Pemerintah Akan Ganti Swab PCR dengan Air Liur, Seberapa Akurat?

WHO belum merekomendasikan tes COVID-19 dengan air liur

Jakarta, IDN Times - Pemerintah berencana mengganti swab dengan tes saliva atau air liur untuk pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR). Diketahui, tes COVID-19 PCR dinilai sebagai metode dengan tingkat akurasi yang paling tinggi, lalu bagaimana dengan tes saliva?

Dokter umum kandidat PhD bidang Medical Science di Kobe University, dr. Adam Prabata mengatakan sensivitas pemeriksaan tes COVID-19 menggunakan saliva atau air liur memiliki keakuratan yang tidak jauh berbeda dengan PCR Swab yakni sekitar kurang lebih 3,4 persen lebih rendah dibandingkan swab PCR.

"Lebih rendah 7,9 persen dibandingkan dengan swab pada orang yang belum pernah didiagnosis COVID-19, namun lebih tinggi 1,5 persen dibandingkan swab pada orang yang terdiagnosis," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Rabu (3/1/2021).

1. Hasil berdasarkan sejumlah penelitian

Pemerintah Akan Ganti Swab PCR dengan Air Liur, Seberapa Akurat?Ilustrasi swab test (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Adam menerangkan sumber tersebut berdasarkan rujukan dari penelitian yang merangkum banyak penelitian lain serta bervariasi, termasuk kapan salivanya diambil.

"Nah di penelitian tersebut, penelitian-penelitian lainnya dikelompokkan jadi saat belum dan pernah terdiagnosis dan ketemu hasil tersebut. Untuk penyebabnya kenapa tidak dijelaskan secara detail kenapa, tapi perbedaan tersebut (naik atau turun) dinyatakan tidak signifikan untuk dibilang berbeda dengan akurasi swab," paparnya.

Baca Juga: GeNose Jadi Alat Tes COVID di Stasiun, Epidemiolog: Jangan Buru-buru!

2. Beberapa keunggulan tes saliva atau air liur

Pemerintah Akan Ganti Swab PCR dengan Air Liur, Seberapa Akurat?Ilustrasi Tes Usap/PCR Test (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Adam menjelaskan keunggulan tes saliva dibandingkan swab PCR yakni bisa dilakukan secara mandiri dengan diawasi oleh tenaga kesehatan sehingga bisa menurunkan risiko tenaga kesehatan terpapar COVID-19.

"Selain itu juga bisa menghemat biaya karena menurunkan biaya APD (Alat Pelindung Diri) dan alat untuk swab sehingga berpotensi menurunkan biaya menjadi lebih terjangkau untuk masyarakat," imbuhnya.

Meski demikian, WHO sampai saat ini belum merekomendasikan penggunaan air liur sebagai salah satu pengambilan sampel untuk pemeriksaan PCR.

3. Air liur untuk rapid tes antigen belum direkomendasikan untuk tes COVID-19

Pemerintah Akan Ganti Swab PCR dengan Air Liur, Seberapa Akurat?Tenaga kesehatan melakukan tes cepat antigen kepada pengunjung Kebun Binatang atau Bandung Zoological Garden (Bazoga), Jawa Barat, Minggu (27/12/2020). Pemerintah Kota Bandung memberikan layanan tes cepat antigen secara gratis kepada wisatawan yang mengunjungi Bazoga guna mencegah penyebaran COVID-19 selama libur Natal dan Tahun Baru 2021. (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Adam mengatakan penggunaan air liur saliva untuk PCR COVID-19 merupakan metode yang akurasinya hampir sama dengan swab nasofaring, serta memiliki beberapa kelebihan. Diketahui, usap nasofaring dilakukan dengan mengumpulkan cairan atau sampel dari bagian belakang hidung dan tenggorokan atau dahak.

"PCR air liur dapat menjadi alternatif pilihan menggantikan nasofaring atau orofaring untuk diagnosis COVID-19. Meski demikian, air liur untuk rapid tes antigen belum diketahui dan belum direkomendasikan untuk tes COVID-19," imbuh Adam.

4. Kemenristek akan ciptakan alat tes deteksi COVID-19 berbasis air liur atau saliva

Pemerintah Akan Ganti Swab PCR dengan Air Liur, Seberapa Akurat?Menteri Riset dan Teknologi Indonesia / Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/BRIN), Bambang Brodjonegoro bersama Menko PMK Muhadjir Effendi (Website/https://www.ristekbrin.go.id)

Diketahui, konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 yang diinisiasi Kementerian Riset dan Teknologi pada 2021 berupaya untuk menciptakan alat tes untuk mendeteksi COVID-19 berbasis air liur atau saliva.

"Kami sedang berupaya untuk mencoba mencari alternatif pemeriksaan usap (swab), yaitu pemeriksaan dengan menggunakan air liur atau saliva. Tentunya ini lebih nyaman bagi orang yang diambil sampelnya," kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro dilansir dari ANTARA.

Alat itu akan membantu dalam mendukung percepatan penanganan COVID-19 terutama di bidang pengujian (testing). Jika alat tes berbasis liur itu bisa diciptakan sebagai inovasi baru, maka akan menjadi alternatif untuk pemeriksaan COVID-19 yang akan lebih nyaman bagi masyarakat.

Baca Juga: Israel Kembangkan Teknologi Tes COVID-19 Gunakan Air Liur

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya