TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tanda Kamu Terjebak dalam Normalcy Bias dan Cara Mengatasinya

Apakah kamu sering mengabaikan informasi penting?

ilustrasi berpikir (pexels.com/Karolina Grabowska)

Pernahkah kamu berpikir, “Ah, itu nggak mungkin terjadi sama aku”? Sikap seperti ini sering kali membuat kita merasa aman dan tidak perlu khawatir. Namun, tahukah kamu bahwa perasaan tersebut bisa jadi tanda kamu sedang terjebak dalam Normalcy Bias? Normalcy Bias adalah kecenderungan untuk meremehkan kemungkinan atau dampak dari situasi negatif yang sebenarnya bisa saja terjadi.

Nah, berikut adalah lima tanda kamu terjebak dalam Normalcy Bias yang perlu kamu waspadai. Dengan mengenali tanda-tandanya, kamu bisa lebih siap menghadapi berbagai kemungkinan dan menghindari kesalahan yang sama. Yuk, simak!

Baca Juga: 5 Tips Mengatasi Bias Illusion of Control di Kehidupan Sehari-hari

1. Merasa masalah besar hanya terjadi di tempat lain

Ketika kamu merasa bahwa bencana atau masalah besar itu hanya terjadi di tempat lain, bukan di lingkunganmu, ini bisa menjadi tanda bahwa kamu terjebak dalam Normalcy Bias. Sikap ini membuatmu kurang waspada dan kurang mempersiapkan diri terhadap kemungkinan yang bisa terjadi di mana saja.

Untuk mengatasinya, penting untuk mendidik diri sendiri tentang potensi risiko dan ancaman yang ada. Dengan pengetahuan yang cukup, kamu bisa lebih siap dan waspada terhadap situasi yang mungkin tidak terduga. Ini membantu kamu untuk lebih responsif dan adaptif dalam menghadapi berbagai kemungkinan.

2. Menunda persiapan saat ada peringatan

Jika kamu sering menunda-nunda persiapan saat ada peringatan dini tentang suatu ancaman, ini bisa menjadi tanda Normalcy Bias. Mungkin kamu merasa masih punya banyak waktu atau berpikir bahwa “ah, nanti juga ada solusinya”. Sikap ini bisa membuatmu tidak siap ketika situasi darurat benar-benar terjadi.

Untuk mengatasi hal ini, latihlah kesadaran situasional. Mulailah menyiapkan segala sesuatunya lebih awal dan jangan menunda-nunda. Dengan mempersiapkan diri secara proaktif, kamu akan lebih siap menghadapi situasi darurat dan mengurangi dampak dari ancaman yang mungkin datang.

3. Mengabaikan informasi penting

Mengabaikan informasi penting tentang potensi bahaya juga bisa menjadi tanda bahwa kamu terjebak dalam Normalcy Bias. Misalnya, ketika ada peringatan badai, kamu memilih untuk tetap bertahan di rumah karena merasa “hanya angin-anginan”. Ini menunjukkan bahwa kamu mungkin meremehkan ancaman yang ada.

Untuk menghindari hal ini, buatlah rencana darurat yang jelas dan patuhi. Dengan memiliki rencana yang matang, kamu bisa lebih siap menghadapi berbagai situasi darurat dan mengurangi kemungkinan dampak negatif dari ancaman yang mungkin terjadi.

4. Terpengaruh oleh sikap orang lain

Kadang, reaksi orang-orang di sekitar kita bisa mempengaruhi cara pandang kita terhadap situasi. Jika mereka tampak tenang dan tidak khawatir, kita mungkin ikut merasa aman. Padahal, ini bisa jadi indikasi bahwa kita semua terjebak dalam Normalcy Bias.

Untuk mengatasi hal ini, carilah perspektif alternatif dan jangan hanya mengikuti apa yang orang lain lakukan. Dengan mencari informasi dari berbagai sumber dan membuat keputusan berdasarkan data yang ada, kamu bisa lebih bijak dalam menghadapi situasi yang mungkin terjadi.

Verified Writer

Muhamad Aldifa

Menulis di saat senggang

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya