Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

4 Ciri Lowongan Kerja yang Ternyata Modus Penipuan, Jangan Asal Daftar

ilustrasi mencari kerja dari website lowongan kerja (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)
ilustrasi mencari kerja dari website lowongan kerja (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)
Intinya sih...
  • Menjanjikan gaji besar yang gak masuk akal, patut dicurigai
  • Langsung minta uang di awal proses rekrutmen, tanda bahaya
  • Proses rekrutmen terlalu instan dan tanpa wawancara yang jelas, perlu diwaspadai
  • Akun atau email rekruter gak pakai domain resmi perusahaan, harus dicek dengan teliti

Di tengah minimnya lowongan kerja seperti sekarang ini, gak heran kalau banyak orang menjadi kurang teliti dan asal apply tiap menemukan lowongan kerja yang sedang open recrutment. Apalagi kalau di flyer tertulis embel-embel "gaji tinggi", "langsung diterima", atau "tanpa pengalaman", semua orang tentu berbondong-bondong untuk apply. Tapi sayangnya, gak semua lowongan yang tampil manis itu benar-benar ada. Beberapa di antaranya justru jebakan yang bisa membuat kamu rugi, baik secara materi maupun mental.

Modus penipuan berkedok lowongan kerja ini makin marak dan makin pintar melakukan penyamaran. Bahkan kadang mereka mempoles akunnya sedemikian rupa agar terlihat profesional, seperti menyertakan logo perusahaan dan alamat kantor yang kelihatan real. Oleh karena itulah, kamu harus ekstra hati-hati sebelum memutuskan mengirimkan lamaran atau datang ke lokasi kantor. Nah, biar gak terjebak oleh lowongan fiktif, berikut ini beberapa ciri lowongan kerja yang ternyata cuma modus penipuan doang.

1. Menjanjikan gaji besar yang gak masuk akal

Ilustrasi lowongan kerja  (pexels.com/RDNE Stock Project)
Ilustrasi lowongan kerja (pexels.com/RDNE Stock Project)

Kamu baru lulus, belum punya pengalaman kerja, tapi langsung dijanjikan gaji 10 juta per bulan? Wah, jangan langsung senang dulu! Tawaran gaji yang kelewat besar untuk posisi entry-level itu patut dicurigai. Apalagi kalau deskripsi pekerjaannya terkesan "mengambang", misalnya cuma tulis "marketing" tanpa detail tugas.

Pelaku penipuan sering banget menggunakan gaji tinggi sebagai umpan untuk menarik perhatian. Mereka tahu, banyak orang gampang tergoda dengan angka-angka besar. Padahal, gaji itu biasanya sesuai dengan tanggung jawab dan pengalaman kerja. Kalau terlalu bombastis, bisa jadi itu hanya trik supaya kamu tertarik dan lengah. Jadi, penting banget untuk cek terlebih dahulu standar gaji di bidang tersebut lewat platform terpercaya.

2. Langsung minta uang di awal proses rekrutmen

ilustrasi situs lowongan kerja (unsplash.com/LinkedIn Sales Navigator)
ilustrasi situs lowongan kerja (unsplash.com/LinkedIn Sales Navigator)

Lowongan kerja yang sah gak akan pernah minta kamu bayar apa pun, apalagi di awal proses. Tapi sayangnya, masih banyak yang terjebak karena diminta transfer "biaya administrasi", "uang seragam", atau bahkan "uang pelatihan". Padahal kenyataannya, setelah kamu transfer, si pelaku akan langsung menghilang tanpa jejak.

Biasanya mereka juga memberikan tenggat waktu singkat agar kamu panik dan gak sempat berpikir panjang. Misalnya, "transfer sebelum jam 3 sore ini kalau gak mau kehilangan kesempatan". Nah, kalau seperti ini, kamu wajib curiga. Dunia kerja yang profesional gak akan terburu-buru seperti itu. Jadi, kalau kamu menemukan lowongan yang ujung-ujungnya minta duit, lebih baik tinggalkan saja.

3. Proses rekrutmen terlalu instan dan tanpa wawancara yang jelas

ilustrasi melihat website lowongan kerja di DubaI (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi melihat website lowongan kerja di DubaI (pexels.com/cottonbro studio)

Pernah gak, kamu baru aja kirim lamaran, eh langsung dikabarkan bahwa kamu diterima? Bahkan tanpa ada wawancara atau tes sama sekali. Ini bisa jadi sinyal bahaya. Perusahaan profesional pasti punya tahapan seleksi yang jelas, mulai dari seleksi administrasi, wawancara, sampai tes kompetensi.

Kalau semuanya terlalu cepat dan penerimaannya terkesan asal, kemungkinan besar itu bukan rekrutmen terpercaya. Tujuan mereka biasanya bukan cari karyawan, tapi menarik korban sebanyak-banyaknya. Kadang malah kamu disuruh datang ke "kantor", tapi ternyata lokasi fiktif atau justru dijadikan ajang presentasi multi-level marketing doang. Oleh karenanya, waspadai proses yang gak transparan dan terlalu cepat memberikan keputusan.

4. Akun atau email rekruter gak pakai domain resmi perusahaan

Ilustrasi Penipuan Lowongan Kerja (pixels.com/Tara Winstead)
Ilustrasi Penipuan Lowongan Kerja (pixels.com/Tara Winstead)

Perhatikan baik-baik alamat email atau akun media sosial yang mereka gunakan. Kalau kamu mendapatkan email panggilan kerja dari alamat Gmail atau Yahoo pribadi, padahal nama perusahaannya besar, itu patut kamu curigai. Perusahaan resmi biasanya menggunakan domain khusus, misalnya recruitment@namaperusahaan.com.

Selain itu, akun media sosial yang digunakan juga bisa jadi petunjuk. Banyak penipu membuat akun palsu dengan logo perusahaan terkenal, tapi kalau dicek lebih teliti, followers-nya sedikit dan postingannya baru saja diposting. Jadi sebelum percaya, cek dulu akun resminya di LinkedIn atau website perusahaan yang asli. Jangan asal klik dan percaya sama akun yang gak terverifikasi.

Di tengah ekonomi yang kian sulit seperti sekarang, kamu perlu ekstra hati-hati dalam melamar pekerjaan. Hal ini karena banyak oknum yang memanfaatkan situasi sulit para jobseeker untuk mengambil keuntungan. Jangan sampai kamu jadi korban karena tergiur gaji tinggi atau proses yang cepat.

Ingat, rekrutmen yang terpercaya pasti transparan, profesional, dan gak pernah minta biaya di awal. Jadi, sebelum apply atau datang ke lokasi, pastikan kamu sudah cek ulang semua informasi. Lebih baik waspada sekarang daripada menyesal kemudian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irwan Idris
EditorIrwan Idris
Follow Us