Inggris Tawari Indonesia Kolaborasi Melacak Varian Baru COVID-19

Inggris lakukan pengujian genome terbanyak di dunia

Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock membuka kesempatan kolaborasi untuk melacak varian baru virus SARS-CoV-2 dari hasil mutasi. Kesempatan itu terbuka bagi negara mana pun, termasuk Indonesia. 

"Tawaran baik dari Inggris ini merupakan pujian terhadap upaya yang mengagumkan yang sudah dilakukan di Indonesia oleh Kementerian Ristek dan Lembaga Eijkman, yang telah memiliki kemampuan untuk pengurutan genom virus," kata Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (30/1/2021).

Baca Juga: Pelajari Varian Baru COVID-19, Ilmuwan Nigeria 'Liburan' di Lab

1. Platform Penilaian Varian Baru dilakukan melalui pengurutan genome

Inggris Tawari Indonesia Kolaborasi Melacak Varian Baru COVID-19Ilustrasi Penelitian Ilmiah (IDN Times/Mardya Shakti)

Inisiatif kerja sama bernama Platform Penilaian Varian Baru itu akan membantu negara-negara di dunia dalam mengidentifikasi mutasi pada virus. Ini bisa menjadi peringatan dini mengenai kemungkinan penyebaran varian baru COVID-19, melalui pengurutan genom (genome sequencing).

Platform Penilaian Varian Baru akan dipimpin oleh Badan Kesehatan Masyarakat Inggris (PHE), Institut Perlindungan Kesehatan Nasional (NIHP), dan para mitra, termasuk Kelompok Kerja Laboratorium Global SARS CoV-2 di bawah naungan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menurut keterangan yang sama.

"Mereka akan bekerja secara langsung terhadap sampel yang dikirimkan dari luar negeri, atau akan memberikan nasihat dan dukungan ahli secara daring jika negara mitra sudah memiliki kemampuan di bidang ini namun meminta bantuan lebih lanjut," ujarnya.

Baca Juga: COVID-19 Varian Baru, Inggris Lockdown Hingga Pertengahan Februari

2. Inggris tawarkan pelatihan maupun peralatan untuk penelitian tersebut

Inggris Tawari Indonesia Kolaborasi Melacak Varian Baru COVID-19Ilustrasi Penelitian Ilmiah (IDN Times/Mardya Shakti)

Platform ini tidak hanya membuat negara-negara mempunyai pemahaman lebih mengenai COVID-19 serta pola penyebarannya, tapi juga akan meningkatkan kemampuan global agar siap menghadapi kasus serupa di masa mendatang.

"Tawaran tersebut dapat mencakup pelatihan dan sumber daya serta personel dan peralatan," kata Dubes Owen dalam keterangan tertulisnya tersebut.

3. Pengujian genom yang dilakukan Inggris lebih dari separuh penelitian di dunia

Inggris Tawari Indonesia Kolaborasi Melacak Varian Baru COVID-19Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Virus varian baru COVID-19, yang dinamai jenis B.1.1.7, terdeteksi pertama kali di Inggris pada November 2020, hampir satu tahun setelah COVID-19 pertama kali menyebar ke seluruh dunia. Namun diyakini muncul sejak September 2020, kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).

Bagaimanapun, Inggris menyebut bahwa virus COVID-19 jenis baru yang seringkali dirujuk sebagai "varian Inggris" tersebut belum tentu berasal dari negaranya.

Jenkins mengatakan Inggris melakukan jauh lebih banyak pengujian genom daripada negara lain. Pengujian genom yang dilakukan Inggris, lebih dari 50 persen dari total sekuens yang diselesaikan di seluruh dunia

"Jadi sangat masuk akal bahwa Inggris akan seringkali menjadi negara yang sering menemukan varian baru," ujarnya.

Baca Juga: Menkes Budi Minta Kaji Varian Baru COVID-19 dari Inggris

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya