TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Kesalahan Fatal dalam Penelitian Statistik yang Perlu Diwaspadai

Mau hasil penelitianmu akurat dan terpercaya?

ilustrasi penelitian (pexels.com/Kamaji Ogino)

Intinya Sih...

  • Ukuran sampel kunci utama dalam penelitian statistik, harus mewakili populasi yang diteliti agar hasilnya meyakinkan.
  • Penting untuk hindari p-hacking yang menghasilkan data signifikan secara statistik tapi sebenarnya tidak valid.
  • Jangan anggap korelasi sebagai kausalitas, pahami perbedaannya agar kesimpulan penelitian tidak menyesatkan.

Pernah ngalamin saat bikin tugas akhir atau skripsi terus hasilnya kok beda banget sama yang diharapkan? Atau mungkin kamu pernah dengar penelitian yang hasilnya kontroversial? Jangan-jangan, kesalahan statistik jadi penyebabnya! Statistik itu kayak pisau, bisa jadi alat yang sangat berguna kalau dipahami dengan benar, tapi bisa juga jadi bumerang kalau salah pakai.

Dalam dunia penelitian, terutama yang melibatkan angka-angka, ada beberapa kesalahan umum yang seringkali luput dari perhatian. Kesalahan-kesalahan ini bisa bikin hasil penelitian kita jadi gak valid dan menyesatkan. Nah, berikut adalah lima kesalahan fatal dalam penelitian statistik yang harus kamu waspadai supaya penelitianmu lebih akurat dan kredibel. Yuk, simak!

1. Mengabaikan ukuran sampel

Kamu pasti setuju, ukuran sampel itu kunci utama dalam penelitian statistik. Kalau sampelnya terlalu kecil, hasilnya bisa jadi nggak meyakinkan dan bikin penelitian kamu dipertanyakan. Jadi, pastikan ukuran sampel kamu itu cukup untuk mewakili populasi yang kamu teliti, biar hasilnya bisa dipercaya.

Tapi, jangan sampai kejebak dengan sampel yang besar tapi nggak relevan, ya. Sampel yang besar harusnya meningkatkan keakuratan, tapi kalau sampelnya nggak sesuai dengan populasi yang diteliti, ya sama aja bohong. Jadi, pilihlah sampel yang tepat, bukan yang banyak aja.

2. P-hacking

Pernah denger istilah p-hacking? Ini nih, praktik yang bikin peneliti ‘ngoprek’ data sampai dapet hasil yang signifikan secara statistik. Ini bisa bikin penelitian kamu kelihatan keren di kertas, tapi sebenarnya, itu cuma ilusi belaka.

P-hacking itu ibarat kamu lagi main tebak-tebakan, tapi kamu ngintip jawabannya dulu. Hasilnya sih bisa ‘wow’, tapi kan curang. Jadi, jangan sampai tergoda untuk melakukan p-hacking, karena integritas penelitianmu itu yang paling penting.

3. Korelasi bukan kausalitas

Kesalahan klasik yang sering banget terjadi adalah menganggap korelasi sebagai kausalitas. Hanya karena dua hal terjadi bersamaan, bukan berarti satu menyebabkan yang lainnya. Misalnya, hanya karena jumlah penjualan es krim naik di musim panas, bukan berarti es krim yang bikin cuaca jadi panas, kan?

Ini penting banget untuk dipahami, karena kesalahan ini bisa bikin kesimpulan penelitian jadi salah kaprah. Jadi, pastikan kamu membedakan antara korelasi dan kausalitas dengan teliti, biar hasil penelitianmu nggak menyesatkan.

4. Analisis sirkular

Analisis sirkular itu ibarat kamu nyari jarum di tumpukan jerami, tapi jarumnya kamu yang lempar ke sana. Dalam konteks statistik, ini terjadi ketika peneliti menggunakan data yang sama untuk memilih metode analisis dan untuk mengevaluasi model tersebut. Hasilnya? Ya, bisa jadi nggak valid dong.

Jangan sampai terjebak dalam lingkaran setan analisis sirkular ini, ya. Selalu gunakan metode yang objektif dan terpisah dari data yang kamu analisis, biar hasilnya bisa dipertanggungjawabkan.

Verified Writer

Muhamad Aldifa

Menulis di saat senggang

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya