TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Manfaat yang Bisa Kamu Rasakan dari Bersikap JOMO

Fokus dengan dirimu, gak usah peduli dengan yang orang suka

ilustrasi orang bahagia (pexels.com/Daniel Xavier)

JOMO alias Joy of Missing Out merupakan kebalikan dari FOMO atau Fear of Missing Out. JOMO mengacu pada kondisi ketika seseorang merasa lega maupun bahagia ketika melewatkan sesuatu. Tidak seperti FOMO yang membuat pelakunya khawatir ketinggalan trend yang ada, JOMO justru tidak selalu mengikuti apa yang tengah populer saat ini.

Itulah mengapa pelaku JOMO lebih santai dan cenderung lebih tenang dalam menjalani kehidupan. Mereka cenderung melakukan hal-hal yang menjadi minat mereka tanpa adanya rasa paksaan untuk melakukan suatu hal. Kalau mereka suka, ya lakukan. Kalau mereka gak suka, ya tinggal dilewatkan. Kalau kamu bersikap JOMO, inilah manfaat yang bisa kamu rasakan!

Baca Juga: 5 Cara untuk Menerapkan Hidup Slow Living agar Lebih Bahagia

1. Menjadi diri sendiri

ilustrasi orang tersenyum (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pelaku JOMO itu tidak ikut-ikutan. Kalau kamu bersikap JOMO, kamu punya kebahagiaan dan kesenangan tersendiri. Kamu akan fokus pada apa yang ingin kamu lakukan. Kamu akan fokus pada tujuan hidupmu sendiri.

Hal-hal tersebut lebih berarti bagimu dibanding terus menerus mengikuti trend yang ada. Lantas, merasa takut dan khawatir jika melewatkan yang viral. Itulah mengapa kamu bisa bebas menjadi dirimu sendiri.

2. Menikmati hidup saat ini

ilustrasi kebersamaan (pexels.com/Helena Lopes)

Pelaku JOMO cenderung living in the present moment. Sebab, kamu lebih fokus dengan apa yang kamu lakukan saat ini tanpa merasa cemas tentang masa depan yang mengganggu. Kamu benar-benar hadir saat ini. Tidak hanya tubuhmu, tetapi juga jiwa dan pikiranmu.

Living in the present moment tentunya punya banyak manfaat dalam hidup. Dengan menikmati hidup saat ini, kamu bisa mengatasi emosi negatif, merasa damai secara batin, dan meminimalisir konflik. Selain itu, kamu juga bisa lebih mampu berpikir jernih.

3. Fokus pada jalan sendiri

ilustrasi langkah kaki (pexels.com/Tobi)

Poin ini berkaitan dengan poin pertama. Karena kamu bisa bebas menjadi diri sendiri, kamu pun fokus pada jalanmu. Dengan kata lain, kamu tidak melakukan comparing.

Perilaku comparing dengan respons negatif tentu akan berdampak buruk bagimu. Sebab, membandingkan diri dengan respons negatif akan menghasilkan sikap negatif pula, seperti dengki, benci, hingga menyalahkan diri sendiri. Hal tersebut kemudian membuat kamu terhambat untuk berkembang dan bahagia.

4. Memiliki waktu yang berkualitas

ilustrasi orang memotret (pexels.com/David Bartus)

Nah, kalau poin ini berkaitan dengan poin kedua. Living in the present moment membuat kamu punya waktu yang berkualitas. Sebab, kamu akan terbebas dari perasaan takut, khawatir, terbebani, gusar, maupun frustasi.

Ketika kamu punya waktu yang berkualitas, hidupmu pun akan berkualitas pula. Kondisi tersebut tentunya mendatangkan perasaan bahagia. Hidup menjadi lebih indah dan menyenangkan.

Verified Writer

Riani Shr

Writing for healing

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya