Biaya Medis Naik, Alokasi Keuangan untuk Kesehatan Harus Diperhatikan
Inflasi biaya medis global cenderung naik setiap tahun
Intinya Sih...
- Inflasi biaya medis global naik dari 7,4% menjadi 10,7% pada 2023, dengan prediksi kenaikan hingga 12,74% pada 2024 di Indonesia.
- Perencanaan keuangan disarankan untuk mengalokasikan 50-70% gaji untuk kebutuhan dasar dan asuransi kesehatan serta menyisihkan 10% untuk dana darurat.
- Sequis memperkenalkan Sequis Q Infinite MedCare Shield Rider (IMC Shield) yang melindungi tertanggung mulai usia 30 hari hingga 70 tahun dengan premi terjangkau.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Biaya perawatan medis yang terus meningkat menjadi perhatian banyak pihak, termasuk masyarakat umum. Kenaikan ini menjadi semakin berat mengingat biaya kesehatan sudah menjadi beban finansial sebelum terjadinya inflasi.
Berdasarkan survei Willis Tower Watson, yang dikutip Sequis, Jumat (9/8/2024), inflasi biaya medis global pada 2023 melonjak tajam dari 7,4% menjadi 10,7%. Di Indonesia, kenaikannya bahkan lebih signifikan, mencapai 11,5% dan diprediksi bisa naik hingga 12,74% pada 2024.
Dalam kondisi seperti ini, perencanaan keuangan yang baik menjadi sangat penting agar risiko finansial akibat kenaikan biaya kesehatan dapat diminimalisasi.
Donna Agnesia, seorang Konsultan Keuangan dan Brand Ambassador Sequis, menyarankan agar masyarakat disiplin dalam mengatur keuangan. "Saat menerima gaji, bonus, atau pendapatan lainnya, jangan langsung digunakan untuk belanja, tetapi alokasikan setidaknya 50% hingga 70% untuk kebutuhan dasar, termasuk cicilan, utang, dan asuransi kesehatan. Sekitar 10% juga perlu disisihkan untuk dana darurat," kata Donna dalam rilis pers Sequis, Jumat.