TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Hal yang Meyakinkanmu Melepas Masa Lajang, Usia Sesuai Target

#IDNTimesLife Semoga keputusan yang tepat daripada menunda

ilustrasi menikah (pexels.com/Улака Улака)

Sudah punya pacar tidak menjamin kamu bakal siap melepas masa lajang. Memasuki pernikahan tak ubahnya memulai dari awal sebuah fase yang belum diketahui akan seperti apa ke depannya. Kamu bisa diliputi perasaan waswas sampai akhirnya gak juga siap menikah walaupun dirimu sangat mencintai kekasih.

Ada faktor-faktor yang memengaruhi kesiapanmu melepas masa lajang untuk menikah. Jika kamu telah merasakan enam hal berikut, memutuskan buat menikah dengan seseorang pasti lebih mudah. Semoga pacarmu pun setuju buat gak memperpanjang lagi masa pacaran.

1. Sudah cukup lama berpacaran dan hubungan stabil

ilustrasi pasangan (pexels.com/Konstantin Mishchenko)

Usia pacaran tidak selalu berbanding lurus dengan kesiapanmu untuk menikah. Terkadang makin lama berpacaran malah membuatmu makin ragu buat naik ke pelaminan dengan orang yang sama. Salah satu penyebabnya ialah hubungan yang tidak stabil sekalipun sudah bertahun-tahun dijalani.

Hubungan gak selalu diwarnai dengan putus nyambung, tetapi kalian bersama pun belum tentu merasakan bahagia. Mungkin banyak ketegangan yang kamu rasakan selama berinteraksi dengan pacar. Kalian sering berantem tentang berbagai hal kemudian saling mendiamkan serta butuh waktu yang lumayan lama untuk akur kembali.

Itu pun tak membuat hubungan benar-benar pulih sehingga dirimu sulit menikmatinya. Hubungan yang seperti ini bakal membuatmu tidak kunjung siap buat menikah dengannya. Sebaliknya apabila masa pacaran kalian cenderung stabil, ada keyakinan bahwa situasinya tetap sama selepas kalian bersanding di pelaminan. Tidak ada bayangan yang perlu dicemaskan.

2. Usia tepat dengan targetmu buat menikah

ilustrasi menikah (pexels.com/Francisco Sanchez)

Untukmu yang telah menetapkan target usia buat menikah pasti lebih termotivasi buat mewujudkannya. Contohnya, kamu ingin menikah di usia 25 tahun. Maka kian mendekati usia tersebut, kian dirimu tak mau bermain-main dalam hubungan.

Usahamu terus diarahkan pada pencarian pendamping hidup, bukan sekadar pacar. Begitu kekasihmu juga memberikan sinyal yang sama yaitu ingin segera menikah  dirimu tidak mau membuang kesempatan. Sebab jika ajakan itu tak ditindaklanjuti, tahun depan umurmu sudah melebihi targetmu dalam melepas masa lajang.

Sekalipun sebenarnya menikah lebih lambat dari usia yang ditargetkan juga gak salah, rasanya bakal kurang memuaskan buatmu. Target apa pun bila tidak tercapai bisa bikin kepikiran sampai putus asa seakan-akan jodoh sejatimu gak kunjung datang. Dapat memenuhi target menikah yang ditetapkan sendiri membuatmu merasa segala sesuatunya berjalan sesuai rencana sehingga harapan-harapan lain terkait rumah tanggamu juga bisa lebih mudah terwujud.

3. Dari segi pekerjaan dan pendapatan telah cukup mapan

ilustrasi menikah (pexels.com/Lưu Đức Anh)

Keinginan untuk menikah dapat terpaksa diurungkan jika kamu menyadari ketidaksiapanmu dan pacar secara finansial. Terlebih sebagai generasi muda, kalian makin melek dalam hal keuangan dan tanggung jawab besar orangtua pada anak-anaknya. Kalian tidak mau menderita dalam perkawinan gara-gara berumah tangga sebelum pekerjaan serta keuangan cukup stabil.

Fokus kalian bukan pada seberapa kaya dirimu serta pacar, tapi paling tidak dua penghasilan yang dijadikan satu bisa buat hidup kalian sejahtera. Termasuk apabila kalian lekas dikaruniai momongan. Bila dari perhitungan kalian sudah pas, keputusan untuk melepas masa lajang lebih mudah diambil.

Pekerjaan dan pendapatan yang stabil membuat pikiran serta emosi kalian juga lebih tenang. Mudah buat kalian merasa optimis untuk menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan berumah tangga. Kalau pekerjaan serta penghasilan masih belum jelas, membicarakan pernikahan malah cuma bikin stres.

4. Dukungan kedua keluarga

ilustrasi menikah (pexels.com/Rebeca Medeiros)

Dukungan kedua keluarga menunjukkan penerimaan pihak keluarga pacar padamu dan sebaliknya, penerimaan pihak keluargamu pada calonmu. Ini menciptakan suasana yang sangat kondusif untuk kalian melanjutkan hubungan ke pelaminan. Bahkan bila tadinya dirimu masih agak ragu, adanya dukungan penuh dua keluarga bakal bikin kamu lebih mantap buat menikah.

Adanya support dari mereka membuatmu yakin bahwa bersatunya dua keluarga ini akan membawa banyak kebaikan. Dirimu tidak merasa takut-takut pada keluarga pacar dan kekasihmu pun dapat segera membaur bersama saudara-saudaramu. Dari segi persiapan pernikahan pun jauh lebih mudah berkat adanya dukungan penuh.

Jika kamu dan pacar ingin menikah dalam waktu dekat, semua orang siap bahu-membahu demi terlaksananya acara. Mereka seperti pasukan besar yang siap memuluskan langkahmu bersama pacar. Setelah pesta sehari pun, mereka kompak berdiri di belakang kalian buat mengawal rumah tangga yang baru ini menuju kebahagiaan.

5. Melihat kebahagiaan dalam rumah tangga orang-orang terdekat

ilustrasi menikah (pexels.com/QUIN Bridal)

Keputusan meninggalkan status single  menjadi tak mudah bagi orang-orang yang dikelilingi oleh realitas pernikahan yang jauh dari bahagia. Bahkan di dalam keluarga besarnya sendiri, termasuk pernikahan kedua orangtua. Banyaknya orang terdekat yang gak bahagia dalam perkawinannya akan membuat mereka pesimis terhadap pernikahan.

Kamu beruntung karena lebih banyak melihat kebahagiaan pasangan suami istri bahkan sejak dirimu kecil. Orangtuamu hidup dengan harmonis. Begitu pula kebanyakan keluarga besarmu sehingga kehidupan berumah tangga seperti menjanjikan lebih banyak kebahagiaan ketimbang hidup melajang.

Tanpa bayangan menakutkan seputar kehidupan pernikahan, dirimu lebih siap naik ke pelaminan bersama sosok pilihanmu. Kamu telah belajar banyak dari orang-orang di sekitarmu tentang resep keluarga harmonis. Mengikuti jejak mereka rasanya bukan hal sulit.

Baca Juga: 3 Cara Unik Mengenal Calon Pasangan Sebelum Perjodohan!

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya