Megawati Rekomendasikan 7 Buku Sejarah Ini untuk Dibaca Anak Muda
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Megawati Soekarnoputri memberikan rekomendasi tujuh buku sejarah yang wajib dibaca oleh kaum muda. Buku pertama yang direkomendasikan oleh Megawati adalah "Di Bawah Bendera Revolusi".
Menurutnya, anak-anak muda saat ini tidak mengetahui sejarah tentang sosok Sukarno. Bahkan, banyak yang memberi pendapat sinis seakan Sukarno hanyalah orang biasa yang kebetulan dipilih menjadi presiden pertama RI.
"Saya bilang itu namanya bodoh. Kalau kamu mau jadi pintar, baca dulu perjuangan beliau (Sukarno) itu apa. Itu fakta sejarah," ujarnya dalam pembukaan Sekolah Partai Gelombang III bagi Calon Kepala Daerah dan Calon Wakil Kepala Daerah oleh PDI Perjuangan melalui telekonferensi, Minggu (13/9/2020).
1. Megawati merekomendasikan Sarinah untuk dibaca oleh perempuan maupun laki-laki Indonesia
Buku kedua yang disebut Megawati adalah "Sarinah". Megawati mengatakan, membaca "Sarinah" semakin kontekstual di tengah kondisi kaum perempuan Indonesia yang masih mengalami berbagai kekerasan. Megawati mencontohkan, di tengah pandemik COVID-19, laporan yang masuk menunjukkan bahwa kekerasan dalam rumah tangga terhadap perempuan dan anak justru makin meningkat.
"Kalian para bapak kan punya istri, punya anak perempuan. Tolong dilindungi dengan baik. Jangan mereka dikampleng, dipukul, ditampar. Itu yang harus diperhatikan," kata Megawati.
Baca Juga: Megawati Akui PDIP Kesulitan Mencuri Hati Masyarakat Sumbar
2. Buku "Pidato Lahirnya Pancasila" bisa menjadi referensi untuk mengetahui alasan Pancasila lahir
Buku ketiga yang disebut Megawati adalah "Pidato Lahirnya Pancasila" untuk mengetahui mengapa Pancasila lahir. Selanjutnya adalah buku "Membangun Dunia Kembali - To Build A World A New" yang berisi pidato Bung Karno saat di PBB yang mendapatkan standing ovation dari perwakilan berbagai negara saat itu.
"Bagaimana kalian akan mempunyai inspirasi kalau dalam pikiran itu tidak ada isinya. Saya Sangat sedih kalau melihat ada yang diambil oleh KPK. KPK itu saya yang buat loh, jangan lupa loh, kalau gak percaya lihat sejarah pembentukan KPK. MK saya buat, KPK saya buat, untuk apa? Untuk mendisiplinkan kita, kalangan pemimpin dan rakyat. Tetapi kan kebanyakan, mana ada rakyat yang bisa korupsi? Yang korupsi pasti kalangan elite," papar Megawati.
Editor’s picks
3. Buku "Indonesia Menggugat" hingga "Mustika Rasa" juga direkomendasikan oleh Megawati
Buku Kelima yang disebut Megawati adalah "Indonesia Menggugat" yang berisi gugatan Bung Karno terhadap penjajah yang memasukkannya ke dalam penjara. Yang keenam adalah "Mencapai Indonesia Merdeka'. Dari buku itu, para calon kepala daerah akan memahami mengapa Indonesia merdeka dan mengapa bisa menjadi pemimpin.
"Kalau tidak merdeka, apakah kalian bisa menjadi pemimpin? Tidak bisa, kalian hanya menjadi budak, karena pada waktu itu dijajah 350 tahun. Apakah itu tidak menyedihkan?" ujar Megawati.
Buku terakhir yang disebut Megawati adalah sebuah buku tebal yang berjudul "Mustika Rasa". Isinya adalah resep makanan Indonesia yang dikumpulkan bertahun-tahun.
"Ini resep-resep dari seluruh daerah di Indonesia. Luar biasa. Setelah buku ini apakah ada buku lainnya? Nggak ada," kata Megawati.
4. Megawati meminta kadernya untuk kreatif tanpa sombong
Megawati meminta agar para calon kepala daerah yang diusung PDIP untuk kreatif tanpa melibatkan rada sombong dalam melaksanakan tugasnya apabila terpilih.
"Saya sampaikan kepada seluruh calon yang diusung oleh PDIP Perjuangan agar terus kobarkan semangat bagi bangsa dan negara berdedikasi tanpa kenal lelah," katanya.
Di acara itu, Megawati juga didampingi para pengurus teras partainya seperti Sekjen Hasto Kristiyanto, Wasekjen Utut Adianto, dan beberapa Ketua DPP seperti Djarot Saiful Hidayat, Komaruddin Watubun, Ribka Tjiptaning, Ahmad Basarah, Hamka Haq, Sri Rahayu, dan Tri Rismaharini.
Baca Juga: Megawati: Kalau Mau Kaya Jangan Masuk Partai Politik, Jadi Pengusaha!