Pasien COVID-19 di Palu Tewas Tergantung di Toilet Rumah Sakit Undata

Pihak keluarga tidak yakin korban meninggal gantung diri

Palu, IDN Times - Seorang pasien COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Undata Palu, Sulawesi Tengah, ditemukan tewas tergantung dalam kamar mandi ruang isolasi, Senin (14/6/2021). Jenazah pasien berinisial TS berusia 55 tahun pertama kali ditemukan seorang perawat.

Peristiwa ini dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, Komang Adi Suhendra. Dia mengatakan, pihak rumah sakit menginformasikan kepadanya soal adanya pasien yang diduga gantung diri.

“Saya di Jakarta dan dapat informasi itu," kata Adi, Senin malam.

1. Keluarga tidak yakin korban meninggal bunuh diri

Pasien COVID-19 di Palu Tewas Tergantung di Toilet Rumah Sakit UndataIlustrasi proses pemakaman salah satu jenazah COVID-19 di TPU. IDN Times/Aldila Muharma-Fiqih Damarjati

Kabar meninggalnya TS diterima pihak keluarga sekitar pukul 12.00 WITA. Piter, adik korban, mengatakan pihak RSUD Undata dan kepolisian tidak memperlihatkan kondisi jenazah korban sebelum dimakamkan.

Piter juga menyebut, pihak keluarga tidak diperlihatkan bukti bahwa korban gantung diri menggunakan selembar kain sarung.

“Saya tanya meninggalnya kenapa, katanya bunuh diri makanya saya ke rumah sakit. Kita tidak tahu meninggalnya jam berapa,” kata Piter.

Jenazah TS telah dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Poboya sekitar pukul 17.30 WITA, dengan standar protokol penanganan jenazah pasien COVID-19.

Korban diketahui merupakan pasien COVID-19 rujukan dari Rumah Sakit Budi Agung. Sebelumnya, korban mendapat penanganan di beberapa rumah sakit, bahkan menjalani isolasi mandiri di sebuah kamar kos di Kota Palu.

“Saudara saya itu memang sakit sudah lama sebelum ada virus Corona ini,” tutur Piter.

2. Keluarga korban akan melaporkan kejadian ini ke polisi

Pasien COVID-19 di Palu Tewas Tergantung di Toilet Rumah Sakit UndataIlustrasi. Proses pemakaman salah satu jenazah COVID-19 (16/9/2020). IDN Times/Aldila Muharma&Fiqih Damarjati

Keluarga besar TS rencananya akan melaporkan kejadian tersebut ke Polres Palu. Pasalnya, kata Piter, ada beberapa hal yang dianggap janggal dan bukan mengarah pada kasus bunuh diri.

Apalagi, menurut Piter, handphone korban yang dikembalikan ke keluarga sudah rusak. “Saya cuma mau cari tahu, kalau memang Covid ya Covid. Jangan bilang dia bunuh diri,” kata Piter.

“Saya juga mau lihat tempat dan bukti bunuh diri itu. Kejanggalan lain soal hp-nya yang dikembalikan (ke) sama istrinya sudah rusak,” sebut Piter.

Baca Juga: Pedagang Pasar di Palu Mulai Disuntik Vaksin COVID-19

3. Sebelum ditemukan meninggal, korban sempat berbalas pesan Whatsapp dengan rekannya

Pasien COVID-19 di Palu Tewas Tergantung di Toilet Rumah Sakit UndataIlustrasi perawatan. (IDN Times/Sukma Shakti)

Sebelum ditemukan meninggal dunia, korban sempat berbalas pesan singkat dengan rekannya bernama Dayat (46). Korban berbagi cerita dan meminta bantuan sekaligus semangat untuk kesembuhannya.

Pesan terakhir yang dikirim korban ke rekannya itu sekitar pukul 11.29 WITA. Namun, pesan yang belum sempat dibaca oleh Dayat itu sudah dihapus lebih dulu. Tak lama setelahnya, Dayat menerima kabar kematian korban.

“Saya dalam perjalanan jadi saya tidak buka, jam 12.15 saya tiba di rumah dan buka WA-nya eh sudah dihapus. Saya telpon tidak aktif sudah,” Dayat menerangkan.

Dayat mengaku sering berkomunikasi selama korban menjalani perawatan di rumah sakit. Menurutnya, kondisi korban sebenarnya mulai membaik. Dayat pun mengaku tidak percaya jika rekan kerjanya itu meninggal karena bunuh diri.

“Selisih berapa menit saja chat-nya ke saya dan saya dengar kabar itu. Lagian saya tahu rekan saya ini tidak tahu hapus pesan chat di WA dan tidak pernah juga dia lakukan itu,” terangnya.

“Melihat laporan polisi juga tidak sesuai karena jam ditemukannya TS dengan jam dia chat saya itu tidak sama,” tambahnya.

Sementara itu, berdasarkan keterangan dari polisi, korban merupakan pasien COVID-19 yang dirawat sejak 8 Juni 2021.

Baca Juga: Gerai Vaksin COVID-19 Gratis di Kota Palu Mulai Dibuka, Yuk Ikutan!

Mari bersama cegah perilaku bunuh diri

Pasien COVID-19 di Palu Tewas Tergantung di Toilet Rumah Sakit UndataIlustrasi depresi (IDN Times/Rochmanudin)

Bunuh diri merupakan masalah kesehatan jiwa serius yang sering diabaikan masyarakat. Jika kamu membutuhkan pertolongan atau mengenal seseorang yang membutuhkan bantuan, kamu bisa menghubungi layanan konseling pencegahan bunuh diri, di nomor telepon gawat darurat (emergency) hotline (021) 500–454 atau 119, bebas pulsa.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, saat ini sudah terdapat lebih dari 3.000 Puskesmas yang memiliki layanan kesehatan jiwa. Kamu bisa menghubungi atau langsung mendatangi Puskesmas terdekat untuk mengetahui apakah mereka melayani kesehatan jiwa. Bagi pemegang BPJS, konsultasi kejiwaan di Puskesmas tidak dikenakan biaya alias gratis. Jika belum memiliki BPJS, kamu tetap bisa berkonsultasi dengan biaya administrasi sebesar Rp5.000.

Selain itu, Kemenkes RI juga menyiapkan 5 RS jiwa rujukan yang dilengkapi dengan layanan konseling kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri. RS jiwa tersebut ialah:

RSJ Amino Gondohutomo Semarang, nomor telepon (024) 6722565
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor, nomor telepon (0251) 8324024, 8324025, 8320467
RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta, nomor telepon (021) 5682841
RSJ Prof Dr Soerojo Magelang, nomor telepon (0293) 363601
RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang, nomor telepon (0341) 423444

NGO Indonesia pencegahan bunuh diri:
Jangan Bunuh diritelp: (021) 9696 9293email: janganbunuhdiri@yahoo.com
Organisasi INTO THE LIGHTmessage via page FB: Into The Light Indonesia (@IntoTheLightID)direct message via Twitter: @IntoTheLightID
Kementrian Kesehatan Indonesiatelp: (021) 500454

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya