TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

8 Alasan Mengapa Kamu Harus Berhenti Merasa Nggak Enakan 

Lebih nggak enak kalau kamu harus terus menderita

ilustrasi bingung (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)

Demi membuat orang lain senang, kamu lantas mengiyakan setiap permintaan dari mereka. Meski sebenarnya kamu tidak menginginkannya, kamu tidak sanggup menolak dan membiarkan kebiasaan ini terus berlanjut dari waktu ke waktu.

Nyatanya, tidak sedikit orang yang mengalami kisah serupa denganmu. Kamu tidak mau membuat mereka kecewa karena penolakanmu. Alhasil, kamu jadi tipe orang yang nggak enakan. Apakah kamu lantas bahagia sesudahnya? Tentu tidak.

Setidaknya ada delapan alasan untuk membantumu memahami mengapa kebiasaanmu ini perlu segera dihentikan. Simak uraiannya berikut ini, yuk!

Baca Juga: 5 Zodiak Bahagia Menjadi Pusat Perhatian, Tak Bisa Diam

1. Melelahkan bagi dirimu sendiri

ilustrasi malas berangkat kerja (pexels.com/@andrew)

Tindakanmu berbeda dengan kata hati dan pikiranmu. Jelas, hal ini akan membuat tubuhmu terasa begitu lelah karena berusaha untuk menyamakan keduanya. Terus memenuhi ekspektasi orang lain padamu membuatmu lupa akan dirimu sendiri sehingga tidak tahu kapan waktunya untuk berhenti.

2. Tidak bisa mengenali dan mengapresiasi diri sendiri

ilustrasi berkaca (pexels.com/Ron Lach)

Kamu terbiasa turuti apa kata dan permintaan orang lain tanpa mempertimbangkan pendapatmu sendiri. Lambat laun, kamu jadi semakin tidak mengenali dirimu sendiri. Kamu akan kehabisan waktu dan tenaga untuk mengapresiasi diri karena semuanya selalu kamu berikan pada orang lain.

3. Bukan kewajibanmu untuk menyenangkan orang lain

ilustrasi diskusi (pexels.com/@olly)

Kalau meminta sesuatu pada orang lain, tentu ada kemungkinan untuk ditolak. Hal tersebut sudah bukan lagi urusanmu untuk peduli bagaimana reaksi mereka. Kamu tidak punya kewajiban untuk memastikan keinginan mereka terpenuhi. Mereka bertanggung jawab atas hidup mereka sendiri, begitu pula denganmu.

4. Tidak kenal siapa yang benar-benar tulus kepadamu

ilustrasi mengamati orang berbicara (unsplash.com/punttim)

Karena terlalu sibuk menyenangkan orang lain, lambat laun nalurimu akan ketulusan orang sekitar akan tumpul. Kamu hanya fokus untuk tidak mengecewakan orang di sekitarmu. Kamu akan kesusahan untuk mengenali teman dekatmu dengan baik. Alhasil, semua orang akan tampak sama di matamu.

5. Mengeluh dalam hati dan pikiran akan menyebabkan stress

ilustrasi stress di kantor (pexels.com/@mikhail-nilov)

Kalau memang tidak, kamu tidak perlu berkata ya. Kalau kamu menjawab ya, itu berarti kamu ikhlas melakukannya. Apabila kamu mengeluh sesudahnya, lantas apa manfaat dari kamu mengiyakan hal barusan? Kebiasaan ini lama-lama bisa membuatmu stress karena responmu di luar selalu berbeda dengan responmu di dalam.

6. Apapun yang kita perbuat, selalu ada yang suka maupun tidak

ilustrasi suasana kantor (unsplash.com/cowomen)

Sehebat-hebatnya kamu berusaha untuk menyenangkan orang lain, hal ini tidak lantas menjamin kamu akan disukai oleh semua orang. Fakta ironisnya adalah akan selalu ada yang menyukai dan tidak menyukai kita terlepas dari apa yang kita perbuat. Oleh karena itu, jangan melelahkan dirimu dengan melakukan hal yang sia-sia.

7. Orang lain akan memanfaatkan kelemahanmu ini untuk kepentingan mereka sendiri

ilustrasi menertawakan orang lain (pexels.com/@keira-burton)

Salah satu kerugian terbesar menjadi orang yang nggak enakan adalah dimanfaatkan oleh orang di sekitarmu. Mereka tahu tahu bahwa dirimu memiliki sifat seperti ini. Meski demikian, beberapa orang malah cenderung menjadikan ini sebagai kesempatan untuk mengambil keuntungan pribadi.

Verified Writer

Khariton Tjahjadi

Menulis adalah jalan ninjaku merekam memori | IG: @kharitontj

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya