5 Sosok Perempuan Terkemuka Asal Sulsel, Punya Segudang Prestasi Lho!

Mulai dari pejuang, aktivis hingga biduan ternama 1980-an

Sulawesi Selatan sejak lama dikenal sebagai wilayah yang banyak melahirkan sejumlah sosok berpengaruh yang kemudian mencuat di kancah nasional. Mulai dari politikus, negarawan, atlet, musisi, aktivis dan masih banyak lagi. Namun jika diperhatikan lebih teliti, daftar tersebut didominasi oleh kaum pria.

Akan tetapi, sejumlah wanita kelahiran Celebes ikut serta menggurat cerita sarat pencapaian. Mereka bergerak di sejumlah bidang, mulai dari aktivisme hingga tarik suara. Selain membawa nama Sulawesi Selatan, capaian mereka jadi bukti sahih bahwa perempuan bisa menjadi apa saja yang mereka kehendaki.

Dari sekian banyak tokoh perempuan terkemuka Sulsel, berikut IDN Times menyajikan profil singkat lima nama dari beragam latar belakang.

1. Colliq Pujie

5 Sosok Perempuan Terkemuka Asal Sulsel, Punya Segudang Prestasi Lho!Dok. Istimewa

Colliq Pujié (nama lengkapnya Retna Kencana Colliq Pujié Arung Pancana Toa Matinroé ri Tucaé) merupakan seorang bangsawan Bugis kelahiran tahun 1812 dan wafat pada 11 November 1876. Colliq Pujié dikenal sebagai penyalin naskah dan sekretaris istana Kerajaan Tanete --kini bagian dari Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan-- untuk sang ayah yakni Raja La Rumpang.

Sempat berpengaruh lantaran bertindak sebagai wakil ayahnya untuk segala urusan istana, dinamika politik --ditambah campur tangan pihak kolonial Belanda-- memaksanya menyerahkan status kepala pemerintahan kepada putrinya. Status de facto pemimpin Tanete membuat Colliq Pujié dianugerahi gelar Datu' Tanete.

Selama terasing dari Tanete, Colliq Pujié menetap di Makassar sejak tahun 1857 atas izin gubernur. Di sinilah ia ikut serta dalam proyek pembukuan I La Galigo, epos sakral peradaban Bugis, bersama Benjamin Frederik Matthes yang tak lain seorang ahli bahasa asal Belanda. Keduanya membutuhkan waktu 20 tahun untuk membuat naskah setebal 2.850 halaman folio, sepertiga dari seluruh cerita I La Galigo. 

2. Opu Daeng Risadju

5 Sosok Perempuan Terkemuka Asal Sulsel, Punya Segudang Prestasi Lho!Dok. Istimewa (Muzakkir)

Opu Daeng Risadju --lahir dengan nama Famajjah-- adalah pejuang perempuan sekaligus Pahlawan Nasional asal Sulawesi Selatan. Opu Daeng Risaju adalah gelar bangsawan di Kerajaan Luwu. Lahir di Palopo pada 1880 dari pasangan Muhammad Abdullah To Baresseng dan Opu Daeng Mawellu, ia menikah dengan Haji Muhammad Daud kemudian pindah ke Parepare.

Di Parepare, Opu Daeng Risadju beserta suami berkenalan dengan salah satu tokoh Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) yakni H. Muhammad Yahya. Tak berapa lama, mereka bergabung menjadi kader PSII dan membuka cabang PSII di Palopo pada 14 Januari 1930.

Sempat tiarap pada masa pemerintahan Jepang, aktivitas PSII kembali menggeliat pascakemerdekaan. Namun pemerintah Belanda menganggapnya sebagai ancaman.  Singkat cerita, Opu Daeng Risaju ditangkap tentara NICA dan menghabiskan waktu dalam terungku selama berbulan-bulan tanpa diadili.

Opu Daeng Risaju wafat di usia 84 tahun pada 10 Februari 1964. Ia dimakamkan di pemakaman raja-raja Lokkoe di Palopo, dan dianugerahkan status Pahlawan Nasional pada tahun 2006.

Baca Juga: Ni Putu Dewi, Penjaga Marwah Persidangan di Sulawesi Selatan

3. Emmy Saelan

5 Sosok Perempuan Terkemuka Asal Sulsel, Punya Segudang Prestasi Lho!Wikimedia Commons

Emmy Saelan (lahir pada 15 Oktober 1924 ) adalah wanita yang disegani dalam masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan di Sulawesi Selatan. Saat itu, tokoh-tokohnya didominasi sosok pria macam Wolter Monginsidi, Abdullah Daeng Sirua, Andi Abdullah Bau Massepe dan Ranggong Daeng Romo.

Profesi Emmy sebagai perawat banyak berpengaruh dalam tumbuhnya semangat nasionalisme. Tak butuh waktu lama, Emmy memutuskan bergabung dengan milisi gerilya pimpinan Ranggong Daeng Romo. Selain mengangkat senjata dan terlibat operasi mata-mata, ia masih melanjutkan tugas medisnya di garis depan.

Kakak kandung Maulwi Saelan (kiper Timnas era 1960-an) ini gugur pada 23 Januari 1947, ketika terkepung dalam upaya penyerangan pos tentara KNIL di Kampung Kassi-Kassi, tenggara Makassar. Jenazah Emmy sempat dikubur oleh Belanda di lokasi pertempuran, sebelum dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Panaikang.

4. Zohra Andi Baso

5 Sosok Perempuan Terkemuka Asal Sulsel, Punya Segudang Prestasi Lho!Dok. Istimewa (KoalisiPerempuan.or.id)

Zohra Andi Baso (lahir di Labbakkang, 17 April 1952) adalah figur aktivis perempuan paling berpengaruh di Sulawesi Selatan. Dirinya sudah berkecimpung di dunia aktivisme sejak masih menempuh studi perguruan tinggi di Universitas Hasanuddin, sekaligus ikut serta dalam unjuk rasa Reformasi 1998 yang berujung pada lengsernya Soeharto.

Di sela-sela kesibukan menjadi wartawan (1975-2001), Zohra mendirikan Forum Pemerhati Masalah Perempuan Sulawesi Selatan (FPMP-SS) pada tahun 1996 serta membangun Koalisi Perempuan Indonesia sejak 1999. Tugas utamanya yakni advokasi kepada khalayak umum serta para penegak hukum untuk menghentikan kekerasan terhadap perempuan.

Zohra turut mendorong partisipasi perempuan dalam partai politik sekaligus menjadi legislator, agar mereka bisa memperjuangkan kepentingan perempuan lewat cara pembuatan kebijakan ramah gender.

Perda Sulsel No. 9 Tahun 2007 tentang Pencegahan dan Penghapusan Perdagangan (Trafficking) Perempuan dan Anak lahir dari usulannya bersama organisasi non-pemerintah dan LSM perempuan lain.

Zohra menghembuskan nafas terakhir pada 15 Maret 2015 di usia 63 tahun, setelah didera penyakit lambung.

5. Andi Meriem Mattalatta

5 Sosok Perempuan Terkemuka Asal Sulsel, Punya Segudang Prestasi Lho!Spotify.com

Berbicara tentang sosok perempuan terkemuka asal Sulsel, sulit menepikan solois kondang Andi Meriem Mattalatta. Lahir di Makassar 31 Agustus 1957 dengan nama lengkap Andi Sitti Meriem Nurul Kusumawardhani Mattalatta, ia sukar dipisahkan saat berbicara perkembangan musik Indonesia dekade 1980-an.

Salah satu anak kandung dari Andi Mattalatta --tokoh olahraga kondang Sulsel-- itu mencuri perhatian sejak menembus babak 10 besar kompetisi penyanyi pop nasional pada tahun 1973.

Mini album Hasrat dan Cinta (1980) jadi ajang perkenalan wanita berjuluk "Mutiara dari Selatan" itu dengan khalayak luas. Dua musisi mahsyur, komposer-pianis Yockie Soeryoprayogo dan solois Chrisye, membimbing langsung debut Andi Meriem.

Sebanyak lima album pendek, tiga album penuh dan satu kompilasi lahir sepanjang 30 tahun perjalanan bermusiknya. Beberapa lagu andalan yaitu "Sejuta Rindu", "Langkah Kemuka", "Bahtera Asmara", "Januari Yang Biru", "Mudahnya Bilang Cinta" dan masih banyak lagi.

Andi Meriem menghembuskan nafas terakhirnya di Zoetermeer, Belanda, pada 4 Juni 2010 di usia 52 tahun.

Baca Juga: Sambut Hari Pahlawan, Pemkot Makassar Bersihkan Monumen Emmy Saelan

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya