Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Sama halnya dengan orang dewasa, anak remaja juga mulai memiliki sederet rahasia. Rahasia tersebut, biasanya akan disembunyikan rapat dari orangtuanya. Ada kalanya anak menganggap, orangtua bukanlah orang yang tepat untuknya bercerita.
Bagaimanapun juga, apabila anak menyembunyikan rahasia, orangtua juga akan menanggung risikonya. Sebetulnya boleh-boleh saja, anak menyimpan rahasia, namun untuk beberapa kondisi, orangtua perlu mengetahui langsung dari anaknya. Jika anak mulai memiiliki ciri-ciri di bawah ini, orangtua perlu untuk mengajaknya diskusi, barangkali ada rahasia yang ingin anak katakan.
1. Menyembunyikan ponsel
Barang yang kerap dijadikan tempat penyimpanan rahasia, yakni ponsel. Disadari atau tidak, hal ini juga berlaku pada orang dewasa. Jika orangtua kerap melihat anak sering bermain ponsel, mendekapnya rapat, melakukannya secara sembunyi-sembungi dan melarang orang lain termasuk orang tua menyentuh ponselnya, hal tersebut patut dicurigai.
Ada kemungkinan, anak sedang menyembunyikan rahasianya yang telah ia simpan di ponsel. Misalnya isi percakapan, foto atau beberapa transaksi yang terjadi melalui ponsel. Jika tingkahnya semakin aneh, orangtua perlu segera mengajaknya ngobrol empat mata.
2. Jadi sensitif
Anak yang biasanya sabar, menebar senyum, jika tiba-tiba mengalami perubahan yang kontras, hal tersebut merupakan hal yang patut dicurigai, kan? Sikapnya jadi lebih sensitif, berkata kasar, tentu orangtua bisa mengetahui dengan cepat perubahan tersebut. Nyatanya, anak remaja belum cukup lihai untuk menyembunyikan terutama pada raut muka di depan orangtuanya.
Hal ini menjadi keuntungan tersendiri bagi para orangtua untuk bisa segera mendekati sang anak. Tanpa memojokkan, ajak bicara berdua, tanyakan seputar kegiatan sekolahnya, ajak diskusi terkait isu remaja yang sedang trending, bisa menjadi cara untuk membuatnya sedikit memberikan sinyal terkait rahasianya. Bahkan, jika dilakukan secara perlahan dan konsisten, orangtua malah bisa tahu atau anak mulai terpancing untuk membuka sedikit rahasianya.
3. Lebih sering beraktivitas di luar rumah
Anak remaja dan dunianya memang menyenangkan dan cepat mengalami perkembangan. Mereka mulai mengenal banyak hal baru, rasa ingin tahu dengan dunia luar semakin menggebu-gebu. Tapi, orangtua diharapkan untuk bisa membedakan, mana kegiatan anak di luar untuk bermain, mana untuk menutupi sesuatu.
Biasanya, anak yang sedang menyembunyikan rahasia dari orangtuanya kerap pulang larut malam. Kalau orangtua menanyakan, anak takut menatap matanya, bingung merespons dan tidak ada cerita yang ingin ia bagikan. Tanpa harus memaksanya untuk bicara, orangtua perlu ajarkan anak membedakan mana hal yang sifatnya rahasia dan privasi.
4. Anak mengalami perubahan pada kebiasaannya
Sudah sewajarnya, orangtua memantau kebiasaan yang anak kerap lakukan. Jika kebiasaan tersebut positif, tentu saja orangtua akan sepenuhnya mendukung. Tapi, jika itu berdampak buruk padanya, orangtua perlu memberikan peringatan.
Misalnya, anak yang biasanya gemar olahraga, kali ini ia berhenti lama, orangtua wajar kok untuk menanyakannya. Apakah mungkin anak mengalami cidera, patah semangat, insecure, namun takut untuk bercerita yang akan membebani orangtua? Sebab, anak memilih menyimpan rahasia, salah satunya, takut dihakimi atau membebani orangtua.