Wow, Alat Bikinan UGM Berhasil Deteksi Gempa 3 Hari Sebelum Kejadian 

UGM klaim terbukti memprediksi gempa bumi di sejumlah daerah

Jakarta, IDN Times - Ketua Tim Peneliti Sistem Peringatan Dini (Early Warning System/ EWS) Gempa UGM, Sunarno, mengatakan alat pendeteksi gempa yang dikembangkan oleh timnya berhasil mendeteksi gempa di Toli-Toli, Sulawesi Tengah tiga hari sebelum kejadian.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pada Sabtu (29/5) lalu pukul 08.25.14 WIB wilayah Toli-Toli diguncang gempa tektonik dengan magnitudo 5,3. Pusat gempa berlokasi di laut pada jarak 87 kilometer arah Barat Kota Toli-Toli pada kedalaman 27 kilometer.

Baca Juga: 20 EWS di Sleman Akan Kembali Dibunyikan Serentak pada 17 Agustus 

1. Prediksi gempa tiga hari sebelum kejadian

Wow, Alat Bikinan UGM Berhasil Deteksi Gempa 3 Hari Sebelum Kejadian Ilustrasi Gempa (IDN Times/Sukma Shakti)

Sunarno mengatakan alat deteksi gempa tersebut sudah memprediksi gempa tersebut tiga hari sebelum kejadian. Meski berhasil memprediksi gempa, namun alat ini terus dikembangkan. Bahkan, di DIY sendiri alat ini sudah mampu memprediksi 3-7 hari sebelum kejadian gempa.

”Pengalaman selama ini kami baru dapat memprediksi 3 hari sebelum gempa dengang lokasi antara Aceh hingga NTT.  Algoritma awal kami hanya mendeteksi dini 3 sampai 7 hari sebelum gempa khusus untuk DIY. Mengingat stasiun pemantau kami hanya ada di DIY,” kata Sunarno, dikutip laman ugm.ac.id, Kamis (3/6/2021).

2. Teknologi trianggulasi dapat memprediksi posisi pusat gempa

Wow, Alat Bikinan UGM Berhasil Deteksi Gempa 3 Hari Sebelum Kejadian Ilustrasi Gempa (IDN Times/Arief Rahmat)

Alat yang kini dikembangan, menurut Sunarno, merupakan teknologi trianggulasi agar dapat memprediksi posisi pusat gempa yang lebih presisi. Selama dalam proses riset dan pengembangan, alat ini mampu selalu tepat memprediksi kejadian gempa.

“Selalu cocok, sudah dipakai tesis mahasiswa saya. Bahkan, lewat internet kita bisa bantu memberi peringatan 3 sebelum kejadian gempa di antara Aceh hingga NTT,”katanya.

Baca Juga: Alat EWS Besutan UGM Berhasil Deteksi Gempa 7 Hari Sebelum Kejadian

3. Cara kerja berdasarkan perbedaan konsentrasi gas radon

Wow, Alat Bikinan UGM Berhasil Deteksi Gempa 3 Hari Sebelum Kejadian Ilustrasi. (IDN Times/Arief Rahmat)

Sistem yang dikembangkan terdiri dari alat EWS yang tersusun dari sejumlah komponen seperti detektor perubahan level air tanah dan gas radon, pengkondisi sinyal, kontroler, penyimpan data, sumber daya listrik. Lalu, memanfaatkan teknologi internet of thing (IoT) di dalamnya.

Sunarno menjelaskan cara kerja alat yang dikembangkan bersama tim ini berdasarkan perbedaan konsentrasi gas radon dan level air tanah yang merupakan anomali alam sebelum terjadinya gempa bumi.

“Apabila akan terjadi gempa di lempengan, akan muncul fenomena paparan gas radon alam dari tanah meningkat secara signifikan. Demikian juga permukaan air tanah naik turun secara signifikan,” paparnya. 

Baca Juga: Libatkan Warga Lokal, EWS di Bantul Jadi Pilot Project Nasional 

4. Sistem ini terbukti memprediksi gempa bumi di beberapa daerah

Wow, Alat Bikinan UGM Berhasil Deteksi Gempa 3 Hari Sebelum Kejadian (Ilustrasi) ANTARA FOTO/Izaac Mulyawan

Penelitian yang sudah dilakukan sejak 2018 ini memang dikhususkan mengamati konsentrasi gas radon dan level air tanah sebelum terjadinya gempa bumi. Pengamatan yang telah dilakukan kemudian dikembangkan sehingga dirumuskan dalam suatu algoritma prediksi sistem peringatan dini gempa bumi. 

Bahkan, sistem ini terbukti telah mampu memprediksi gempa bumi yang terjadi di Barat Bengkulu M5,2 pada 28 Agustus 2020, Barat Daya Sumur-Banten M5,3 pada 26 Agustus 2020, Barat Daya Bengkulu M5,1  29 Agustus 2020, Barat Daya Sinabang Aceh M5,0 pada 1 September 2020, Barat Daya Pacitan M5,1 10 september 2020), dan gempa Tenggara Nagan Raya-Aceh M5,4 pada 14 september 2020.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya