Gangguan di Jateng Sebabkan Blackout di Jabodetabek? Ini Penjelasannya

Apakah benar gara-gara pohon sengon yang roboh

Jakarta, IDN Times - Penyebab padamnya listrik (blackout) di Jawa Barat dan Jakarta yang terjadi sejak Minggu (4/8) hingga kini masih menjadi pertanyaan. Pihak Perusahaan Listrik Negara mengatakan gangguan transmisi Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kv Ungaran dan Pemalang menjadi faktor utama. 

Lantas bagaimana gangguan yang terjadi di Jawa Tengah bisa berimbas masif hingga ke Jakarta dan Jawa Barat bahkan hingga tiga hari?

1. Pusat beban di Jawa bagian barat, pembangkit terbesar di Jawa Timur

Gangguan di Jateng Sebabkan Blackout di Jabodetabek? Ini PenjelasannyaIlustrasi pembangkit/Dok. IDN Times/ Istimewa

Pengamat energi dari Institut Teknologi Bandung, Iwa Garniwa mengatakan hal ini tak lepas dari kurang idealnya transmisi di Pulau Jawa. Betapa tidak, Jabodetabek yang menjadi pusat beban di Pulau Jawa harus mengandalkan pembangkit Paiton, Bondowoso yang jaraknya hampir 1000 kilometer. Panjangnya kabel transmisi inilah yang membuat kerusakan di manapun bisa berimbas blackout.

"Katanya kan ada pohon Sengon roboh. Masalahnya bukan pohonnya, tapi bagaimana agar kerusakan seperti itu kemudian tak berimbas masif," kata Iwa saat dihubungi IDN Times, Selasa (6/8).

2. Diduga menggunakan pembangkit dengan daya kecil pada Minggu

Gangguan di Jateng Sebabkan Blackout di Jabodetabek? Ini PenjelasannyaIDN Times/Yogi Pasha

Kondisi ini diperparah dengan mekanisme pemilihan pembangkit. Karena beban di hari Minggu cenderung lebih rendah, ia menduga PLN memilih pembangkit di Paiton dengan biaya yang lebih murah. "Memang lebih murah, tapi ketika ada korsleting langsung terhenti," ujarnya.

Setelah pasokan dari Paiton terhenti, beban yang ada di Jakarta otomatis akan teralihkan ke pembangkit yang ada di Jawa Barat, yaitu Suralaya. Sayangnya, kapasitas pembangkit di Suralaya yang hanya mampu memproduksi maksimal 3400 Megawatt tak sepadan dengan beban Jabodetabek. Sebagai catatan, pembangkit Paiton mampu memproduksi daya listrik 4600 megawatt. 

"Itulah yang akhirnya membuat blackout," ujarnya. "Tapi ini sebatas analisis saya, yang berhak mempublikasikan penyebab pastinya hanya PLN. Karena mereka yang melakukan investigasi."

3. Butuh waktu normalisasi pembangkit

Gangguan di Jateng Sebabkan Blackout di Jabodetabek? Ini PenjelasannyaDok.IDN Times/Istimewa

Lantas, kenapa saat pasokan listrik di Jakarta sudah normal, di Jawa Barat masih ada pemadaman? Iwa mengatakan bahwa hal itu wajar.

Menurut Iwa, normalisasi listrik di tingkat pembakit tak semudah seperti yang diperkirakan. "Gak kaya nyalain listrik di rumah, sekali dinyalakan semua nyala. Harus perlahan dan dilihat yang prioritas yang mana dulu," kata pria yang juga menjabat Ketua Sekolah Tinggi Teknik PLN ini.

Baca Juga: PLN Sebut Pohon Sengon di Ungaran Penyebab Listrik Padam Jabodetabek

4. Butuh pembangkit besar di Jawa bagian barat

Gangguan di Jateng Sebabkan Blackout di Jabodetabek? Ini PenjelasannyaPembangkit Listrik Tenaga Bayu di Jeneponto, Sulsel (IDN Times/Abdurrahman)

Agar peristiwa serupa tak terulang, Iwa menyebut ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh PLN. Pertama adalah audit sistem sebagai upaya mitigasi. Sistem transmisi yang ada di PLN harus dilihat kembali, apakah masih relevan dengan kondisi saat ini. Selain itu,  harus ada pengawasan setiap kilometer untuk memastikan tak ada gangguan. "Mirip PT Kereta Api. Mereka kan punya rel yang panjangnya ribuan kilometer, itu kan juga ada maintanance," kata dia. 

Hal lain yang harus dilakukan adalah penyeimbangan. "Jadi, di Jawa bagian barat juga harus ada pembangkit besar juga," ujarnya. Dengan begitu, beban yang ada di Jawa Barat dan Jakarta tidak akan bergantung pada pembangkit Paiton. Menurutnya, dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), rencana untuk menambah pembangkit besar di wilayah barat Jawa sudah ada. Hanya, hingga saat ini belum terbangun.

Baca Juga: Sofyan Basir Akui Mati Lampu Massal Kemarin Terparah yang Ada di PLN

Topik:

  • Faiz Nashrillah
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya