TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Tanda Kamu Mengalami Masa Kecil yang Terburu-buru 

Ternyata, ada efeknya ketika dewasa

ilustrasi sedang bersedih (pexels.com/Leah Newhouse)

Masa kecil seharusnya menjadi masa yang dipenuhi dengan keceriaan, bermain, dan eksplorasi tanpa batas. Namun, tidak semua anak mendapatkan kesempatan untuk menikmatinya. Beberapa dari kita mungkin mengalami masa kecil yang terburu-buru, di mana kita dipaksa untuk tumbuh dewasa lebih cepat dari yang seharusnya. Fenomena ini dikenal sebagai hurried child syndrome.

Dilansir Psychology Today, hurried child syndrome terjadi ketika anak-anak didorong untuk berprestasi atau memikul tanggung jawab lebih dari yang sesuai dengan usia mereka. Meskipun mereka mungkin terlihat lebih dewasa atau berprestasi di mata orang lain, dampak jangka panjangnya bisa sangat merugikan. Saat dewasa, pengalaman masa kecil yang terburu-buru ini dapat memengaruhi kesejahteraan emosional, psikologis, bahkan fisik.

Berikut adalah tiga tanda yang menunjukkan bahwa kamu mungkin mengalami masa kecil yang terburu-buru dan bagaimana hal tersebut masih memengaruhimu hingga sekarang.

Baca Juga: 7 Tips Parenting di Era Digital, Semangat Belajar Bersama Anak

1. Selalu ingin sempurna dan takut terhadap kegagalan

Salah satu tanda utama dari masa kecil yang terburu-buru adalah kecenderungan menjadi perfeksionis saat dewasa. Jika kamu tumbuh dengan tekanan untuk selalu berprestasi dan menghindari kesalahan, kamu mungkin berkembang menjadi seorang perfeksionis. Meskipun sifat ini bisa memotivasi kamu untuk meraih hal-hal besar, perfeksionisme juga bisa menjadi sumber stres yang terus-menerus.

Sebagai orang dewasa, kamu mungkin merasa ketakutan luar biasa terhadap kegagalan. Ketakutan ini bisa membuatmu enggan mencoba hal-hal baru atau mengambil risiko, karena merasa harus selalu berhasil. Akibatnya, kamu mungkin melewatkan banyak kesempatan berharga karena terlalu takut untuk gagal.

Selain itu, perfeksionisme sering kali mendorong kamu untuk bekerja secara berlebihan, berusaha mencapai standar yang sangat tinggi. Ini bisa menyebabkan kelelahan dan mengganggu keseimbangan hidupmu.

2. Kesulitan dalam menikmati waktu luang

Bagi anak yang terbiasa dengan jadwal ketat dan ekspektasi tinggi, menikmati waktu luang bisa menjadi tantangan saat mereka dewasa. Waktu yang seharusnya dihabiskan untuk bermain atau bersantai sering kali diisi dengan aktivitas produktif atau pekerjaan yang mendesak. Jika kamu sering merasa bersalah ketika tidak melakukan sesuatu yang dianggap bermanfaat, ini mungkin adalah tanda bahwa kamu tidak terbiasa menikmati waktu luang.

Kamu mungkin merasa cemas ketika tidak ada yang dikerjakan atau merasa bahwa waktu luang adalah waktu yang terbuang. Bahkan kegiatan yang seharusnya menyenangkan, seperti hobi, bisa terasa seperti kewajiban yang harus diselesaikan dengan sempurna, bukan dinikmati.

Selain itu, kamu mungkin kesulitan untuk fokus pada momen saat ini. Pikiran tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya bisa mengganggu kemampuanmu untuk benar-benar menikmati waktu bersama teman, keluarga, atau bahkan waktu sendirian.

Verified Writer

Ai Samaytuha Maryam

Be brave, never give up!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya