Cerita Nita, Memasak untuk Para Tetangga yang Jalani Isoman di Palu

Inisiatif gotong royong kemanusiaan muncul di mana saja

Makassar, IDN Times - Setahun lebih berlalu sejak kasus pertama pandemik COVID-19 diumumkan. Semua, tak terkecuali, merasa terpukul dengan keadaan. Tapi, rasa kemanusiaan harus tetap berjalan sebagai bukti tak ada yang pantas berjalan sendirian di saat-saat kelam.

Ini yang dilakukan oleh Adha Junita Putri, seorang warga Kota Palu, Sulawesi Tengah. Perempuan 29 tahun ini tergerak hatinya untuk membantu menyediakan makanan bagi pasien-pasien yang menjalani isolasi mandiri (isoman) akibat terpapar virus SARS-CoV-2.

Bercerita kepada IDN Times, ia sudah ikut serta dalam inisiatif saling bantu ini sejak tahun 2020. "Sebenarnya yang terlibat bukan cuma saya. Awal sekali, kira-kira tahun lalu saat pandemik dimulai, inisiatif ini datang dari teman-teman di media sosial," kata Nita, sapaan akrabnya, saat dihubungi pada Rabu malam (18/8/2021).

"Kita bikin komunitas namanya 'Nasi Cinta', diprakarsai beberapa pengusaha kuliner di Palu. Saya ikut di situ. Kita kirim paket makanan yang sedang isoman. Saya juga di situ sebagai pembuat face shield," lanjutnya.

Isi paket "Nasi Cinta" ini berupa bahan pangan, lauk dan obat-obatan. Seperti beras, ayam ungkep, vitamin, buah, susu, telur, mie instan, gula dan lain-lain. Semuanya adalah hasil sumbangan yang terkumpul secara daring.

1. Nita memulai inisiatif pemberian bantuan bagi pasien isoman di sekitar tempat tinggalnya

Cerita Nita, Memasak untuk Para Tetangga yang Jalani Isoman di PaluIlustrasi petugas medis yang menangani COVID-19 (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

Masuk pertengahan 2021, amuk pandemik yang sempat reda justru mengganas lewat varian Delta. Nita, sapaan akrabnya, mengakui banyak tetangganya yang tertular. Profesinya macam-macam, mulai dari pegawai hingga buruh.

Gelombang kedua berjalan, Nita sadar bahwa ternyata beberapa yang jalani isoman masih nekat keluar rumah untuk membeli makan. Ini tak lepas dari kenyataan bahwa bantuan dari pemerintah setempat belum sampai ke daerahnya.

"Demi keselamatan bersama, akhirnya ada inisiatif dari saya untuk membantu mereka. Karena tidak ada yang mau memasak dan mengurus mereka, jadi kita mi yang ambil alih," ujar Nita yang tinggal di Kelurahan Tatura Utara, Kecamatan Palu.

Ia pun berbicara usul ini kepada para tetangga lain di sekitar rumahnya. Disepakati bahwa uang yang mereka kumpul adalah Rp30 ribu per kepala keluarga (KK). Tapi, Nita tak mematok angka tersebut sebagai "iuran tetap."

"Sebenarnya tidak dipatok Rp30 ribu per hari. Pokoknya yang ada saja, seikhlasnya. Bahkan minyak goreng pun kami terima dengan senang hati. Saya masaknya sesuai dengan dana saja," ujarnya.

2. Tak cuma dengan masakan, Nita turut menyuplai minuman herbal yang ia buat di waktu luang

Cerita Nita, Memasak untuk Para Tetangga yang Jalani Isoman di PaluDokumentasi kegiatan Adha Junita Putri dalam memberi bantuan makanan kepada pasien positif COVID-19 yang sedang isoman di Kota Palu, Sulawesi Tengah. (Dok. Adha Junita Putri)

Setelah dana terkumpul, Nita pun berbelanja bahan dan mengolahnya jadi masakan. Yang dikhawatirkan justru muncul ketika beberapa hari inisiatif ini dilakukan.

"Ternyata awal-awal itu kita longgar dalam protokol kesehatan. Jadi beberapa orang yang membantu dalam pengantaran malah kena juga (positif COVID-19)," ceritanya.

Beruntung saat personel terpaksa isoman dulu, masih ada tetangga lain melakoni tugas ini. Tentu saja dengan prosedur pengantaran yang lebih diperketat dari sebelumnya.

Selain itu, masakan buatannya disalurkan kepada warga isoman dengan kondisi ekonomi kurang mampu. Sebab, mereka yang paling merasakan dampak dari PPKM. Tak ada pemasukan, dan kesehatan jadi tak pasti.

Tak cuma nasi-lauk, Nita pun turut memberi mereka minuman herbal racikannya sendiri. Ini jadi pengisi waktu luang di sela kesibukan berjualan makanan secara daring. Di saat yang sama, ia masih aktif di komunitas "Nasi Cinta" yang sudah lebih dulu bergerak.

"Ini saya lakukan kalau sedang tidak ngapa-ngapain, lalu saya bagikan ke orang-orang isoman" terangnya.

Orang-orang yang terlibat dalam inisiatif Nita bahkan turut mengambil alih cucian seluruh pasien isoman. Tentu saja dengan prokes ketat.

"Saya bertugas dalam rumah untuk mempersiapkan makanan, atur yang mau mengantar ke siapa, baju ke laundry mana. Semuanya kami lakukan," lanjut Nita.

3. Nita berharap masyarakat tetap tabah menghadapi cobaan pandemik

Cerita Nita, Memasak untuk Para Tetangga yang Jalani Isoman di PaluIlustrasi pandemik COVID-19. (ANTARA FOTO/M. Risyal Hidayat)

Menurut keterangan Nita, total ada enam hingga delapan KK yang ia dan rekan-rekannya bantu sejak awal Juli tahun ini.

"Ada yang dalam satu KK ada dua pasien positif, tapi ada yang delapan sekaligus alias satu keluarga yang tinggal serumah. Sekarang tinggal dua (KK) saja," ujar Nita.

Pengurus RW di tempat tinggalnya, Jalan Anoa 1, juga ikut berpartisipasi dalam inisiatif gotong royong yang timnya lakukan. Bantuan bahkan masih mengalir hingga sekarang dari para tetangga.

"Pak RW selalu membantu, dan rutin mengecek siapa saja yang butuh makanan. Tetangga-tetangga juga masih rutin membantu kami hingga sekarang. Saya cuma perpanjangan tangan para tetangga. Hanya menjalankan amanah," katanya. "Apa juga kita punya kekuatan ini. Hanya uang receh."

Lantas apa Nita kerepotan menyeimbangkan kerja sebagai pengatur bantuan dan rutinitas mencari nafkah? Ternyata sebaliknya, ia merasa beruntung bisa berguna bagi sesama di masa sulit. "Kebetulan saya juga punya banyak waktu luang sehingga bisa mengurus ini."

Sama seperti penduduk Indonesia lainnya, ia berharap pandemik ini bisa mereda. Nita menyebut dorongan dan motivasi akan sangat berarti bagi para penyintas dan seluruh orang yang terdampak. Sedikit banyak mengingatkannya pada bencana gempa-tsunami-likuifaksi yang ia alami sendiri pada 2018 lalu.

"Semoga pandemi cepat berakhir. Semoga semua tetap kuat menghadapinya. Karena sekarang banyak yang sudah menyerah," harap Nita.

"Semoga negara juga bisa memberi dukungan bagi semua yang butuh," tutupnya.

Baca Juga: Cerita dari Kampung Pemulung Makassar: Solidaritas di Atas Derita

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya