Bau Sampah Tanda Banjir, Warga Kota Gorontalo Mulai Evakuasi Mandiri

Ancaman banjir yang ketiga kali di Kota Gorontalo

Gorontalo, IDN Times - “Masjid tadi sudah umumkan ada banjir,” ujar Asna Kaaba, salah seorang ibu rumah tangga di Kelurahan Ipilo, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Mendengar kabar demikian, Asna dan keluarga segera mengevakuasi seluruh perabotan rumah tangga ke tempat yang lebih tinggi.

Sejak Jumat (24/7/2020) siang tadi, debit air naik di bendungan Sungai Bone di Desa Alale, Kecamatan Suwawa Tengah. Bendungan Alale itu menjadi sinyal bahaya bagi warga Kota Gorontalo di sekitar bantaran Sungai Bone. Apalagi sejak Kamis kemarin, Kota Gorontalo diguyur hujan dengan intensitas tinggi.

“Ini kita sudah angkat semua perabotan di situ, biar tidak basah,” ujar Asna sembari mengangkat beberapa perlengkapan dapur, Jumat.

Tak hanya Asna, warga di sekitar bantaran Sungai Bone juga berbondong-bondong mengevakuasi seluruh perabotan rumah sebelum air menggenang. Bahkan beberapa orang lainnya harus menggantung perabotan di teras rumah demi menghindari banjir.

1. Ancaman banjir ketiga di Kota Gorontalo

Bau Sampah Tanda Banjir, Warga Kota Gorontalo Mulai Evakuasi MandiriIDN Times/Elias

Sungai Bone juga sebelumnya sudah merendam Kota Gorontalo sebanyak dua kali dalam waktu kurang dari satu bulan. Banjir pertama terjadi pada 11 Juni 2020 dan banjir kedua pada 3 Juli 2020. Asna mengaku rumahnya sudah kali kedua terendam banjir luapan Sungai Bone.

“Kemarin banjir yang kedua itu lumayan tinggi dibanding yang pertama, nda tau yang ketiga ini bagaimana,” kata Asna pasrah dengan ancaman banjir yang ketiga kalinya.

Usai mengevakuasi barang-barang miliknya, Asna beserta keluarganya segera mengungsi ke tempat yang lebih aman.

2. Luapan air Sungai Bone perlahan naik ke permukiman warga

Bau Sampah Tanda Banjir, Warga Kota Gorontalo Mulai Evakuasi MandiriAir luapan Sungai Bone mulai menggenang kelurahan Kampung Bugis, IDN Times/Elias

Sementara itu Kifly Makalalag soerang warga Kelurahan Padebuolo mengatakan, air luapan Sungai Bone sudah mulai naik ke permukiman warga. Namun kali ini, ia mengatakan, bahwa air tidak begitu cepat merendam. Menurut dia  karena air laut belum pasang sehingga air sungai tidak cepat masuk ke pemukiman warga seperti banjir sebelumnya.

“Ini tidak seperti banjir kemarin, mungkin karena belum terlalu sore,” kata Kifli saat melihat kondisi luapan Sungai Bone yang telah merendam sebagian Kelurahan Kampung Bugis.

Ia pun harap-harap cemas air akan segera merendam rumahnya. Namun demikian ia sudah mengevakuasi perabotan miliknya, “Semoga air tidak sampai di rumah, karena sungai meluap sebelum air laut pasang,” katanya.

Kifly bercerita bahwa air dari banjir sebelumnya sangat cepat naik ke pemukiman warga, karena memang sungai meluap sudah menjelang malam, ditambah lagi air laut sudah pasang yang mengakibatkan air luapan sungai tidak langsung ke laut. Bahkan kata dia, untuk menunggu luapan air surut waktu itu, warga harus menunggu hingga jam 3 dini hari.

Baca Juga: Gubernur Sebut Pembangunan Waduk Jadi Solusi Atasi Banjir di Gorontalo

3. Bau sampah sinyal luapan air mendekat

Bau Sampah Tanda Banjir, Warga Kota Gorontalo Mulai Evakuasi MandiriTergenang air, warga menutup jalan masuk, IDN Times/Elias

Kifly melanjutkan, luapan air bisa diprediksi dengan mencium aroma menyengat, itu berarti air luapan sungai sudah mulai mendekat “Kalau bau sampah seperti ini, hati-hati. Siap-siap saja mengungsi,” katanya.

Ia mengaku resah dengan kondisi banjir seperti ini. Akibat banjir itu lumayan mengganggu aktivitasnya, semetara rumah yang ia tinggali juga digunakan sebagai kantor tempat kerja. 

“Lumayan capek, apalagi banyak sekali perabotan kantor yang harus dipindah,” ujar Kifly.

Baca Juga: Kerusakan Hutan dan Daerah Aliran Sungai Penyebab Banjir di Gorontalo

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya