Teror Pimpinan KPK, Abraham Samad: Koruptor Bermutasi Jadi Teroris
IDN Times/Abdurrahman
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad mengecam aksi teror bom di rumah dua pimpinan KPK, Agus Rahardjo dan Laode M. Syarif, Rabu (9/1) pagi.
Kepada IDN Times Abraham mengatakan, aksi tersebut menunjukkan koruptor yang menjadi musuh KPK telah bermutasi menjadi teroris.
“Kasus pelemparan bom ini menunjukkan ada mutasi koruptor ke teroris. Dengan cara-cara licik dan keji melakukan aksi teror pada personel KPK, sama seperti yang dialami Novel Baswedan,” tutur Abraham.
Baca Juga: Bom Rakitan Juga Teror Rumah Ketua KPK
1. Aksi teror di rumah pimpinan KPK diduga kuat terkait kasus yang tengah diusut
IDN Times/Teatrika Handiko PutriAbraham menyebutkan, aksi teror di kediaman Ketua KPK Agus Rahardjo di Bekasi dan Laode M. Syarif di Kalibata, sangat kuat dugaan terkait kasus tindak pidana korupsi yang diusut KPK.
“Jangan lihat kerusakannya semata, besar atau pun kecil ini adalah teror yang biadab sekali,” tambah Abraham.
2. KPK tidak akan kendor meskipun pimpinannya diteror
IDN Times/Santi DewiAbraham berharap, semua unsur yang ada di KPK makin kompak dan makin bersemangat mengerjakan tugas mulia menumpas korupsi yang menggerogoti bangsa.
"Aksi teror ini tidak akan membuat KPK jadi kendor. Fondasi KPK adalah teror dan intimidasi, makin diteror makin kuat, aksi koruptor-teroris ini ibarat menyiram bensin pada api yang sedang menyala,” tegas Abraham.
3. Abraham Samad desak polisi segera tangkap pelaku teror terhadap pimpinan KPK
IDN Times/Teatrika Handiko PutriAbraham yang berlatar belakang aktivis anti korupsi di Makassar ini mendesak aparat kepolisian segera mengungkap pelaku teror, motif dan dalangnya.
"Ini bukan aksi kriminal biasa. Ini sudah teror sistematis yang ditujukan pada KPK dan seluruh personelnya,” pungkas Abraham.
Baca Juga: Kediaman Pimpinan KPK Diteror Bom, Polisi Kerahkan Densus 88
