TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Pertanda Anak Sembunyikan Rahasia, Tidak Semua Orangtua Memahami

Ciri-cirinya dapat mudah diketahui

ilustrasi anak menyembunyikan rahasia dari orangtua (Pexels.com/cottonbro studio:)

Intinya Sih...

  • Anak sering menyembunyikan ponsel dan perilaku aneh
  • Perubahan drastis dalam sikap dan tingkah laku anak
  • Pemilihan teman dan perubahan lingkungan pertemanan

Sama halnya dengan orang dewasa, anak remaja juga mulai memiliki sederet rahasia. Rahasia tersebut, biasanya akan disembunyikan rapat dari orangtuanya. Ada kalanya anak menganggap, orangtua bukanlah orang yang tepat untuknya bercerita.

Bagaimanapun juga, apabila anak menyembunyikan rahasia, orangtua juga akan menanggung risikonya. Sebetulnya boleh-boleh saja, anak menyimpan rahasia, namun untuk beberapa kondisi, orangtua perlu mengetahui langsung dari anaknya. Jika anak mulai memiiliki ciri-ciri di bawah ini, orangtua perlu untuk mengajaknya diskusi, barangkali ada rahasia yang ingin anak katakan.

1. Menyembunyikan ponsel

Barang yang kerap dijadikan tempat penyimpanan rahasia, yakni ponsel. Disadari atau tidak, hal ini juga berlaku pada orang dewasa. Jika orangtua kerap melihat anak sering bermain ponsel, mendekapnya rapat, melakukannya secara sembunyi-sembungi dan melarang orang lain termasuk orang tua menyentuh ponselnya, hal tersebut patut dicurigai.

Ada kemungkinan, anak sedang menyembunyikan rahasianya yang telah ia simpan di ponsel. Misalnya isi percakapan, foto atau beberapa transaksi yang terjadi melalui ponsel. Jika tingkahnya semakin aneh, orangtua perlu segera mengajaknya ngobrol empat mata.

2. Jadi sensitif

Anak yang biasanya sabar, menebar senyum, jika tiba-tiba mengalami perubahan yang kontras, hal tersebut merupakan hal yang patut dicurigai, kan? Sikapnya jadi lebih sensitif, berkata kasar, tentu orangtua bisa mengetahui dengan cepat perubahan tersebut. Nyatanya, anak remaja belum cukup lihai untuk menyembunyikan terutama pada raut muka di depan orangtuanya.

Hal ini menjadi keuntungan tersendiri bagi para orangtua untuk bisa segera mendekati sang anak. Tanpa memojokkan, ajak bicara berdua, tanyakan seputar kegiatan sekolahnya, ajak diskusi terkait isu remaja yang sedang trending, bisa menjadi cara untuk membuatnya sedikit memberikan sinyal terkait rahasianya. Bahkan, jika dilakukan secara perlahan dan konsisten, orangtua malah bisa tahu atau anak mulai terpancing untuk membuka sedikit rahasianya.

3. Lebih sering beraktivitas di luar rumah

Anak remaja dan dunianya memang menyenangkan dan cepat mengalami perkembangan. Mereka mulai mengenal banyak hal baru, rasa ingin tahu dengan dunia luar semakin menggebu-gebu. Tapi, orangtua diharapkan untuk bisa membedakan, mana kegiatan anak di luar untuk bermain, mana untuk menutupi sesuatu.

Biasanya, anak yang sedang menyembunyikan rahasia dari orangtuanya kerap pulang larut malam. Kalau orangtua menanyakan, anak takut menatap matanya, bingung merespons dan tidak ada cerita yang ingin ia bagikan. Tanpa harus memaksanya untuk bicara, orangtua perlu ajarkan anak membedakan mana hal yang sifatnya rahasia dan privasi.

4. Anak mengalami perubahan pada kebiasaannya

Sudah sewajarnya, orangtua memantau kebiasaan yang anak kerap lakukan. Jika kebiasaan tersebut positif, tentu saja orangtua akan sepenuhnya mendukung. Tapi, jika itu berdampak buruk padanya, orangtua perlu memberikan peringatan.

Misalnya, anak yang biasanya gemar olahraga, kali ini ia berhenti lama, orangtua wajar kok untuk menanyakannya. Apakah mungkin anak mengalami cidera, patah semangat, insecure, namun takut untuk bercerita yang akan membebani orangtua? Sebab, anak memilih menyimpan rahasia, salah satunya, takut dihakimi atau membebani orangtua.

Verified Writer

Yovi Aprilia

Haii, sudah baca berapa lembar hari ini?

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya