Lian Gogali Ingin Mengubah Stigma Negatif Masyarakat tentang Poso

Gerakan #KabarBaikDariPoso sudah berjalan sejak 2018

Makassar, IDN Times - Apa yang terlintas saat pertama mendengar nama Kabupaten Poso? Di benak banyak orang, wilayah di Sulawesi Tengah itu identik dengan konflik. Ini tentu tak lepas dari pemberitaan. Tapi, stigma negatif ini ternyata membuat gemas Lian Gogali, pendiri organisasi akar rumput Institut Mosintuwu.

Dalam acara Ngobrol Seru IDN Times bertajuk "Anak Muda dan Gerakan Perdamaian di Poso" pada Selasa sore (22/3/2022), Lian mengaku sedikit gemas dengan pandangan khalayak umum tentang kampung halamannya.

"Kalau keluar dari kota Poso, ditanya asalnya dari mana dan dijawab Poso, pasti kalimat pertama yang muncul 'Poso aman gak?' atau 'Poso aman belum?' Jadi kesannya tiap hari kita sibuk berkelahi, sibuk merancang perang, sibuk merancang kejahatan," selorohnya.

1. Kampanye #KabarBaikDariPoso sudah berjalan sejak 2018

Lian Gogali Ingin Mengubah Stigma Negatif Masyarakat tentang PosoTangkapan layar acara Ngobrol Bareng IDN Times bersama pendiri Institut Mosintuwu Lian Gogali pada Selasa 22 Maret 2022. (IDN Times/Achmad Hidayat Alsair)

Padahal, kabupaten tersebut memiliki banyak hal memikat. Dari sisi pariwisata, mereka punya beberapa destinasi andalan seperti Taman Nasional Lore Lindu, Danau Tambing, Gua Pamona dan Situs Megalitik Pokekea.

Alhasil, Lian bersama Institut Mosintuwu menggagas kampanye sekaligus tagar #KabarBaikDariPoso sejak tahun 2018. Isinya adalah hal-hal positif yang diharap membuka mata masyarakat atas kondisi terkini Poso.

"Karena itu kita bersama-sama anak muda sedang kampanye Kabar Baik Dari Poso. Kabarnya bukan cuma berkaitan dengan manusianya, tapi juga berkaitan dengan lingkungan, budaya, keunikan dan seterusnya," jelasnya.

2. Tujuannya agar masyarakat melihat Poso sudah pulih sepenuhnya dari konflik

Lian Gogali Ingin Mengubah Stigma Negatif Masyarakat tentang PosoSejumlah warga suku Pamona menunggui dagangannya di Pasar Desa pada Festival Mosintuwu (Kebersamaan) di Tentena, Poso, Sulawesi Tengah, Jumat (1/11/2019). (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

Melalui #KabarBaikDariPoso, Lian hendak menunjukkan pada masyarakat bahwa lembaran hitam kekerasan sudah dikubur dalam-dalam. Semua kini kembali seperti masa sebelum konflik, di mana toleransi dan perdamaian sudah kembali menaungi kabupaten seluas 7 ribu kilomerer persegi tersebut.

"Tujuannya agar kemudian orang melihat tak cuma melihat harapan orang Poso, tapi juga belajar melihat bahwa orang-orang Poso yang sudah melihat serangkaian kekerasan, telah melampauinya dan telah membangun kesepakatan bersama untuk menata masa depan yang lebih baik," kata lulusan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta itu.

Baca Juga: Kopi Arabika Organik dari Poso Bakal Diekspor ke Jerman

3. Diharap turut mengubah cara pandang pemerintah atas Poso

Lian Gogali Ingin Mengubah Stigma Negatif Masyarakat tentang PosoTangkapan layar acara Ngobrol Bareng IDN Times bersama pendiri Institut Mosintuwu pada Selasa 22 Maret 2022. (IDN Times/Achmad Hidayat Alsair)

Lebih jauh, tak cuma pandangan miring masyarakat yang hendak diubah, tapi juga perspektif pemerintah pusat. Selama ini, fokus Jakarta ke Poso seolah hanya tertuju pada pemberantasan terorisme.

"Jadi saya rasa itu bukan cuma mempengaruhi cara berpikir tentang Poso, tapi juga mempengaruhi kebijakan," ungkap Lian.

"Jadi kebijakan yang berkaitan dengan Poso bukan cuma tentang keamanan, karena cara pandangnya berbeda," imbuhnya.

Baca Juga: Aktivis Perempuan Lian Gogali Raih Penghargaan Four Freedom Awards

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya