Nelayan Palu Diimbau Waspadai Cuaca Ekstrem

Sebaiknya perhatikan informasi cuaca terbaru sebelum melaut

Makassar, IDN Times - Stasiun Meteorologi Kelas II Palu, Sulawesi Tengah, mengimbau masyarakat di wilayahnya mewaspadai cuaca ekstrem. Peringatan khususnya bagi nelayan, sebab beberapa hari ke depan diprediksi terjadi angin kencang dan hujan deras disertai petir serta gemuruh.

"Masyarakat di pesisir pantai agar waspada serta nelayan agar memperhatikan cuaca," ucap Prakirawan Cuaca Stasiun Meteorologi Kelas II Palu, Affan Nugraha, dikutip dari Antara, Sabtu (15/1/2022).

Baca Juga: Tombolotutu, Tokoh Pejuang Sulteng yang Jadi Pahlawan Nasional

1. Palu sedang mengalami puncak musim hujan

Nelayan Palu Diimbau Waspadai Cuaca EkstremIlustrasi hujan (IDN Times/Arief Rahmat)

Stasiun Meteorologi Kelas II Palu menyatakan bahwa Sulteng saat ini berada di musim hujan yang berpotensi dilanda cuaca ekstrem. Di musim hujan ini, katanya, akan terjadi peningkatan hujan dari rata-rata normal.

"Standarnya yaitu 150 milimeter per bulan, atau 50 milimeter per 10 hari. Kalau lebih dari pada itu, selama tiga bulan berturut-turut, maka kesimpulannya sudah terjadi musim penghujan," ungkap Affan.

Hal ini, katanya, dipengaruhi angin dari timur ke selatan yang melintasi Samudera Pasifik dan Laut Selatan. Dengan begitu, angin tersebut banyak membawa masa udara basah sehingga beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Sulteng, berpotensi hujan.

2. Hampir semua wilayah Sulteng berpotensi hujan lebat

Nelayan Palu Diimbau Waspadai Cuaca EkstremIlustrasi prediksi cuaca BMKG (IDN Times/bmkg.go.id)

Affan menerangkan, Sulteng dilewati belokan angin dari timur menuju selatan yang berdampak bertambahnya curah hujan. Sehingga curah hujan kini pada level lebat.

Salah satu dampaknya, yaitu air laut pasang. Hampir secara keseluruhan wilayah Sulteng berpotensi hujan dengan intensitas lebat, kecuali Buol dan Tolitoli.

"Buol dan Tolis, ringan sampai sedang," katanya.

3. Nelayan diminta pantau kondisi cuaca sebelum melaut

Nelayan Palu Diimbau Waspadai Cuaca EkstremIlustrasi nelayan (ANTARA FOTO/Septianda Perdana)

Untuk potensi cuaca ekstrem, diprakirakan terjadi di Donggala, Morowali dan Morowali Utara, Parigi Moutong dan Poso. "Air laut pasang, selain karena hal itu, juga karena tingginya kecepatan angin dan gravitasi," kata Affan.

Dia menjelaskan, kecepatan angin terbentuk karena adanya perbedaan tekanan yang cukup besar dari daratan dan lautan, serta adanya awan hujan atau Cumulonimbus.

"Di sekitar awan Cumulonimbus dapat menimbulkan angin kencang. Karena awan ini, secara struktur dia besar, ada aliran angin, pada bagian tengah ada aliran masa udara panas dan dingin, itu yang menekan, sehingga menekan ke bawah bisa mengakibatkan angin kencang," kata dia.

Bahkan, katanya, dalam beberapa studi kasus, dapat menimbulkan puting beliung. Oleh karena itu, nelayan dan warga pesisir diimbau memperhatikan perkembangan atau informasi mengenai cuaca, sebelum melakukan kegiatan penangkapan ikan di laut.

Baca Juga: Satgas Madago Baku Tembak dengan Teroris MIT Poso, 1 DPO Tewas

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya