Menengok Masjid Jami Palu yang Berdiri Sejak 1812

Masjid berkali-kali dipugar dan bertahan saat bencana gempa

Palu, IDN Times - Di Kelurahan Baru, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, berdiri kokoh masjid Jami. Ini merupakan masjid tertua di ibu kota Sulawesi Tengah.

Masjid yang berlokasi di Jalan Wahid Hasim ini dibangun pada masa awal masuknya Islam di Kota Palu pada abad ke 17. Saat itu Islam disebarkan oleh ulama asal Minangkabau, Sumatera Barat, Syekh Abdullah Raqi. Masjid ini dibangun tepatnya pada tahun 1812 oleh seorang tokoh mualaf setempat bernama H Borahima.

Ketua Badan Pengurus Masjid Hardi mengatakan, sebelum direnovasi pada tahun 1990-an, bangunan masjid berupa dinding papan beratapkan daun rumbia. Kini Masjid Jami sudah dibangun kembali dengan menambah luas dan tinggi bangunan.

“Direnovasi tetapi tidak mengubah model awal masjid ini. Dijadikan dua tingkat mengingat banyak jamaah yang salat di sini. Dinding kita ganti tembok mengingat kayu-kayu dibangunan awal sudah lapuk,” kata Hardi kepada IDN Times, Jumat (30/4/2021).

Pascabencana gempa dan tsunami pada 28 September 2018, Masjid Jami termasuk bangunan yang bertahan dan tidak mengalami kerusakan berarti. Hanya menaranya sedikit miring akibat kondisi tanah yang berubah.

Baca Juga: Melihat Geliat Pedagang Musiman di Kawasan Religi Kota Palu

1. Pemugaran Masjid Jami dari tahun ke tahun

Menengok Masjid Jami Palu yang Berdiri Sejak 1812IDN Times/Kristina Natalia

Masjid Jami sudah mengalami beberapa kali pemugaran. Renovasi pertama oleh pengurus masjid tercatat pada tahun 1930. Setelah itu dipugar lagi pada tahun 1953, 1968, 1992, dan terakhir pembangunan menara setinggi 30 meter pada tahun 2004.

Dengan pemugaran dan penambahan luas bangunan, kini Masjid Jami mampu menampung hingga dua ribu orang. Yang tak berubah dari berkali-kali renovasi adalah bentuk ventilasi udara dan jendela sebagai ciri khas.

Tak cuma itu, di masjid ini juga terdapat mimbar yang sudah ada sejak awal berdirinya Masjid Jami dan digunakan imam pertama. Mimbar ini terbuat dari kayu dan dicat berwarna putih dan kuning emas.

“Tidak pernah diganti, masih awat dan kami gunakan sampai sekarang,” ucap Hardi.

Di sekitar Masjid Jami terdapat makam-makam tua yang jumlahnya diperkirakan mencapai puluhan. Makam-makam ini juga mendapat perawatan khusus dari pengurus masjid yang sudah ditetapkan sebagai cagar budaya ini.

Menurut Hardi, makam tersebut merupakan makam pendiri Masjid Jami, H Borahima beserta istri dan keluarganya. Tidak hanya itu, ada juga beberapa makam orang-orang yang berperan membangun Masjid Jami.

“Selain keluarga yang datang untuk membersihkan makam, kami juga pengurus melakukan perawatan sehingga makam-makam di sekitar masjid ini tetap terjaga dengan baik,” tutur Hardi.

2. Kegiatan di Masjid Jami selama Ramadan

Menengok Masjid Jami Palu yang Berdiri Sejak 1812IDN Times/Kristina Natalia

Selain mengadakan buka puasa bersama dan salat tarawih, di Masjid Jami juga ada dialog Ramadan usai salat Jumat. Pengurus masjid juga mengadakan kultum setiap subuh.

Selain itu, pengurus Masjid Jami bekerjasama dengan karang taruna di kelurahan Baru untuk mengadakan lomba anak Islami.

“Banyak kegiatan kami selama Ramadan ini, kalau buka puasa biasa dihadiri sampai 300 sampai 500 orang. Tentunya kami menerapkan protokol kesehatan sesuai arahan pemerintah,” jelasnya.

Tidak hanya itu saja, tahun ini pengurus bakal adakan lebaran mandura. Kegiatan tahunan ini dilaksanakan 10 hari setelah Idul Fitri. Sebelum lebaran mandura, jemaah akan berpuasa selama enam.

“Setelah berpuasa, ditutup dengan lebaran mandura. Kami buat untuk menjalin silaturahmi dengan umat muslim yang ada di Kelurahan Baru maupun umat yang datang ke Masjid ini,” terangnya. 

3. Banyak bangunan masjid baru pascabencana

Menengok Masjid Jami Palu yang Berdiri Sejak 1812IDN Times/Kristina Natalia

Masjid Jami termasuk salah satu yang masih mendapat perhatian khusus dari pemerintah karena statusnya yang masuk sebagai cagar budaya.

Ketua Dewan masjid Kota Palu, Iqbal Andi Magga menuturkan, pascabencana jumlah masjid dan mushola di Kota Palu bertambah. Dari 317 menjadi 480 masjid dan mushola tersebar di wilayah Kota Palu.

“Ada hunian baru pascabencana dan lokasi baru itu dibangunkan rumah ibadah yang pada akhirnya dipermanenkan,” terangnya.

“Ada pengeluhan-pengeluhan kalau jemaah di sebuah masjid kurang yang datang, padahal tidak. Jemaah terbagi karena ada masjid-masjid baru,” tambahnya.

Baca Juga: 5 Jajanan Khas Malam Hari di Pesisir Pantai Talise Teluk Palu

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya