Ingin Mulai Investasi? Kenali Dulu 11 Istilah Seputar Saham Ini

Jakarta IDN Times - Investasi saham kini banyak diminati berbagai kalangan sebagai penambah penghasilan. Banyakmya aplikasi investasi saham turut mendorong orang agar berani mulai bermain saham.
Jika kamu calon atau investor pemula, tentu ada banyak pertanyaan di kepalamu soal saham yang tepat untuk berinvestasi. Kamu bisa bertanya kepada analis saham, tapi kadang istilah-istilah khusus di bursa saham bikin bingung.
Memang ada sejumlah istilah yang mesti kamu kenal sebelum berinvestasi di saham. Berikut ini beberapa di antaranya yang dirangkum IDN Times dari berbagai sumber. Yuk, simak agar kamu semakin jago bermain saham!
1. Bearish dan bullish ibarat beruang dan banteng
Dua istilah ini termasuk yang paling umum di bursa saham. Bearish adalah harga saham yang menurun, sedangkan bullish sebaliknya, yakni menunjukkan harga naik.
Mungkin istilah itu seperti karakter masing-masing hewan. Beruang dikenal kalem, sedangkan banteng agresif.
Baca Juga: Mau Mulai Investasi di Reksa Dana? Yuk Kenali Jenis dan Keuntungannya
2. Dovish vs hawkish
Selain dua istilah sebelumnya, kita juga mengenal istilah dovish yang berbanding terbalik dengan hawkish. Dua istilah ini adalah sinyal, indikator, dan peringatan sebelum terjadinya situasi yang disebut bearish dan bullish.
Dovish vs hawkish adalah kondisi pra sedangkan bearish dan bullish adalah kondisi pasca. Seperti burung merpati, dovish mengisyaratkan penurunan atau kondisi sebelum bearish. Sedangkan hawkish adalah elang yang melambangkan kondisi mengarah pada kenaikan saham.
3. Emiten
Di bursa saham, ada yang namanya emiten. Jika masih terdengar asing, istilah itu merujuk pada perusahaan yang telah mencatatkan jumlah sahamnya di Bursa Efek Indonesia.
Saham-saham emiten terus bergerak sepanjang hari. Jika kamu kemudian mendengar istilah IHSG, itu adalah singkatan dari Indeks Harga Saham Gabungan. Yakni indikator gabungan dari seluruh pergerakan harga saham yang ada di BEI.
Baca Juga: 5 Istilah yang Harus Kamu Pahami Sebelum Berinvestasi Saham
4. IPO, listing dan delisting
IPO atau Initial Public Offering adalah penawaran perdana dalam pasar bursa saham ketika perusahaan baru tercatat di BEI atau biasa disebut listing.
Selain listing, ada pula yang disebut delisting yakni proses penghapusan pencatatan perusahaan yang terdaftar di BEI.
5. Auto rejection
Kerap, saat IPO, harga saham mengalami auto rejection. Ini terjadi jika saham menyentuh harga batas maksimum. Tapi, auto reject bisa juga merupakan pembatasan harga minimum.
Istilah penolakan dalam rejection di sini tidak bermakna negatif. Justru ini adalah mekanisme yang dirancang untuk menjaga perdagangan saham tetap wajar, harga tidak terlalu melambung dan tidak terlalu jatuh.
6. Capital gain dan capital loss
Capital gain terjadi ketika membeli saham yang lebih rendah daripada harga ketika menjual. Secara sederhana, ini disebut posisi untung.
Sebaliknya, capital loss adalah saat harga saham lebih tinggi waktu dibeli ketimbang saat dijual.
7. Cut lose
Jika kamu sengaja menjual saham dalam posisi rugi agar meminimalisir kerugian yang diprediksi lebih besar di masa depan, itu disebut cut loss.
8. Dividen
Investor selalu menantikan pembagian dividen oleh emiten. Yakni pembagian laba kepada pemegang saham sesuai jumlah saham yang dimiliki.
Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan dan kas yang tersedia bagi perusahaan, tetapi distribusi keuntungan kepada para pemilik memang adalah tujuan utama suatu bisnis.
Baca Juga: 12 BUMN Siap Buyback Rp8 Triliun, Ini Daftar Sahamnya
9. Buyback
Aksi lain yang dilakukan oleh korporasi di antaranya buyback saham. Itu merupakan salah satu aksi korporasi dalam bentuk pembelian kembali saham beredar mereka yang ada di publik.
Suatu perusahaan yang melakukan buyback saham akan menginvestasikan dana yang dimilikinya untuk membeli saham perusahaannya sendiri dari publik.
10. Stock split
Istilah ini masih tentang aksi korporasi. Jika harga saham sudah terlalu tinggi biasanya korporasi sering memilih untuk melakukan stock split. Artinya, ia akan memecah sahamnya menjadi jumlah lembar yang lebih banyak dengan nilai nominal yang lebih rendah per lembarnya secara proporsional.
11. Saham gorengan
Yang tidak asing lagi terdengar di pasar saham ialah istilah saham gorengan.
Saham gorengan adalah saham yang harganya dapat naik tinggi secara tiba-tiba tapi anjlok tiba-tiba. Seperti roller coaster, harganya sangat berfluktuasi dengan cepat.
Aktivitas menggerakkan harga saham dan menaikkan harganya ini umumnya dilakukan oleh bandar saham atau pihak tertentu untuk meraih keuntungan tertentu. Saham gorengan ini bermakna negatif. So, hati-hati guys, jangan sampai membeli saham gorengan ya!
Baca Juga: Ini Investasi yang Tepat Kamu Koleksi dan Jual saat Resesi