Freesmile Membakar Semangat Suporter Makassar Lewat "PSM Till I Die"

Jadi misi mengajak penikmat musik juga cinta pada Juku Eja

Makassar, IDN Times - Sepak bola dan musik memang susah dipisahkan. Salah satunya adalah penggunaan yel-yel (chant), sebuah nyanyian penyemangat dengan lirik mudah diingat dan dilantunkan oleh para suporter. Fenomena tersebut juga berlaku di Makassar, terutama oleh fans PSM.

Pada 8 November lalu, grup musik punk Freesmile merilis lagu PSM Till I Die ke sejumlah situs streaming musik. Meski hanya berdurasi 1 menit 36 detik, tapi energi yang dihasilkan sudah cukup untuk membakar semangat pendengarnya. Lagu ini sendiri adalah gubahan chant yang lebih dulu populer di Inggris.

"Ini adalah sebuah bentuk hormat kami kepada mereka yang dengan sepenuh hati, tak kenal lelah mengawal kebanggaan bernama PSM Makassar, menang ataupun kalah," cerita Abdul, salah satu personel Freesmile, kepada IDN Times pada Jumat (2/11/2022).

1. Jadi single kedua Freesmile setelah "Ale PSM Ale"

Freesmile Membakar Semangat Suporter Makassar Lewat PSM Till I DieArtwork cover single band punk Freesmile, "PSM Till I Die." (Dok. Freesmile)

Bagi Abdul dan tiga personel lainnya, sepak bola tak hanya sekadar hiburan atau bahkan tontonan. Lagu PSM Till I Die, yang dikenal sebagai salah satu chant dari kelompok suporter PSM Fans 1915, disebut jadi salah satu bukti dukungan Freesmile pada Pasukan Ramang.

"Banyak juga yang bangga mengatasnamakan diri sebagai salah satu bagian dari PSM. Menceritakan ke kerabat, menggunakan pakaian bertulisan atau berlogo PSM, mengunggah di sosial media, dan lain sebagainya," ujar Abdul.

Bicara lebih jauh, Freesmile menyebut ini bukan sekadar merekam lagu. Tapi ini perihal salah satu cara menjaga muruah klub profesional tertua yang selalu mereka gaungkan dari area tribun.

2. Jadi cara Freesmile mengawal PSM bersama para suporter

Freesmile Membakar Semangat Suporter Makassar Lewat PSM Till I DieIlustrasi suporter PSM Makassar. (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

"Sudah sewajarnya jika kelompok ini (suporter, red.) ingin tetap ada seperti muruah yang dimilikinya, tentang mengawal kebanggaan PSM Makassar selama-lamanya," papar Abdul tentang alasan mereka merekam PSM Till I Die.

"Maka suka tidak suka, mau tidak mau, harus membangun sumber daya yang ada di dalamnya, membentuk dan menguatkan kelompok itu sendiri, dengan sadar dan dengan usaha yang keras tentunya," imbuhnya.

Abdul mengakui lagu PSM Till I Die adalah langkah paling kecil yang bisa Freesmile lakukan, membawa keriuhan dukungan ke kuping penikmat skena musik lokal. Ini juga jadi single kedua setelah Ale PSM Ale yang rilis pada Oktober silam.

3. Freesmile berharap bisa mengajak publik Makassar lebih mencintai PSM

Freesmile Membakar Semangat Suporter Makassar Lewat PSM Till I DiePenampilan band punk asal Makassar, Freesmile, dalam acara Stand Your Ground #1 pada September 2022. (Instagram.com/freesmile0411)

PSM Till I Die sendiri digarap selama lebih dari sebulan. Mulai dari proses mengulik lagu, rekaman, artwork dan lain-lain. Saat ditanya tentang rencana, Abdul menyebut Freesmile berharap bisa lebih dikenal oleh pencinta musik Makassar.

"Target jangka pendeknya sih bisa punya album dan bisa ikut merasakan tampil di event-event selain acara suporter, biar bisa menyebarluaskan cinta kepada PSM Makassar," jelasnya.

"Kalau jangka panjang, kami harap karya kami bisa memanjakan telinga dan perasaan para pendengar," imbuh Abdul.

Bagaimana dengan harapan mereka untuk sepak bola nasional? Meski mengaku rindu, Freesmile berharap pembenahan menyeluruh untuk pengelolaan kompetisi usai Tragedi Kanjuruhan.

"Kami berharap ada langkah pasti dari pihak-pihak terkait atas kejadian duka sepa kbola beberapa bulan lalu. Agar bisa jadi bahan berbenah untuk setiap elemen sepak bola Indonesia," tutup Abdul.

Baca Juga: Liga 1 Dilanjutkan 5 Desember, Skuad PSM Sudah di Yogyakarta

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya