TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Dampak Psikologis yang Harus Kita Ringankan dari Korban Kekerasan

Korban kekerasan akan mendapatkan beban psikologis berat

ilustrasi korban kekerasan (pexels.com/martproduction)

Intinya Sih...

  • Korban kekerasan sering mengalami trauma dan gangguan psikologis, seperti PTSD, yang mempengaruhi keseharian mereka.
  • Kekerasan dapat merusak harga diri korban, mempengaruhi cara mereka memandang diri sendiri dan interaksi sosial mereka.
  • Rasa takut, cemas, kesulitan menjalin hubungan sosial, dan depresi adalah dampak psikologis lain yang dialami korban kekerasan.

Kekerasan, dalam bentuk apapun, baik fisik, emosional, maupun verbal, meninggalkan bekas yang dalam pada korban. Selain luka fisik, dampak psikologis kekerasan sering kali lebih sulit terlihat namun jauh lebih kompleks untuk diatasi.

Korban kekerasan sering kali harus berjuang dalam waktu yang lama dengan trauma dan gangguan psikologis yang mempengaruhi keseharian mereka. Berikut adalah lima dampak psikologis utama yang sering dialami korban kekerasan dan penting untuk diringankan.

1. Trauma dan Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)

Trauma adalah salah satu dampak paling umum yang dialami oleh korban kekerasan. Trauma ini bisa muncul segera setelah kekerasan terjadi, tetapi sering kali juga datang dalam bentuk PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) yang bisa bertahan dalam jangka panjang. Gejala PTSD termasuk kilas balik akan kejadian kekerasan, mimpi buruk, serta rasa takut yang berlebihan di situasi yang mirip dengan kejadian kekerasan tersebut.

Korban sering kali merasa cemas, mudah terkejut, atau bahkan mengalami kesulitan tidur dan konsentrasi. Penting bagi orang di sekitar mereka untuk bersikap sabar dan tidak memaksa mereka melupakan kejadian tersebut. Dukungan emosional dan terapi psikologis dapat membantu mereka mengelola trauma ini agar tidak terus mengendalikan hidup mereka.

2. Rasa tidak berharga dan harga diri yang rendah

Korban kekerasan, terutama kekerasan emosional atau verbal, sering kali merasa tidak berharga. Kekerasan ini bisa menghancurkan harga diri seseorang, terutama jika korban berulang kali diolok, direndahkan, atau diperlakukan dengan cara yang meremehkan.

Ketika korban kekerasan mulai mempercayai bahwa mereka tidak berharga, ini bisa berdampak pada cara mereka memandang diri sendiri dan interaksi sosial mereka. Membantu korban membangun kembali harga diri mereka dengan dukungan emosional yang positif dan mendorong mereka untuk mendapatkan terapi dapat sangat membantu dalam proses pemulihan ini.

3. Rasa takut dan cemas berlebihan

Rasa takut dan cemas sering kali mengikuti korban kekerasan, bahkan setelah kejadian kekerasan itu sendiri berakhir. Mereka mungkin terus merasa takut bahwa kekerasan akan terjadi lagi atau merasa cemas berada di sekitar orang-orang yang menyerupai pelaku kekerasan.

Mereka mungkin juga kesulitan menjalani kehidupan sehari-hari, karena rasa takut ini bisa mempengaruhi kemampuan mereka untuk merasa aman dan nyaman di tempat umum atau di lingkungan rumah sendiri. Membantu korban merasa aman adalah langkah penting dalam proses pemulihan.

 

4. Kesulitan dalam menjalin hubungan sosial

Korban kekerasan sering kali kesulitan membangun atau mempertahankan hubungan sosial, baik dengan keluarga, teman, maupun pasangan baru. Trauma kekerasan dapat merusak kepercayaan korban terhadap orang lain, bahkan mereka yang tidak ada kaitannya dengan pelaku kekerasan.

Proses membangun kembali kepercayaan membutuhkan waktu dan kesabaran. Orang-orang di sekitar korban harus memahami bahwa korban mungkin akan membutuhkan ruang dan waktu untuk merasa nyaman kembali dalam hubungan sosial.

Baca Juga: 3 Tanda Kamu Mengalami Masa Kecil yang Terburu-buru 

Verified Writer

febi wahyudi

Menyukai dunia tulis menulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya