Mahathir Bingung Mengapa Jokowi Tolak Bantuan untuk Padamkan Karhutla

Malaysia punya teknologi bantu padamkan api

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohammad meminta kepada jurnalis Indonesia untuk bertanya ke Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengapa menolak bantuan Negeri Jiran untuk memadamkan kebakaran lahan dan hutan. Sebab, kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Riau dan Kalimantan Tengah menyebabkan asapnya terbawa hingga ke Malaysia. 

Namun, uniknya Indonesia selalu menolak apabila ditawari bantuan dari Malaysia untuk memadamkan api di dua area tersebut. Padahal, menurut Malaysia, mereka memiliki peralatan yang cukup memadai. 

"Saya tidak tahu mengapa (Indonesia selalu menolak bantuan). Coba, tanyakan (ke Jokowi) mengapa Anda tidak bersedia menerima bantuan kami. Tapi, saya belum pernah menanyakan hal itu langsung ke Beliau," kata Mahathir usai memimpin rapat kabinet khusus mengenai antikorupsi. 

Lalu, bantuan apa yang sesungguhnya ditawarkan oleh Malaysia? 

1. Malaysia berencana menggunakan drone untuk membuat hujan buatan dan meredakan kabut asap

Mahathir Bingung Mengapa Jokowi Tolak Bantuan untuk Padamkan Karhutla(Ilustrasi kabut asap di Kuala Lumpur) ANTARA FOTO/Raifuddin Abdul Rahman

Kondisi kebakaran hutan yang semakin parah di sejumlah daerah di Indonesia, membuat kabut asap semakin menyebar luas hingga ke negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Hal ini membuat potensi cemaran udara di Malaysia semakin meningkat. Salah satu area yang terkena dampak buruk kabut asap yakni berlokasi di Putrajaya, Malaysia.

Mahathir menegaskan, Pemerintah Malaysia siap membantu Indonesia dalam mengatasi karhutla di Indonesia. Ia menyebut salah satu upaya untuk memadamkan api yakni dengan menggunakan drone agar tercipta hujan buatan di beberapa titik. 

"Kami mengusulkan untuk menggunakan drone (agar bisa) menciptakan hujan buatan. Kami bisa menggunakan beberapa drone di beberapa titik, bukan hanya satu, khususnya pada titik tertentu di mana daerah Putrajaya sebagai daerah yang paling parah terkena imbas kabut asap," ujarnya.

Baca Juga: Terungkap, Ini Alasan Tersangka Karhutla Bakar Lahan di Berau

2. Mahathir mempertanyakan mengapa Jokowi menolak tawaran bantuannya

Mahathir Bingung Mengapa Jokowi Tolak Bantuan untuk Padamkan KarhutlaANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

Penolakan bantuan dari Malaysia disampaikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Alasannya, Indonesia masih memiliki SDM yang cukup untuk memadamkan api tersebut. 

"Iya, (ada tawaran bantuan). Namun, karena sumber daya dan tenaga untuk pemadaman api di Riau dan daerah lainnya sudah cukup. Resource masih cukup," ujar Plh Kapusdatin dan Humas BNPB, Agus Wibowo. 

Sedangkan, pihak Istana tidak bisa menjelaskan alasan pemerintah belum bersedia menerima bantuan Malaysia untuk pemadam api karhutla. Pihak Istana ketika dikonfirmasi justru meminta kepada media untuk menanyakan kepada BNPB. 

Karena alasan yang tak jelas itu lah, Malaysia kemudian meminta kepada media agar menanyakan penyebabnya langsung ke mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

"Coba tanyakan kepada Jokowi, mengapa dia tidak mau menerima bantuan dari kami? Tapi, saya belum pernah bertanya langsung kepadanya," ujar Mahathir kemarin. 

3. PM Malaysia mengimbau masyarakat tetap berdoa dan memakai masker

Mahathir Bingung Mengapa Jokowi Tolak Bantuan untuk Padamkan Karhutlathestar.com.my/

Sebelumnya, sejumlah awak media juga sempat menanyakan bantuan apa yang akan diberikan oleh pihak Malaysia dalam mengatasi kabut asap imbas karhutla di Indonesia. Mahathir menyatakan, rakyatnya akan terus berdoa agar hujan terus turun.

Dia juga mengatakan akan melakukan cloud-seeding atau pembentukan hujan buatan serta mengimbau masyarakat untuk tetap menggunakan masker. Ia berharap hal itu bisa efektif mengurangi kabut asap yang terpapar di negaranya. 

"Kita juga akan mencoba melakukan cloud-seeding dan meminta masyarakat agar tetap menggunakan masker," kata dia. 

Baca Juga: Menhub: Kabut Asap Masih Ganggu Penerbangan, Prediksi 2 Minggu Beres

Topik:

Berita Terkini Lainnya