Susi Pudjiastuti: Mustahil Wajibkan Tes PCR Bagi Penumpang Pesawat

Biaya tes PCR lebih mahal dari harga tiket pesawat

Jakarta, IDN Times - Pemilik PT ASI Pudjiastuti Aviation, Susi Pudjiastuti, mengatakan tes Polymerase Chain Reaction yang dijadikan persyaratan wajib bagi calon penumpang pesawat sulit diterapkan. Sebab, harga tes PCR jauh lebih mahal ketimbang tiket pesawatnya. 

Sebagai gambaran harga tes PCR yang diinisiasi pribadi tanpa ada gejala apapun membutuhkan biaya sekitar Rp2,5 juta di rumah sakit swasta. Sehingga, Susi berkesimpulan hal tersebut menandakan sama saja membuat publik tak lagi bisa menggunakan jasa transportasi pesawat. 

"Kayak kemarin harus dengan (tes) PCR. Kalaupun dibuka (penerbangan), orang masyarakat udah mau terbang, saya melihat itu tidak mungkin untuk di daerah itu PCR. Impossible for the people. Berarti orang juga tidak mungkin terbang," kata Susi ketika memberikan keterangan pers secara daring dan disiarkan secara langsung di channel YouTube BNPB Indonesia pada Jumat (12/6). 

Lalu, apa usulan Susi agar sektor penerbangan kembali pulih usai pandemik?

1. Biaya yang dikeluarkan untuk tes PCR jauh lebih mahal ketimbang harga tiket sehingga menyulitkan calon penumpang

Susi Pudjiastuti: Mustahil Wajibkan Tes PCR Bagi Penumpang PesawatInstagram.com/@susipudjiastuti115

Menurut Susi, perusahaannya Susi Air, juga akan mendukung pemerintah untuk menerapkan protokol kesehatan dalam penerbangan. Namun, tes PCR dianggap terlalu berat karena harganya yang melebihi biaya tiket pesawat.

"Dirut Garuda juga ngeluh karena harga PCR lebih mahal daripada harga tiket. Complicated. Inilah yang harus diurai satu per satu, bagaimana penularan tidak terjadi dan yang sakit tidak menulari, yang sehat aman," kata Susi. 

Tes PCR dipilih lantaran lebih akurat hasilnya dibandingkan rapid test. Apalagi menurut hasil penelitian, virus corona lebih mudah menular di area tertutup dan menggunakan pendingin udara. 

Baca Juga: Kemenhub: PCR Mahal, Penumpang Pesawat Boleh Pakai Rapid Test

2. Susi sebut sektor penerbangan baru akan pulih di tahun 2021 dan hanya 50 persen saja

Susi Pudjiastuti: Mustahil Wajibkan Tes PCR Bagi Penumpang PesawatInstagram.com/susipudjiastuti

Kendati penerbangan sudah dibuka, Susi menyebut industri itu membutuhkan waktu yang lama untuk pulih kembali 100 persen. Menurutnya, sektor penerbangan baru pulih 50 persen di tahun 2021.

"Kalau pun dibuka, saya perkirakan baru pulih 50 persen itu tahun depan. Tapi selama satu tahun ini kita perawatan apa (maskapai biaya) dari mana?" katanya. 

3. Susi Pudjiastuti sebut masa pandemik menjadi periode ekonomi tersulit di dalam hidupnya

Susi Pudjiastuti: Mustahil Wajibkan Tes PCR Bagi Penumpang PesawatIDN Times/Gregorius Aryodamar P

Perempuan yang sempat menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan itu mengakui masa pandemik ini adalah periode ekonomi tersulit selama ia membangun usaha. Sebab, ia tak mendapatkan pemasukan sama sekali selama dua bulan terakhir.

"Jadi ini yang kadang-kadang mungkin kalau kita bilang ekonomi, saya pikir tersulit dalam hidup usaha saya. Dalam hidup, saya bekerja usaha ya kali ini," kata Susi.

Ia mengungkapkan, karena adanya wabah virus corona turut berdampak ke perusahaannya, Susi Air. Ia menjelaskan Susi Air selama dua bulan terakhir tidak terbang. Alhasil, ia merumahkan sebagian karyawannya. 

"Susi Air dua bulan (terakhir) itu 0 penerbangannya," ujar Susi.

Baca Juga: Susi Pudjiastuti: Bukan Cuma Indonesia yang Gagap pada Virus Corona

Topik:

Berita Terkini Lainnya