7 Stereotipe Ini Pasti Sering Sekali Didengar Sama Anak Makassar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pulau Jawa memang telah menjadi pusat kegiatan di Indonesia, mulai dari pemerintahan sampai pendidikan. Hal inilah yang menyebabkan Jawa didatangi oleh banyak orang yang berasal dari berbagai daerah lain di Indonesia, salah satunya dari Makassar.
Jika kamu adalah anak Makassar yang merantau di Jakarta, pasti beberapa stereotipe ini sudah sering kamu dengar. Padahal pandangan mereka tidak semuanya benar.
1. Hobinya demo
Bukan rahasia lagi kalau anak Makassar hobinya adalah demo. Sejak tahun 2000-an, setiap ada berita tentang Makassar kebanyakan pasti tentang demo mahasiswa. Mulai dari demo di kampus, di depan gedung pemerintah sampai demo di jalan. Jadi, nggak heran kalau banyak orang berpikir seperti itu.
2. Orangnya garang
Tampang yang sangar dan garang melekat pada anak Makassar. Mereka seperti sangat mudah terpancing emosi. Kalau sudah benar-benar marah bisa sampai gebrak meja sambil berbicara dengan suara keras. Meskipun begitu pada dasarnya anak Makassar tidak selalu begitu. Banyak juga yang memiliki pembawaan kalem.
3. Mereka pekerja keras
Makassar terdiri dari banyak suku di dalamnya, salah satunya adalah suku Bugis. Suku ini sudah terkenal sebagai suku pelaut dan penjelajah. Mereka adalah para pekerja keras yang tidak mudah menyerah. Mereka berani merantau sampai ke tempat-tempat yang jauh. Itulah yang sifat yang diturunkan kepada generasi penerus mereka.
4. Mereka membuat orang lain terpana ketika mereka bicara
Siapa yang pernah mendengar bahasa Makassar? Kalau sudah berarti kamu juga terpana ketika untuk pertama kalinya mendengar anak Makassar ngomong. Soalnya bahasa Makassar itu terasa sangat asing di telingamu. Selain itu mereka sering menggunakan aksen-aksen istimewa seperti "di, mi, ki, pi". Penggunaan aksen itu juga bikin kamu bingung.
5. Jangan nikah sama orang Makassar, mahal
Ada istilah uang panaik dalam acara pernikahan di Makassar. Uang panaik ini adalah sejumlah uang yang harus diberikan kepada keluarga mempelai perempuan di luar uang pesta dan lain-lain. Jumlah uang tersebut mengikuti status sosial keluarga mempelai perempuan tersebut. Semakin kaya dan tingkat pendidikan yang tinggi atas si perempuan maka uang panaiknya juga semakin tinggi.
6. Selalu ada kelebihan huruf G
Jika ada kata yang di belakangnya mati dengan huruf "n" maka orang Makassar biasa menambahkan huruf "g" setelah huruf n tersebut. Jadi kata "makan" bisa disebut "makang", "pohon" menjadi "pohong".
7. Pasti bisa bikin coto Makassar dan es pisang ijo
Makanan khas dari Makassar ini memang sudah terkenal di seantero Indonesia. Pasti kamu sebagai anak Makassar sering banget mendengar pertanyaan, "Pasti bisa dong bikin coto Makassar dan es pisang ijo?" Meskipun sebenarnya kamu juga belum bisa membuat makanan tersebut tapi kamu bangga karena kamu jadi tahu bahwa banyak orang yang mengenal daerah asalmu, atau malah pura-pura bilang bisa.
Terlepas dari benar atau tidaknya stereotipe yang berkembang di masyarakat terhadap anak Makassar itulah yang membuat Indonesia semakin unik dan beragam.