Cerita Pengalaman Prof. Idrus Saat Menjalani Perawatan Isolasi Corona

Eks Rektor Unhas dinyatakan sembuh pada Rabu (1/4) kemarin

Makassar, IDN Times - Hanya beberapa hari setelah diizinkan pulang, Prof. Idrus Paturusi berbagi cerita perihal pengalamannya selama menjadi pasien positif COVID-19 yang harus jalani perawatan intensif di ruang isolasi.

Ia dinyatakan sembuh usai menerima hasil pemeriksaan laboratorium pada Rabu (1/4) malam. Dari uji sampel swab keempat, Prof. Idrus dinyatakan negatif alias sudah terbebas dari virus corona.

Dalam video berdurasi 24 menit yang diunggah pada hari Jumat (3/4) di kanal YouTube milik dr. Helmiyadi Kuswardhana, M.Kes, Sp.OT, eks Rektor Universitas Hasanuddin 2006-2014 tersebut berbicara banyak. Mulai dari proses terinfeksi virus corona, perasaan ketika mendengar vonis dokter serta perjuangan hingga akhirnya dinyatakan sembuh.

1. Dalam video berdurasi 24 menit, Prof. Idrus Paturusi menceritakan pengalaman jalani perawatan isolasi selama sepekan setelah dinyatakan positif terinfeksi virus corona

Cerita Pengalaman Prof. Idrus Saat Menjalani Perawatan Isolasi CoronaYouTube.com/dr. Helmiyadi SpOT

Prof. Idrus bercerita bahwa inisiatif memeriksakan diri usai menerima hasil tracing yang dilakukannya usai berjabat tangan dengan seorang kolega.

"Setelah memeriksakan diri, Prof. Nasrun Massi (Wakil Rektor III Unhas) menyampaikan bahwa saya positif. Terus terang saya goyah. Saya sampaikan itu ke istri dan anak-anak. Saya juga meminta kepada dua anak saya agar status positif itu diberitahu secara luas, agar semua orang yang pernah melakukan kontak dengan saya untuk segera melakukan pemeriksaan," ujarnya.

Tujuan memberitahu status positif kepada khalayak umum disebut sebagai upaya menahan penyebaran corona lebih luas. Orang-orang yang telah melakukan kontak pun bisa segera melakukan social distancing serta pemeriksaan lebih jauh. "Dampaknya sangat besar dan tentu sangat membantu," lanjut Prof. Idrus.

2. Di malam pertama berada ruang isolasi, Prof. Idrus mengaku tak bisa tidur

Cerita Pengalaman Prof. Idrus Saat Menjalani Perawatan Isolasi CoronaIlustrasi ruang isolasi di rumah sakit IDN Times/Aji

Saat memasuki ruang isolasi pada hari Rabu (25/3) silam, ayah dari dua anak itu mengaku sempat diliputi rasa takut.

"Terus terang oleh karena banyaknya pemberitaan tentang virus ini, sehingga di benak saya mungkin ini adalah akhir. Alhamdulillah, istri saya menemani di kamar isolasi. Yang membuat saya lebih percaya diri. Malam pertama, saya bahkan tak bisa tidur," ungkapnya.

Masuk hari kesepuluh atau kesebelas usai tertular, Prof. Idrus mulai merasakan gejala muncul. Mulai dari suhu tubuh yang naik ditambah rasa sakit ketika menelan.

Kendati demikian, ia berpikir bahwa COVID-19 ini bisa sembuh dengan kunci meningkatkan daya imun setelah membaca sejumlah jurnal ilmiah. "Virus ini adalah self-limiting disease, patokan ini saya pegang," ungkap dokter spesialis bedah tulang.

Baca Juga: Eks Rektor Unhas Idrus Paturusi Dinyatakan Positif Corona

3. Dukungan yang datang dari banyak kalangan jadi salah satu faktor yang menumbuhkan rasa percaya akan kesembuhan

Cerita Pengalaman Prof. Idrus Saat Menjalani Perawatan Isolasi CoronaProf. Idrus Paturusi (kanan). Dok. Humas Unhas

Masih ada beberapa hal yang mendorong keyakinan Prof. Idrus bisa sembuh dari wabah COVID-19. Salah satunya yakni hasil pemeriksaan dokter.

"Hari pertama, saya langsung diperiksa CT Scan untuk melihat paru-paru saya. Serta uji laboratorium untuk melihat sistem kekebalan. Ada bercak (di paru-paru), namun itu tidak signifikan. Ini memberi saya tambahan lebih banyak kepercayaan diri," lanjut sosok kelahiran 1950 tersebut.

Selama jalani perawatan di ruang isolasi, Prof. Idrus berusaha mendongkrak sistem imunitas tubuhnya dengan mengonsumi obat-obatan, vitamin C serta asupan gizi-protein yang datang dari makanan kendati nafsu makan menukik. Berkat kedisiplinan itu, hasil pemeriksaan sampel swab untuk kali ketiga berujung pada negatif.

Selain itu, dukungan yang datang dari berbagai kalangan diakuinya turut menumbuhkan semangat. "Pesan mereka membuat kepercayaan diri saya kian bertambah," tuturnya dengan suara bergetar.

4. Meski sudah bekerja baik, pemerintah diminta meningkatkan level kewaspadaan atas penyebaran wabah tersebut

Cerita Pengalaman Prof. Idrus Saat Menjalani Perawatan Isolasi CoronaANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Prof. Idrus melihat sendiri perjuangan tenaga medis dan paramedis sebagai garda terdepan perlawanan terhadap wabah COVID-19. Salah satunya saat mereka tak bisa masuk ke ruang isolasi tempatnya dirawat dan terpaksa berjaga dari luar.

"Saya sangat terharu melihat paramedis bekerja. Mereka bertanggung jawab penuh atas tugas yang mereka laksanakan," cerita Prof. Idrus.

Di sisi lain, ia menyebut bahwa upaya yang dilakukan oleh pemerintah dari level pusat hingga daerah sudah sangat baik. Namun, tetap ada kewaspadaan yang harus ditingkatkan.

"Andaikan epidemi ini meledak dan terjadi break yang luar biasa, semua harus diantisipasi. Rumah sakit dan tenaga yang melayani harus mengantisipasi. Semua kita harus jaga, tidak bisa karena hanya (karena baru) sekian kasus dibanding puluhan ribu di negara lain. Kita harus memutus mata rantai penyebarannya."

Baca Juga: Jalani Isolasi, Prof. Idrus: Mari Bekerja dan Melayani dengan Ikhlas

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya