Menko PMK Sebut Warga Makassar Belum Terapkan Gerakan Revolusi Mental

Muhadjir mengacu pada persoalan sampah di Makassar

Makassar, IDN TimesMenteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy, menyebut Kota Makassar, Sulawesi Selatan, masih jauh dari gerakan Revolusi Mental yang digaungkan Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Penilaian itu dilontarkan Muhadjir mengacu pada penanganan sampah di Makassar yang dinilainya belum maksimal.

Hal itu disampaikan Muhadjir saat meninjau budidaya maggot di Bank Sampah milik Pemerintah Kota Makassar di Paccerakang, Selasa, (26/7/2022). 

"Pokoknya baru akan terjadi Revolusi Mental masyarakat Makassar kalau nanti 90 persen sampahnya, sampah rumah tangga terutama, sudah dikelola dengan baik. Ini baru 10 persen. Jadi masih jauh," ujar Muhadjir kepada wartawan.

1. Muhadjir sarankan Pemkot Makassar gandeng perguruan tinggi

Menko PMK Sebut Warga Makassar Belum Terapkan Gerakan Revolusi MentalMenteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meninjau budidaya maggot di bank sampah Makassar, Selasa (26/7/2022). IDN Times/Asrhawi Muin

Dalam hal pengelolaan sampah, Muhadjir menyarankan kepada Pemkot Makassar untuk menggandeng perguruan tinggi seperti Universitas Hasanuddin, untuk mereplikasi teknologi pengelolaan sampah. Sejauh ini, Pemkot mengandalkan pengelolaan sampah organik melalui budidaya maggot.

Budidaya maggot itu pun dijalankan dengan bantuan alat dari Korea Selatan. Dalam hal ini, kedua pihak saling memberi timbal balik. Makassar dengan pengelolaan sampah sedangkan Korea Selatan menggunakan ampas dari maggot.

"Teknologi ini tidak rumit amat. Cukup sederhana. Saya kira teknologi pengolahan hasil pertanian dia sudah bisa dibuat lebih sederhana. Tidak usah mewah tapi masyarakat sudah bisa menggunakan sesuai semboyannya yakni 3R, Reduce, Recycle, Reuse," kata Muhadjir.

2. Makassar harus jadi model penanganan sampah organik

Menko PMK Sebut Warga Makassar Belum Terapkan Gerakan Revolusi MentalBudidaya maggot di bank sampah Makassar, Selasa (26/7/2022). IDN Times/Asrhawi Muin

Selain itu, Muhadjir juga mengingatkan bahwa sampah merupakan tantangan global, baik sampah B3, sampah organik, maupun sampah anorganik. Belum lagi ada sampah mikroplastik yang menjadi ancaman saat ini.

Karena itu, Muhadjir meminta Pemkot Makassar meningkatkan kualitas penanganan sampah. Selain itu juga menguatkan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya penanganan sampah.

"Kalau bisa Makassar jadi model penanganan sampah organik yang sangat produktif. Yang tidak kalah penting edukasi masyarakat. Ketika ibu-ibu masak, tidak hanya berpikir masakannya enak tapi bagaimana sampahnya. Kan bisa sampahnya ibu-ibu dibeli, pasti pada mau kumpulin sampahnya," kata Muhadjir.

3. Potensi sampah organik Makassar cukup tinggi

Menko PMK Sebut Warga Makassar Belum Terapkan Gerakan Revolusi MentalBudidaya maggot di bank sampah Makassar, Selasa (26/7/2022). IDN Times/Asrhawi Muin

Di tempat yang sama, Direktur Yayasan Peduli Negeri (YPN), Saharuddin Ridwan menjelaskan bahwa sejauh ini pengelolaan sampah organik yang bisa diterapkan adalah budidaya maggot. Produksi maggot saat ini yang dihasilkan fresh maggot, maggot kering, dan tepung maggot. 

Sepanjang bahan baku sampah organik cukup banyak, budi daya maggot bisa ditingkatkan. Hanya saja, kemampuan mengolah sampah organik baru 1 hingga 5 ton per hari. 

"Itu bisa kita tambah kalo bisa kelola kantong-kantong yang lain," jelas Sahar.

Sahar menyebutkan potensi sampah organik Makassar cukup tinggi yakni sekitar 400-500 ton per hari. Sampah itu bersumber dari sisa makanan yang berpotensi didapatkan dari hotel, restoran dan kafe. 

"Saya sudah koordinasi dengan Camat Biringkanaya, bagaimana proses pengumpulan sampah ini bisa dilaksanakan. Kalau sampah organik dari rumah tangga sedikit sampahnya. Rata-rata setengah kilogram per orang," katanya.

Baca Juga: USAID Bantu Pemkot Makassar Kelola Sampah dan Limbah Plastik

4. Maggot jadi solusi atasi sampah rumah tangga

Menko PMK Sebut Warga Makassar Belum Terapkan Gerakan Revolusi MentalBudidaya maggot di bank sampah Makassar, Selasa (26/7/2022). IDN Times/Asrhawi Muin

Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar, Aryati Puspasari Abadi, mengatakan budidaya maggot merupakan solusi untuk mengatasi masalah sampah rumah tangga, sebab maggot akan mereduksi sampah sisa-sisa makanan. Maggot sendiri adalah belatung atau larva dari lalat yang bisa ditemukan pada barang-barang yang telah membusuk seperti bangkai, buah, maupun sayuran yang rusak. 

Budidaya maggot yang berasal dari Black Soldier Flies (BSF) atau lalat hitam sudah dikembangkan oleh BSP Pacerakkang sebagai percontohan. Peralatan dalam budidaya maggot di BSP Pacerakkang, kata Puspa, sangat lengkap dan sudah terintegrasi. Dengan begitu, pemeliharaannya mulai dari telur, larva, pre pupa, pupa hingga menjadi lalat dewasa bisa di lihat langsung di sana.

“Di sana ada juga mesin untuk mengekstraksi larva maggot menjadi minyak esensial yang baik untuk kecantikan dan pengobatan. Jadi di sana itu kita sudah bisa melihat bagaimana siklus pemeliharaan maggot,” jelasnya.

Baca Juga: Besok, Menko PMK Bakal Tinjau Budidaya Maggot di Bank Sampah Makassar

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya