Libur Panjang Akhir Tahun Terancam Ditiadakan Jika Kasus COVID-19 Naik

Makanya taat protokol kesehatan ya, guys!

Jakarta, IDN Times - Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengatakan libur panjang di akhir 2020 terancam ditiadakan atau diperpendek. Hal itu akan dilakukan jika kenaikan kasus positif COVID-19 mengalami lonjakan yang signifikan.

"Apakah dampak libur panjang atau semakin baik liburan aman dan nyaman. Kalau bisa diketahui kasusnya tidak mengalami peningkatan dan bisa dikendalikan dengan baik, Insya Allah akhir tahun kita berikan masukan ke pemerintah untuk melanjutkan libur panjang," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Minggu (15/11/2020).

1. Kasus positif COVID-19 pecah rekor dalam dua hari terakhir

Libur Panjang Akhir Tahun Terancam Ditiadakan Jika Kasus COVID-19 NaikIlustrasi Swab Test (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Doni mengakui bahwa dalam beberapa hari terakhir kasus positif COVID-19 mencapai di atas 5 ribu kasus.

Pada Jumat (13/11) lalu, kasus positif bertambah 5.444 kasus dan penambahan ini sekaligus menjadi rekor baru tambahan kasus sejak wabah tersebut pertama kali diumumkan oleh pemerintah. Kemudian pada Sabtu (14/11), kasus positif bertambah 5.272 kasus baru. Sehingga total kasus konfirmasi positif menjadi 463.007 kasus.

"Namun bila membandingkan libur panjang pada akhir Agustus akhir dan September awal bahwa angka untuk pasien yang dirawat masih dalam batas terkendali yaitu seperti di Wisma Atlet di angka 53 persen. Untuk DKI 68 persen. Mudahan-mudahan tidak bertambah lagi. Satgas masih mengikuti perkembangan 1 minggu ke depan," jelas dia.

Baca Juga: Usai Libur Panjang, Pasien COVID-19 di Wisma Atlet Naik 21 Persen

2. Kasus positif COVID-19 meningkat usai libur panjang Oktober 2020

Libur Panjang Akhir Tahun Terancam Ditiadakan Jika Kasus COVID-19 NaikRumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat (IDN Times/Besse Fadhilah)

Diberitakan sebelumnya, jumlah pasien COVID-19 yang dirawat inap di Tower 6 dan 7 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, mengalami lonjakan. Kenaikan tersebut terjadi setelah periode libur panjang pada akhir Oktober lalu.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Pusat Kesehatan TNI Mayor Jenderal Tugas Ratmono dalam konferensi pers virtual

"Saat ini meningkat setelah libur panjang, ada penambahan 21 persen," ujarnya.

Ratmono mengungkapkan bahwa tingkat hunian di Tower 6 dan 7 saat ini mencapai 53,8 persen. Sebelum libur panjang, tingkat huniannya berada di angka 32 persen.

Dia berharap lonjakannya tidak separah periode akhir Setpember lalu yang mencapai 90 persen. 

"Mudahan-mudahan ini tidak setajam September lalu. Ini mudah-mudahan bisa dijaga," ucap dia.

3. Flat di isolasi mandiri juga meningkat 10 persen

Libur Panjang Akhir Tahun Terancam Ditiadakan Jika Kasus COVID-19 NaikRumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat (IDN Times/Athif Aiman)

Sementara itu di isolasi mandiri Wisma Atlet juga terjadi lonjakan sebesar 10 persen. Sebelumnya, titik terendah flat isolasi mandiri mencapai 17 persen.

"Kita lihat saat sebelum libur panjang angka terendah huniannya 17 persen. Saat ini meningkat 10 persen jadi 27 persen," imbuh dia.

Namun demikian, angka tersebut masih jauh dibanding lonjakan yang terjadi pada akhir Setpember 2020.

"Akhir September ini hampir mendekati 80-90persen. Ini peningkatan setelah libur panjang dibanding September tingga setinggi saat itu," tambahnya.

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3 M : Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan atau jaga jarak fisik dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir. Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus. Menjalankan gaya hidup 3 M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times

Baca Juga: Doni Monardo: Pemberian Masker Bukan untuk Dukung Acara Rizieq Shihab

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya