TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Nasihat untuk Anak sebelum Berangkat Cari Salam Tempel ke Tetangga

#IDNTimesLife Sampaikan berkali-kali sampai anak memahaminya

ilustrasi dua anak (pexels.com/Ron Lach)

Intinya Sih...

  • Tradisi salam tempel saat Lebaran sangat akrab di masyarakat, anak perlu dibekali dengan nasihat berharga sebelum berkunjung ke rumah tetangga.
  • Anak harus menjunjung tinggi sopan santun, fokus pada bersilaturahmi daripada mencari uang, dan tidak mengharapkan salam tempel dari tuan rumah.
  • Orangtua perlu mengajarkan anak untuk bersyukur atas jumlah salam tempel yang diperoleh, tidak membanding-bandingkan dengan teman, serta mengelola uang dengan baik.

Tradisi salam tempel saat Lebaran sudah sangat akrab di masyarakat. Setelah salat Id ditunaikan, anak-anak biasanya akan berkeliling ke rumah-rumah untuk mengucapkan selamat Idulfitri, mohon maaf lahir dan batin, sekaligus menerima salah tempel dari tuan rumah. Sebagai bagian dari kebiasaan yang telah mengakar di banyak daerah boleh saja kamu mengizinkan anak buat ikut dalam rombongan teman-temannya.

Tapi wajib untukmu membekali anak dengan sejumlah nasihat berharga. Jangan sampai anak pergi ke rumah para tetangga tanpa memahami dengan baik hakikat Lebaran dan cuma fokus mencari uang. Nanti kamu juga yang malu dengan ulahnya di luar rumah.

Selain memastikan anak akan pergi dengan siapa saja, isi beberapa hari sebelum Lebaran dengan lima nasihat berikut. Hindari menyampaikannya secara mendadak karena anak mungkin tidak langsung memahaminya. Akibatnya, nasihatmu cuma masuk telinga kanan dan keluar lagi dari telinga kiri.

1. Datang dan pergi dengan sopan

ilustrasi dua anak (pexels.com/Allan Mas)

Ke mana pun anak berkunjung, menjunjung tinggi sopan santun amat penting. Apalagi ketika Lebaran ia dan teman-teman akan datang ke rumah tetangga yang usianya jauh lebih tua. Bahkan tak sedikit tuan rumah yang seusia kakek dan neneknya.

Sekalipun anak sedang diliputi rasa senang dan sangat bersemangat, jangan abaikan tata krama. Seperti hindari berteriak-teriak di sepanjang jalan dan di rumah orang. Berikan salam dengan benar. Ketuk pintu atau tekan bel secukupnya dan tunggu tuan rumah membukanya.

Bila anak dipersilakan masuk, jangan lupa melepas alas kaki dan duduk dengan tenang. Ambil makanan dan minuman secukupnya apabila diminta oleh tuan rumah. Sampaikan ucapan selamat Idulfitri dengan jelas dan bilang terima kasih setelah diberi salam tempel. Jangan lupa pamit dan beri salam lagi ketika hendak pergi.

2. Utamakan niat belajar bersilaturahmi pada tetangga

ilustrasi tiga anak (pexels.com/Esma Karagoz)

Meski anak ingin memperoleh salam tempel dan sudah punya rencana terkait uangnya, selalu tekankan bahwa itu bukan hal yang utama. Saat anak berkunjung ke rumah tetangga, niatnya buat belajar bersilaturahmi harus lebih besar daripada mencari uang. Jelaskan pada anak bahwa tindakan meminta-minta tidak baik.

Maka anak harus fokus pada menyampaikan ucapan selamat Lebaran serta meminta maaf pada tuan rumah mengingat usianya jauh lebih muda. Soal tuan rumah menyediakan salam tempel atau tidak bukan hal yang terpenting. Kalau anak memperolehnya, anggap saja sebagai bonus.

Jika anak masih mengutamakan mencari salam tempel, kamu bisa tegas melarangnya. Tindakan ini penting karena bahaya kalau sejak kecil pikirannya dipenuhi oleh keinginan meminta uang pada orang lain. Ajarkan cara bersilaturahmi yang baik pada orang yang jauh lebih tua. Jika perlu dengan kalian bermain peran di rumah biar anak gak kagok saat Lebaran nanti.

3. Kalau tidak diberi jangan kesal

ilustrasi dua anak (pexels.com/Allan Mas)

Bila orangtua tidak menanamkan poin 2 pada anak, tentu ia bakal kesal sekali ketika tuan rumah tak memberinya salam tempel. Anak merasa sudah capek-capek berjalan kaki, tetapi tidak memperoleh uang yang diharapkan. Ia bisa menangis, bad mood, bahkan memaki tetangga tersebut dalam perjalanan pulang.

Ini harus dicegah dengan kamu selalu menasihatinya agar tetap gembira walau pulang tanpa salam tempel satu pun. Lebaran adalah hari yang penuh syukur dan kegembiraan. Ada atau tidaknya salam tempel jangan merusak suasana di hari kemenangan.

Jelaskan pada anak bahwa siapa pun tak wajib memberikan salam tempel. Itu hanya kebiasaan di masyarakat. Orang yang gak memberikannya bukan berarti pelit. Boleh jadi mereka sedang punya banyak kebutuhan atau berpendapat bahwa tradisi salam tempel kurang baik untuk anak-anak. Ajari anak buat tidak mengharapkan apa pun dari orang lain apalagi materi. 

4. Bersyukur berapa pun salam tempel yang diperoleh

ilustrasi dua anak (pexels.com/Zeynep Kahya)

Dari sekian banyak amplop yang berhasil dikumpulkan anak, isinya tentu berbeda-beda. Ada amplop yang isinya lumayan banyak atau sedikit. Begitu pula jumlah uang yang diperoleh anak dengan teman-temannya barangkali tak sama sekalipun perginya bareng-bareng.

Boleh jadi tuan rumah memang mengisi amplop dengan jumlah uang yang berbeda-beda. Siapa dapat berapa cuma untung-untungan. Belum lagi kawan yang pergi hingga ke rumah-rumah terjauh di kompleks bisa mendapatkan lebih banyak uang ketimbang anak yang lebih kecil dan cepat capek.

Daripada kamu repot menghiburnya di akhir, lebih baik sejak awal mengajari anak untuk bersyukur berapa pun salam tempel yang diperolehnya. Katakan pada anak bahwa sudah baik orang-orang mau memberinya. Toh, uang sekecil apa pun bila rajin ditabung akan terkumpul banyak juga. Anak tak perlu sibuk membandingkan uangnya dengan uang teman.

Baca Juga: 3 Langkah Mengajarkan Puasa pada Anak, Mulai dari Biasakan Ajak Sahur

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya