24 Orang di Gorontalo Terinfeksi Bakteri Antraks Kulit

Kabupaten Gorontalo masuk kategori endemik antraks

Gorontalo, IDN Times - Penyakit antraks yang disebabkan bakteri Bacillus Anthracis menginfeksi sejumlah warga di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Tepatnya di Desa Daenaa, Dusun Marisa, Kecamatan Limboto Barat. Otoritas kesehatan provinsi menyebut, korban antraks per 10 Juni di desa tersebut sebanyak 24 orang.

Kepala Seksi Penyakit Menular Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Irma Cahyani Ranti menjelaskan, penyakit antraks yang menyerang warga Desa Daenaa tergolong kasus antraks ringan yang menyerang kulit manusia.

“Alhamdulillah di Gorontalo itu selalu hanya antraks kulit, nah antraks kulit ini gejalanya adalah luka kulit. Biasanya bengkak di pinggiran dan menghitam di tengah,” kata Irma kepada IDN Times di Gorontalo, Kamis (11/6).

Untuk diketahui, kasus antraks yang menjangkiti warga Desa Daenaa telah ditangani sejak tangkal 30 Mei 2020 lalu oleh Puskesmas setempat.

1. Daging sapi terinfeksi antraks sempat dibagi-bagi dan dijual

24 Orang di Gorontalo Terinfeksi Bakteri Antraks KulitANTARA FOTO/Arnas Padda

Irma mengatakan sejauh ini sudah ada sembilan sapi dan satu kambing yang diduga terinfeksi bakteri antraks di Desa Daenaa. Tujuh sapi di antaranya, lanjut Irma, disembelih lalu dagingnya dibagikan dan dijual ke masyarakat.

“Dua sapi terakhir pada tanggal 2 dan 5 juni sudah tidak dikonsumsi lagi, karena memang sudah dalam penanganan petugas kesehatan,” kata Irma lagi.

Penyelidikan epidemiologi terhadap penularan antraks di Gorontalo, kata Irma, dilakukan sejak kasus tersebut dilaporkan puskesmas setempat ke dinas kesehatan provinsi pada 31 Mei lalu. Setelah itu, penanganan medis terhadap pasien mulai dilakukan pada 2 Juni.

“Tanggal 2 itu ada 11 kasus yang melapor dengan luka antraks itu. Kemudian tanggal 9 teman-teman puskesmas (datang) untuk melakukan monitoring dan ke-11 (pasien) kondisinya semakin membaik,” ujar dia.

Petugas yang datang melakukan pemeriksaan lanjutan di desa tersebut pada tanggal 9 Juni kembali menemukan 11 kasus tambahan, lalu keesokan harinya pada 10 Juni, korban antraks kembali bertambah 2 orang. Sehingga, total seluruh orang yang terinfeksi sebanyak 24.

2. Warga terjangkit antraks diberikan antibiotik untuk pemulihan

24 Orang di Gorontalo Terinfeksi Bakteri Antraks KulitIlustrasi (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Lebih jauh Irma mengatakan, dalam proses pengobatan pasien pihaknya telah memberikan antibiotik kepada warga yang terjangkit. “Tentu ini penyebabnya adalah bakteri jadi obatnya antibiotik. Jadi kalau bakteri kita masih punya antidotnya, ada antibiotiknya. Yang susah itu kalau virus.”

Proses penyembuhan pasien, jelas dia, menggunakan antibiotik dan disesuaikan dengan gejala yang dirasakan oleh warga yang terjangkit bakteri antraks.

“Kalau dia panas diberikan obat panas, kalau dia nyeri dikasih antinyeri. Tetapi inti untuk membunuh kuman antraksnya adalah dengan antibiotik,” katanya.

Sementara itu, proses penyembuhan secara total untuk luka kulit yang diakibatkan bakteri antraks cukup lama. Namun khusus untuk antraks kulit, ungkap Irma, angka kematian cukup rendah dibandingkan dengan antraks tipe lain.

"Kita besok juga melakukan monitoring di desa. Saya dapat informasi juga besok dinas peternakan akan melakukan vaksinasi hewan di Desa Daenaam."

Baca Juga: Diperpanjang Lagi, PSBB Tahap 3 Gorontalo Berlaku hingga 14 Juni 2020

3. Kabupaten Gorontalo merupakan daerah endemik antraks

24 Orang di Gorontalo Terinfeksi Bakteri Antraks Kulitfreepik.com/bearfotos

Sejak tahun 2016 Kabupaten Gorontalo menjadi langganan kasus antraks selain Kota Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango. Saat ini pun, Kabupaten Gorontalo dikategorikan sebagai daerah endemik antraks karena setiap tahun terjadi kasus.

“Untuk yang kali ini sebenarnya hanya terjadi kejadian kasus saja. Karena memang setiap tahun Kabupaten Gorontalo ada kasus antraks jadi memang sudah jadi daerah endemik,” kata Irama.

Irma melanjutkan, bakteri antraks sendiri bisa bertahan cukup lama bahkan hingga bertahun-tahun di tanah dan di daun. Sehingga jika di tumbuhan ada spora antraks kemudian dimakan oleh ternak, baik sapi maupun kambing dapat menyebabkan hewan tersebut terkena antraks.

“Penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri. Jadi bakteri ini ciri khasnya adalah dia berkapsul membentuk spora. Dimana spora antraks itu bisa bertahan hidup di tanah hingga berpuluh-puluh tahun,” jelasnya.

Irma memaparkan, bakteri antraks sendiri memiliki 3 jenis yakni antraks kulit, antraks inhalasi yang biasanya menyerang paru-paru dan mempengaruhi sistem pernapasan, serta antraks gastrointestinal yang kerap menyerang sistem pencernaan.

Baca Juga: Bupati di Gorontalo Khawatir Warga Susah Diatur saat New Normal

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya