Firman Hatibu, Seniman Asal Maros Sulsel yang Karyanya Mendunia

Band-band metal Amrik dan CorelDRAW jadi langganannya

Makassar, IDN Times - Pernah dengar nama Firman Hatibu? Boleh jadi, masih terdengar asing di khalayak umum. Tapi di satu-dua kesempatan, kamu pasti pernah melihat karya seni ciptaannya.

Bagi pengguna aplikasi CorelDRAW, sebuah ilustrasi keren sempat nampang di situs resminya. Gambar perempuan berkacamata modis, bertangan empat dan memiliki sayap. Kian apik dengan kombinasi warna ungu, biru gelap dan warna jingga.

Jika dilihat lebih jeli, ada nuansa kebudayaan Bugis turut muncul di artwork tersebut. Yakni hiasan bando yang jadi pelengkap baju bodo.

Itu adalah hasil guratan tangan Firman, dan masih bisa disaksikan sampai sekarang. Siapa sangka, ia adalah seniman kelahiran Maros yang sudah jadi andalan banyak band, merch, penerbit sampai perusahaan.

1. Bakat Firman di dunia gambar sudah terlihat sejak kecil

Firman Hatibu, Seniman Asal Maros Sulsel yang Karyanya MenduniaProses kreatif Firman Hatibu, seniman vector dan ilustrator asal Sulawesi Selatan. (Dok. Pribadi)

Di tengah kesibukan, alumnus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kebangsaan Maros itu bersedia membagi kisah kariernya kepada IDN Times. Ternyata, Firman mengaku gak bisa jauh dari hobi yang sudah dia tekuni bertahun-tahun.

"Hobi menggambar dari kecil, tapi belajar desain grafis sejak tahun 2005. Belajarnya otodidak," katanya saat dihubungi pada Selasa kemarin (16/11/2021).

Gurat menggurat kertas lama-lama berubah ke media kanvas. Dan seiring teknologi berkembang, pensil-tinta berubah jadi tablet grafis di ruang kerja pribadinya.

Saat mulai menekuni dunia vector act secara serius, orang-orang di sekitar Firman merespons dengan baik. Ini juga jadi pendorong semangatnya untuk mengasah bakat.

"Respons mereka mendukung,  karena hobi dan ternyata bisa mendapatkan penghasilan," ujar pria yang juga kolektor Gunpla itu.

2. Pernah menangani artwork resmi sejumlah band cadas Eropa dan Amerika Serikat

Firman Hatibu, Seniman Asal Maros Sulsel yang Karyanya MenduniaFirman Hatibu, seniman vektor art dan desain grafis asal Sulawesi Selatan, bersama beberapa karyanya. (Dok. Pribadi)

Ketika mulai merintis karier di dunia desain grafis, Firman juga punya pekerjaan lain. "Awal belajar saya kerja di salah satu advertising atau percetakan di Makassar," katanya.

Gak tanggung-tanggung, pesanan pembuka justru datang dari musisi bergenre heavy rock luar negeri. "Orderan ilustrasi pertama dari Vendetta, band dari Australia," tutur Firman.

Sejak saat itu, ia mulai menangani banyak poster untuk band-band cadas. Kalau kamu hobi dengerin musik metal, kamu pasti gak asing dengan beberapa nama yang disebut Firman.

"Seperti Suicide Silence, Miss May I, Chimaira, Protest The Hero, Five Finger Death Punch, The New Black dan banyak lagi dari Eropa dan Amerika Serikat," jelasnya.

Ternyata, menangani artwork band-band tersebut ternyata bukan pekerjaan yang sudah. "Untuk pesanan dari luar negeri, biasanya mereka profesional jadi tidak akan begitu rumit karena mereka pesan sesuai style karya saya," ungkap Firman.

Selain band, kini ia juga menangani artwork untuk keperluan desain clothing brand, penerbitan, perusahaan dan bahkan keperluan pribadi.

"Sekarang sudah kerjasama sama beberapa studio di Amerika Serikat dan Eropa, jadi kerjaannya sudah rutin," papar Firman.

3. Salah satu karya Firman jadi official artwork aplikasi CorelDRAW

Firman Hatibu, Seniman Asal Maros Sulsel yang Karyanya MenduniaKarya Firman Hatibu, seniman art vector dan desain grafis asal Sulawesi Selatan, yang jadi official artwork CorelDRAW. (Instagram.com/coreldrawgraphicssuite)

Namun bagi Firman pribadi, gak ada karya paling berkesan selain yang terpajang sebagai official artwork dari CorelDRAW. Prosesnya sendiri ternyata cukup menarik, berawal dari kontes yang diadakan perusahaan asal Kanada tersebut pada 2019 lalu.

"Awalnya saya ikut kompetisi internasional yang mereka adakan dan keluar sebagai runner-up, tapi akhirnya justru karya saya yang dipakai buat official artwork," kata Firman.

"Sekarang sudah bekerja sama langsung dengan Corel Corporation untuk keperluan artwork-nya," sambung Firman.

Saat ditanya tentang proses kreatif, ia ternyata punya banyak referensi. "Ada Hydro74, Dan Mumford, Ken Taylor, Aaron Horkey, dan lain-lain," jelasnya.

Lantas ada gak semacam "ritual" atau kebiasaan khusus untuk mencari inspirasi desain? "Kalau ritual sih tidak ada, santai saja, karena kerjaan hobi jadi saya menikmati saja berkarya sesuai imajinasi," kata Firman.

Baca Juga: [WANSUS] Seniman Mural Makassar Ngakak Bahas Kebebasan Berekspresi

4. Membidik target pasar luar negeri demi hindari plagiasi

Firman Hatibu, Seniman Asal Maros Sulsel yang Karyanya MenduniaProses kreatif Firman Hatibu, seniman vector dan ilustrator asal Sulawesi Selatan. (Dok. Pribadi)

Firman sendiri punya pandangan kritis soal plagiarisme, dan kondisi dalam negeri jadi penentu jalan kariernya.

"Plagiarisme adalah masalah klasik terutama di negara kita, itulah salah satu alasan kenapa target market saya lebih banyak untuk pasar luar negeri untuk menghindari plagiarisme. Sekitar 90 persen," terangnya.

Namun, Firman punya tips bagi para seniman muda yang mungkin bisa membantu ngatasin perkara meresahkan itu.

"Selama kita produktif dan punya karakter, plagiarisme tentu tidak terlalu berpengaruh. Karena orang akan dengan sendirinya akan tahu yang mana karya orisinil," paparnya.

Selain itu, ia menyebut perkembangan seni desain grafis di Sulawesi Selatan (Sulsel) sudah memuaskan. "Banyak talent yang punya karya bagus. Dengan berkembang dunia digital, sudah tidak ada lagi sekat geografis. Semua bisa dan punya kesempatan bersain, tidak peduli dari daerah manapun," tutur Firman.

Selain sibuk membuat artwork, Firman juga mengelola Makassar Knight, sebuah clothing brand yang mengangkat tema sejarah dan budaya Sulsel.

Lantas, apa ada rencana yang masih berusaha diwujudkan? Ternyata harapan Firman gak muluk-muluk, tetap membumi. "Yaa berusaha tetap produktif, dan terus konsisten," tutupnya.

Baca Juga: Hirah Sanada, Seniman Muda Makassar yang Menggugat Stereotip Gender

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya