat Santoso, Basri, ditangkap bersama istrinya oleh Satgas Operasi Tinombala, setelah itu posisi Santoso akhirnya digantikan Ali Kalora.

MIT adalah kelompok teroris yang beroperasi di wilayah pegunungan Kabupaten Poso, dan bagian selatan Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Kelompok teroris ini juga disebut-sebut berafiliasi dengan kelompok teroris Negara Islam Irak dan Syam (ISIS).

Operasi kelompok ini biasanya menimbulkan korban jiwa, dan mereka juga dilaporkan terlibat dalam bentrokan kelompok Muslim dan Kristen di Maluku pada 1999 hingga 2002. Hingga saat ini, Tim Satgas Tinombala masih mengejar 11 buronan MIT yang bersembunyi di wilayah pegunungan dan hutan tiga kabupaten di Sulawesi Tengah, yakni Sigi, Poso, dan Parigi Moutong, atau berada di area Taman Nasional Lore Lindu yang membentang dari Sigi hingga Poso. 

Baca Juga: Mengenal Operasi Tinombala, Satgas Pemburu Kelompok MIT

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya