Bagaimana Niat Puasa, Dilafalkan atau Tidak?

Niat termasuk salah satu rukun dalam berpuasa

Berpuasa satu bulan penuh pada bulan Ramadan merupakan ibadah istimewa bagi umat Muslim. Sebab itulah satu-satunya puasa yang diwajibkan dalam Rukun Islam.

Seperti halnya ibadah wajib, lainnya niat jadi bagian rukun puasa. Tanpa disertai niat, sebuah ibadah dianggap tidak sah atau kurang lengkap. Bahkan para ulama, Imam Syafi’i, Ahmad Ibnu Mahdi, Ibnu al-Madini, Abu Dawud, dan ad-Daru Quthni mengatakan bahwa niat merupakan sepertiga ilmu.

Bagaimana pentingnya niat dalam ibadah puasa? Berikut penjelasannya menurut tulisan Aang Fatihul Islam, Ketua PC LDNU Jombang, dikutip dari laman NU Online.

Baca Juga: Bacaan Lengkap Doa dan Niat Ibadah di Bulan Ramadan

1. Niat membedakan sebuah ibadah dengan ibadah lain

Bagaimana Niat Puasa, Dilafalkan atau Tidak?prayertimenyc.com

Menurut bahasa, "niat" berarti menyengaja. Mahzah Syafi’i secara istilah menjelaskannya sebagai maksud melakukan sesuatu disertai dengan pelaksanaannya. Niat membedakan antara satu ibadah dengan ibadah lain, atau membedakan ibadah dengan adat kebiasaan.

Menurut Ahmad Ibnu Rajab Al-Hambali, niat membedakan tujuan seseorang beribadah. Apakah karena mengharap ridha Allah, atau mengharap pujian manusia.

2. Niat puasa dilakukan malam hari

Bagaimana Niat Puasa, Dilafalkan atau Tidak?alhaqeeqa.org

Menurut hadits riwayat Imam ad-Daru Quthni, waktu niat puasa harus dilakukan pada malam hari, yakni sejak magrib hingga terbit fajar. Di luar waktu tersebut maka niatnya dianggap tidak sah, demikian pula puasanya.

“Barangsiapa tidak berniat puasa sebelum fajar subuh, maka tidak ada puasa baginya.”

“Tidak ada puasa bagi orang yang tidak meniatkan puasa semenjak malam,” dalam riwayat Qathni yang lain.

 Keharusan niat di malam hari hanya berlaku bagi puasa Ramadan, tidak bagi puasa sunnah. Berdasarkan penjelasan dari Aisyah RA menurut hadits riwayat Muslim:

“Suatu hari Rasulullah datang kepadaku, lalu beliau bertanya: “Apakah ada makanan? Lalu kami menjawab: "Tidak ada”, maka Rasulullah berkata: “Kalau begitu saya puasa.

Baca Juga: 6 Kuliner Lokal di Makassar Ini Paling Banyak Direkomendasikan Turis

3. Niat tanpa lisan sudah cukup

Bagaimana Niat Puasa, Dilafalkan atau Tidak?ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Dalam beberapa rujukan, dijelaskan bagaimana niat puasa yang sah menurut Islam. Sebagian menjelaskan bahwa niat puasa Ramadan harus dilakukan dalam hati. Sedangkan pengucapannya secara lisan adalah sunnah. 

Imam Nawari dalam Al-Majmu’, menjelaskan bahwa niat cukup dilafalkan dalam hati. “Sesungguhnya niat dengan hati tanpa lisan sudah cukup.” 

“Niat itu dengan hati, dan tidak disyaratkan mengucapkannya. Tetapi mengucapkan niat itu disunahkan,”  demikian penjelasan Sayid Bakri dalam kitab I’anatu Thalibin.

Jadi kesimpulannya, niat sudah sah dilakukan dalam hati. Sedangkan melafalkan niat puasa Ramadan adalah sunnah, dengan tujuan untuk menuntut hati dalam niat lewat ucapan.

Sudah siapkah hati kamu untuk menyambut Ramadan?

Baca Juga: Ucapan Ramadan Kareem atau Ramadan Mubarak, Mana yang Tepat?

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau
  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya