Tim Mitigasi IDI: Kematian Nakes Dampak Naiknya OTG, Termasuk Pilkada

Saat ini sudah ada 363 nakes meninggal akibat COVID-19

Jakarta, IDN Times - Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi mengatakan, jumlah kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan atau nakes, merupakan salah satu dampak peningkatan jumlah penderita COVID-19, baik yang dirawat maupun yang Orang Tanpa Gejala (OTG).

"Pilkada (Pemilihan kepala daerah) yang baru saja selesai juga menjadi potensi fluktuasi naiknya angka penularan COVID-19. Untuk itu, kami imbau masyarakat dan kepala daerah, serta pendukungnya untuk menghindari proses aktivitas yang melibatkan berkerumunnya massa," imbau Adib dalam siaran tertulis, Selasa (15/10/2020).

Baca Juga: 342 Tenaga Medis di Indonesia Meninggal, IDI: COVID-19 itu Nyata!

1. Sebanyak 363 nakes meninggal karena COVID-19

Tim Mitigasi IDI: Kematian Nakes Dampak Naiknya OTG, Termasuk PilkadaIlustrasi tenaga medis. (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

Adib mengungkapkan sampai saat ini sudah ada 363 nakes meninggal dunia karena COVID-19.

"Tim mitigasi IDI mencatat dari Maret hingga pertengahan Desember 2020 ini, terdapat total 363 petugas medis yang meninggal akibat terinfeksi COVID-19, terdiri dari 202 dokter dan 15 dokter gigi, dan 146 perawat," terang dia.

2. Para kepala daerah yang terpilih agar memprioritaskan penanganan pandemik COVID-19

Tim Mitigasi IDI: Kematian Nakes Dampak Naiknya OTG, Termasuk PilkadaIlustrasi uji swab. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Adib berharap para kepala daerah yang terpilih dalam Pilkada 2020 agar memprioritaskan penanganan pandemik COVID-19, dengan meningkatkan upaya preventif dan kemampuan layanan fasilitas kesehatan, seraya melindungi tenaga medis dan kesehatan.

"Dan bagi setiap orang untuk memeriksakan kesehatannya apabila terdapat gejala, dan melakukan testing meskipun juga tanpa gejala," kata dia.

3. Meski vaksin COVID-19 sudah tersedia, protokol kesehatan tetap dijalankan

Tim Mitigasi IDI: Kematian Nakes Dampak Naiknya OTG, Termasuk PilkadaVaksin Sinovac (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Adib juga mengimbau masyarakat agar tetap menjalankan protokol kesehatan, meskipun kini sudah tersedia vaksin, karena situasi penularan COVID-19 di Indonesia saat ini sudah tidak terkendali.

"Tingginya lonjakan pasien COVID-19 serta angka kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan, menjadi peringatan kepada kita semua untuk tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan (3M). Dengan mengabaikan protokol kesehatan, maka Anda tidak hanya mengorbankan keselamatan diri sendiri, namun juga keluarga dan orang terdekat, termasuk orang di sekitar. Pandemik ini akan berlalu dengan kerja sama seluruh pihak," kata dia.

4. Masyarakat juga harus memperhatikan kebersihan gigi dan mulut, untuk hindari COVID-19

Tim Mitigasi IDI: Kematian Nakes Dampak Naiknya OTG, Termasuk PilkadaIlustrasi Dokter Gigi di Tengah Pandemik COVID-19 (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Senada, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Hananto Seno juga menghimbau masyarakat agar memperhatikan kebersihan gigi dan mulutnya, untuk menghindari penularan COVID-19.

"Selain menjaga imunitas tubuh, perlu diperhatikan juga kebersihan mulut dan gigi, terutama mengingat penularan utama COVID-19 adalah melalui droplet atau cairan dari mulut. Tetap gunakan masker, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan, rajin mencuci tangan, dan jaga jarak (3M)," ujar dia.

5. Perawat di Puskesmas gugur terbanyak kedua

Tim Mitigasi IDI: Kematian Nakes Dampak Naiknya OTG, Termasuk PilkadaIlustrasi. APD belum tersedia tim Puskesmas Penajam gunakan jas hujan untuk melindungi diri corona (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Sementara, Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhilah menjelaskan, berdasarkan data, selain perawat yang bertugas di rumah sakit, para petugas kesehatan (perawat) yang bertugas di Puskesmas merupakan yang gugur terbanyak kedua.

Hal ini, kata Harif, menandakan Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama masih memiliki perlindungan yang kurang memadai bagi tenaga kesehatan.

"Kami berharap pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan dinas kesehatan daerah setempat yang bertanggung jawab terhadap pelayanan puskesmas, juga meningkatkan perlindungan di fasilitas kesehatan tersebut, dengan menyediakan Alat Pelindung Diri (APD), dengan jumlah yang memadai serta perlengkapan fasilitas lainnya untuk mengatasi jumlah lonjakan pasien COVID-19 yang saat ini banyak terjadi di hampir semua wilayah di Indonesia," ujar dia.

Baca Juga: Mengharapkan Vaksin, Nakes Ini Cerita Perjuangannya Hadapi Pandemik

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya