Bayi Meninggal Diduga Akibat Kabut Asap, Begini Penjelasan Kemenkes

Ngadirun trauma dua kali anaknya meninggal dunia

Jakarta, IDN Times - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono memastikan bayi empat bulan yang meninggal di Banyuasin, Sumatera Selatan, tak berhubungan langsung dengan kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Saya sudah dapatkan laporan lengkapnya tentang kejadian itu. Sebenarnya diagnosa yang dibangun oleh teman-teman di lapangan itu tidak ada hubungan langsung dengan asap," kata Anung dalam konferensi pers di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Selasa (17/9).

Baca Juga: 2.000 Orang Terkena ISPA Akibat Kabut Asap di Kalteng

1. Keluhan pertama adalah badan panas, dan kabut asap diduga hanya sebagai pemicu

Bayi Meninggal Diduga Akibat Kabut Asap, Begini Penjelasan KemenkesIDN Times/indiana Malia

Anung menjelaskan, keluhan pertama yang dilaporkan sebelum balita itu meninggal dunia adalah badan panas. Menurut dia sesak yang dirasakan baru, sebagai akibat panas tersebut.

"Dia berobat ke bidan, lalu dirujuk Puskesmas, dirujuk ke Rumah Sakit Pratama untuk dapat perawatan PICU. Tetapi belum sampai di rumah sakit, yang bersangkutan meninggal. Diagnosa nya tidak secara langsung karena asap. Dipicu asap atau yang lain, itu adalah pemicu," tutur dia.

2. Pasangan Ngadirun dan Ita Septiana kehilangan anaknya kedua kalinya

Bayi Meninggal Diduga Akibat Kabut Asap, Begini Penjelasan KemenkesIDN Times/Rangga Erfizal

Pasangan suami istri Ngadirun (34) dan Ita Septiana (27) kehilangan anaknya, Elsa Fitaloka, yang baru berusia empat bulan. Sebelumnya, mereka juga kehilangan anak sulungnya, Muhammad Jaru Erdiansyah (4), tiga tahun lalu.  

Kematian Elsa Fitaloka diduga akibat terpapar Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), sama seperti penyakit yang diderita anak sulung mereka tiga tahun lalu. 

"Saya masih trauma juga, sama kayak kematian anak pertama, padahal kita sudah rawat benar (Elsa) dengan hati-hati," ungkap Ngadirun, saat ditemui di rumahnya, Desa Talang Buluh RT 08, Kecamatan Talang Kelapa, Banyuasin, Sumsel, Senin (16/9) dini hari.

3. Dokter di RS Ar Rasyid menduga Elsa terpapar ISPA

Bayi Meninggal Diduga Akibat Kabut Asap, Begini Penjelasan KemenkesIDN Times/Rangga Erfizal

Ngadirun mengungkapkan, kondisi Elsa semakin memburuk pada Minggu pagi (15/9). Kemudian, dari penuturan istrinya, sang bayi sempat mengalami sesak napas hingga akhirnya dibawa kembali ke bidan desa. Dari bidan, lalu disarankan ke Rumah Sakit Sukajadi yang berjarak 13 kilometer dari rumah.

"Jadi dari rumah dibawa dulu lah ke bidan, bidan menyarankan ke rumah sakit terdekat di Sukajadi. Dari Sukajadi baru diarahkan ke Rumah Sakit Ar Rasyid, karena alat-alat di Sukajadi tidak lengkap. Selama perjalanan ke rumah sakit, Elsa dibawa menggunakan motor," ungkap Ngadirun.

Setelah tiba di Rumah Sakit Ar Rasyid, Elsa langsung dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan dokter jaga mengklaim sang balita terkena ISPA, dan harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ke Rumah Sakit Muhammad Hoesin (RSMH) Palembang.

"Dokter bilang kondisinya 50-50, bisa paru-paru atau infeksi di kepala oleh virus," kata dia.

4. Elsa sempat dirujuk ke RSMH Palembang sebelum akhirnya meninggal dunia

Bayi Meninggal Diduga Akibat Kabut Asap, Begini Penjelasan KemenkesIDN Times/Rangga Erfizal

Selama perawatan di IGD Rumah Sakit Ar Rasyid, Ngadirun bersama keluarganya tetap menunggu untuk dipindahkan ke RSMH. Karena belum ada kamar, terpaksa mereka menunggu dan buah hati mereka dirawat sementara di Ar Rasyid.

"Waktu disarankan untuk pindah, saya bilang 'mana yang terbaik', saya juga tanya apa tindak lanjut nya. Saya sempat marah ke dokter spesialis, kenapa diulur untuk dirujuk, mereka bilang 'penuh', sehingga akhirnya anaknya dirawat di Ar Rasyid," kata Ngadirun, berusaha tegar.

Baca Juga: Kisah Ngadirun Kehilangan 2 Anaknya Ketika Kabut Asap Melanda Sumsel

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya